Langkah pertama yang saya lakukan untuk mendapatkan beasiswa kuliah s1 di luar negeri adalah mulai mencari informasi tentang universitas luar negeri y
Langkah
pertama yang saya lakukan untuk mendapatkan beasiswa kuliah S1 di luar negeri adalah mulai mencari informasi tentang
universitas luar negeri yang memberikan beasiswa kuliah S1 luar negeri full.
Berburu Beasiswa Kuliah S1 Luar Negeri Full - Jujur, sekitar 5-6 tahun yang lalu tidak terlalu banyak universitas yang memberikan beasiswa kuliah S1. Kebanyakan dari mereka memberikan beasiswa untuk program S2 dan S3, ya wajar saja karena biasanya tidak banyak kontribusi yang bisa diberikan oleh mahasiswa S1.
Setelah mencari sana sini, ternyata ada tiga universitas top luar negeri yang saat itu menawarkan beasiswa kuliah S1, yaitu Nanyang Technological University (NTU) dan National University of Singapore (NUS) di Singapura, serta University of Technology Petronas (UTP) di Malaysia. Impian utama saya adalah masuk NTU jurusan bisnis, selanjutnya antara NUS atau UTP, juga jurusan bisnis.
Beasiswa S1 Luar Negeri
Saya kemudian membuat daftar dari ketiga universitas tersebut tentang persyaratan apa saja yang dibutuhkan untuk beasiswa S1 luar negeri, dan lain-lain. Saya ingat betul tes pertama beasiswa S1 luar negeri diadakan oleh NUS di Kedutaan Besar Singapura di Jakarta. Namun hasilnya gagal, karena soal-soal yang diuji cukup berat, persiapan kurang matang dan lawan-lawannya kebanyakan muka-muka anak Olimpiade, hahaha.. Oke kita ambil pelajaran dari kegagalan tes beasiswa S1 luar negeri ini.
Kemudian, tes kedua beasiswa s1 luar negeri diadakan NTU. FYI, untuk ikut tes masuk beasiswa S1 luar negerinya saja sulit, karena yang daftar di beasiswa S1 luar negeri ribuan dan mereka hanya melihat nilai rapor sebagai tiket masuk. Bagi saya yang bersekolah di tempat yang agak "pelit nilai", kemungkinan besar akan menemui hambatan, karena di IC, untuk mendapatkan nilai 6 atau 7 itu cukup menantang, kalau tidak bisa dibilang susah.
Ternyata terbukti. Dalam daftar nama yang dikeluarkan NTU untuk mengikuti tes seleksi awal beasiswa S1 luar negeri, nama saya tidak ada. Saya langsung lemas! Tapi menariknya, dalam hati kecil muncul keyakinan pasti bisa ikut tes beasiswa kuliah S1 luar negeri ini! Ya masa belum berperang sudah kalah duluan? Kalau nanti setelah tes beasiswa kuliah S1 luar negeri dinyatakan tidak lulus ya nggak apa-apa. At least, I've tried my best!
Beasiswa S1 Luar Negeri Full
Saya kemudian mencari informasi siapa perwakilan resmi beasiswa S1 luar negeri full NTU di Indonesia. Dari informasi beberapa teman, semua menyebut satu nama anggap saja namanya Mr. X. Perjuangan mencari Mr. X ini juga luar biasa. Saya dengan ayah mencari Mr. X ini sampai malam. Akhirnya, setelah seharian mencari, ketemu juga. Kemudian, di rumah beliau saya menjelaskan masalah yang dihadapi, yaitu tentang berbedanya standar penilaian sekolah.
Setelah melihat kondisi dokumentasi (rapor, CV, dan lain-lain), Mr. X bilang, "OK Assad, menurut saya kamu layak ikut tes seleksi awal. NTU menyeleksi ribuan calon mahasiswa/i, jadi mungkin saja terlewa. Solusinya, kamu tulis email langsung ke Dean NTU dan sertakan semua dokumen ini, nanti saya akan bantu tulis email juga ke Dean."
Seketika harapan kembali muncul. Allah SWT kembali membuka jalan untuk beasiswa S1 luar negeri full. Saya langsung kirim email ke Dean NTU seperti yang disarankan, dan beberapa hari kemudian ada balasan email dari Dean yang isinya saya boleh mengikuti tes beasiswa S1 luar negeri full!! Wow!! Perasaan saat itu tidak bisa digambarkan, rasanya kaki mau copot.
