Sistem pengendalian internal persahaan pada umumya dirancang untuk memberikan jaminan yang memaai bahwa aktiva perusahaan telah diamankan secar tepat dan bahwa catatan akuntansi dapat diandalkan. Pada dasrnya, konsepn jaminan yang memadai ini sangat terkait langsung dengan sebuah asumsi yang mengatakan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk mebentuk/menrapkan prosedur pengendalian seharusnya jangan samapai melebihi manfaat yang diperkirakan akan timbul / dihasilkan dari pelaksanaan prosedur pengendalian tersebut. Faktor manusia adalah factor yang sangat penting sekali dalam setiap pelaksanaan sistem pengendalian internal. Sebuah sistem pengendalian yang baik akan dapat menjadi tidak efektif oleh adanya karyawan yang kelelahan, ceroboh, atau bersikap acuh tak acuh. Demikian jug halnya dengan kolusi, dimana kolusi ini akan dapat secara signifikan mengurangi keefektifan sebuah sistem dan mengeliminasi proteksi yang ditawarkan dari pemisahan tugas. Belum lagi adanya sebuah pandangan umum yang mengatakan bahwa pada prinsipnya di dunia ini tidak ada sesuatu yang begitu sempurna, termasuk sistem pngendalian internal yang dijalankan perusahaan. Terakhir, ukuran perusahaan juga akan dapat memicu keterbatasan pengendalian internal. Dalam perusahaan berskala kecil, sebagai contoh, mungkin akan sangat sulit untuk menerapkan pemisahan tugas atau memberikan pengecekan independen / verifikasi internal, mengingat satu karyawan mungkin saja dapat merangkap mengerjakan beberapa pekerjaan yang berbeda sekaligus.
KETERBATASAN PENGENDALIAN INTERNAL |
KOMENTAR