Beasiswa S1 Luar Negeri Full Tanpa TOEFL
Saya langsung mempersiapkan diri sebaik mungkin mengikuti tes beasiswa S1 Luar negeri Full Tanpa TOEFL. Meskipun di IC tidak diberikan persiapan untuk itu, tapi tidak masalah, saya tetap belajar dengan waktu yang tersisa. Akhirnya waktu tes beasiswa S1 Luar Negeri Full tanpa TOEFL pun tiba. Kalau ngikutin perasaan sih kayanya bisa ngerjain semua soal beasiswa S1 luar negeri full tanpa TOEFL meskipun agak susah.
Ternyata oh ternyata, saat hasilnya keluar, saya tidak lolos beasiswa S1 luar negeri full tanpa TOEFL! Sangat sedih dan kecewa. Karena NTU ini merupakan beasiswa S1 luar negeri full tanpa TOEFL impian utama saya. Beberapa hari saya murung dan hilang nafsu makan, hehe. Namun saya sadar tidak boleh terlalu larut dalam kesedihan. Saya sudah memberikan usaha terbaik meskipun hasil akhir tidak sesuai keinginan. Allah SWT., telah memutuskan bahwa beasiswa S1 luar negeri full tanpa TOEFL NTU bukan tempat terbaik bagi saya. I habe to accept it. Period.
Saya kemudian bangkit dan menatap peluang ketiga, yaitu beasiswa S1 luar negeri full tanpa TOEFL UTP! Genderang perang kembali ditabuh. Saya mengurus dokumen dan berbagai persyaratan yang diminta untuk beasiswa S1 luar negeri full tanpa TOEFL. Setelah mengirim aplikasi dan menunggu pengumuman, nama saya masuk dalam daftar untuk mengikuti tes seleksi awal beasiswa S1 luar negeri full tanpa TOEFL yang diadakan di kantor perwakilan Petronas di Indonesia. Dari IC ada 7 orang yang ikut tes beasiswa S1 luar negeri full tanpa TOEFL. Kata orang yang mengurus beasiswa S1 luar negeri full tanpa TOEFL ini, pelamar untuk beasiswa S1 luar negeri tanpa TOEFL ini ada sekitar 1000 orang. Seleksi beasiswa S1 luar negeri full tanpa TOEFL kemudian mengerucut menjadi 60 orang, lalu terakhir dipilih 7 orang dari Indonesia.
Beasiswa Luar Negeri S1
Setelah mengikuti serangkaian tes beasiswa luar negeri S1 yang diberikan dan juga wawancara yang dilakukan, Alhamdulillah nama saya masuk di antara 7 orang tersebut! Saya mendapatkan beasiswa luar negeri S1 penuh di UTP dengan jurusan yang diinginkan, Busiess Information System. I'm so happy! Setelah 2 kali gagal, akhirnya dapet juga beasiswa luar negeri S1. Mungkin inilah tempat beasiswa luar negeri S1 terbaik yang telah ditentukan oleh Allah SWT.
Dan ternyata memang benar, Dia selalu tahu mana yang terbaik untuk hamba-hambanya. Saya menganggap dulu beasiswa kuliah luar negeri S1 di NTU adalah impian utama dan UTP hanya pilihan kedua. Namun sekarang penilaian beasiswa luar negeri S1 berubah dan sangat bersyukur bisa kuliah di UTP. Begitu banyak kesempatan dan hal-hal baik yang saya dapatkan selama di UTP yang mungkin tidak akan didapatkan jika kuliah di tempat lain.
Puncaknya, saya mengakhiri studi 3,5 tahun dengan membawa nama baik Indonesia dengan mendapatkan triple awards saat kelulusan: "Reactor's Gold Award 2009 for Business Information Systems", dan "Chancellor Award for The Best Graduate for the Class of 2009" (penghargaan tertingi di UTP yang diberikan langsung oleh mantan Perdana Menteri Malaysia, Tun Dr. Mahathir Mohamad).
Assad, Muhammad. 2011. Notes From Qatar Limited Edition. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
KOMENTAR