Beberapa teman selama ini mengatakan bahwa mereka melihat saya sepertinya cukup mudah mendapatkan beasiswa, padahal tidak demikian.
Beberapa teman selama ini mengatakan bahwa mereka melihat saya sepertinya cukup mudah mendapatkan beasiswa, padahal tidak demikian.
3P's Secret for Scholarship Hunter - Kalau ada yang bilang mendapatkan beasiswa mudah itu bohong. Life is tough. Perasaan kecewa, sedih, di bawah tekanan, dan bahagia semua pernah saya alami dalam prosesnya.
Kalau ditanya apa rahasianya saya sendiri tidak punya resep khusus. Tapi yang pasti, sikap dan tindakan kita sangat berpengaruh. Setelah menganalisis kembali masa-masa sewaktu mengejar beasiswa, saya merangkum rahasia tersebut dalam singkatan 3P's (Positive, Persistence, dan Pray). Berikut adalah cerita saat dulu mengejar beasiswa S1 dan S2.
Berburu Beasiswa Kuliah S1
Dulu saya sekolah di SMU Insan Cendekia (IC), Serpong. IC merupakan sekolah berasrama unggulan yang didirikan oleh mantan Presiden RI, Prof. Dr. BJ Habibie. Sebenarnya bukan SMU namanya, tapi MAN alias Madrasah Aliyah Negeri. Jadi saya ini lulusan madrasah lho hehehe. But I'm proud of it!
Sewaktu lulus MAN, impian saya adalah melanjutkan kuliah ke luar negeri dengan beasiswa kuliah S1 penuh! Papa selalu meyakinkan bahwa saya pasti mampu mendapatkan beasiswa kuliah S1, asalkan dengan persiapan yang baik dan matang. Beliau sering berkata, "success is when preparation meets the opportunity."
Bukan berarti dengan berniat kuliah di luar negeri, saya meremehkan pendidikan di dalam negeri. Tapi saya berpendapat kuliah di luar akan memberikan suatu wawasan yang baru, segar, dan berbeda dibanding di dalam negeri. Selain itu, hal utama yang menjadi semangat saya mengejar beasiswa kuliah S1 adalah keinginan untuk tidak membebani orangtua lagi.
Berburu Beasiswa Kuliah S2
Berburu beasiswa kuliah S2 lebih seru ceritanya! Satu semester menjelang kelulusan di UTP, saya sudah mulai memikirkan apa rencana ke depan. Sudah ada sekitar 2-3 perusahaan yang menawarkan bekerja, tapi saya tidak mau dan menolak tawaran tersebut karena ingin lanjut kuliah S2.
Saya kembali memantapkan niat dan berpikir positif, Insya Allah pasti bisa dapat beasiswa kuliah untuk S2. Kali ini persiapannya lebih matang dan terencana. Saya membuat daftar universitas mana saja di luar negeri yang memberikan beasiswa kuliah S2, kemudian mempersiapkan segala persyaratan dari tiap universitas, yang kemudian dimasukkan ke file yang berbeda. Jadi jika sewaktu-waktu membutuhkan dokumen dari universitas tersebut, saya sudah tahu harus membuka file yang mana.
Selanjutnya saya menyiapkan dua rencana: Plan A dan Plan B. Dalam Plan A terdapat 10 Universitas yang menjadi tujuan utama untuk mendapatkan beasiswa kuliah S2. Selanjutnya di plan B ada 5 universitas yang menjadi tujuan kedua beasiswa kuliah S2. Ke-15 universitas beasiswa kuliah S2 tersebut tersebar di berbagai negara, dari Singapura, Australia, Amerika Serikat, Inggris, hingga Qatar.
Nilai 3P's
Positive
Setelah membaca cerita di atas ada satu persamaan saat pertama kali saya menginginkan beasiswa, yaitu berpikir positif! Ini adalah modal dasar yang paling utama. Sikap pertama kali yang harus ditanamkan dan dibangun adalah yakin pasti bisa! Bukankah Allah SWT., sendiri yang bilang bahwa "Aku adalah seperti apa yang hamba-hamba-Ku sangkakan kepada-Ku". Jadi semua bergantung dan berawal dari pikiran kita. Niat yang positif akan membuat langkah kita selanjutnya menjadi positif juga.
Saat mencari beasiswa S1 dan S2, yang ada di otak saya pertama kali adalah, "saya pasti bisa, saya pasti bisa, saya pasti bisa!" Sugesti yang terus-menerus diucapkan ini lama kelamaan menjadi suatu semangat dan berubah menjadi tindakan positif yang mengarah kepada tujuan yang kita mau. Karena jika awalnya saja tidak yakin, bagaimana kita akan melangkah lebih jauh?
Berpikir positif bukan hanya saat diawal, nmaun hingga tujuan tercapai. Misalkan dalam perjalanan terjadi hal-hal yang di luar keinginan kita, jangan langsung berpikiran buruk kepada Allah SWT. Seperti saat saya ditolak dua kali oleh NTU dan NUS, saya tidak langsung berpikiran buruk kepada Allah, karena yakin Dia Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-hamba-Nya, sedangkan saya tidak.
"Boleh jadi engkau membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi engkau menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah [2]: 216)
Persistence
Nilai kedua adalah Persistence, atau terus menerus berusaha dan tidak menyerah. Nelson Mandela, mantan Presiden Afrika Selatan pernah mengatakan, "The greatest glory in living lies not in never falling, but in rising every time we fall." Inilah yang disebut persistence, atau seperti bulldozer yang terus bergerak sampai tujuan mendapatkan beasiswa tercapai. Kalo gagal, coba lagi. Gagal, coba lagi!
Sewaktu mengejar beasiswa S1, dua kali saya mengalami penolakan, bahkan sempat stres dan tertekan karena takut tidak bisa kuliah! Tapi kemudian saya bangkit lagi dan terus mengejar, hingga akhirnya Allah SWT membukakan jalannya. Sama kasusnya saat mengejar beasiswa S2. Dari 10 universitas di Plan A, 6 menolak. Tapi tidak lantas menjadikan saya jatuh dan patah semangat. Justru sebaliknya, menjadi bensin untuk membakar semangat sampai tujuan tercapai.
Saya sependapat dengan apa yang disampaikan oleh mantan PM Inggris, Sir Winston Churchill, "Success is going from one failure to another failure without losing enthusiasm." Saya rasa ini sangat relevan dan berlaku di mana saja, bukan hanya dalam berburu beasiswa. Thomas Alfa Edison pun baru berhasil menemukan lampu di percobannya yang ke 1000! Coba bayangkan kalau di percobaan ke-999 dia sudah menyerah, bisa jadi kita masih hidup dalam kegelapan hingga sekarang ini.
Pray
"(Dan) Tuhanmu berfirman: 'Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan bagimu." (QS. Ghafir [40]: 60)
Doa adalah senjata orang beriman. Bahkan dalam salah satu hadits disebutkan bahwa doa adalah otak/pangkalnya ibadah. Ada sebuah pepatah yang mengatakan, "Doa tanpa usaha adalah bohong dan usaha tanpa doa adalah sombong." Maksudnya, jika ingin sesuatu tapi tidak berusaha, ya mustahil. Tidak ada yang jatuh dari langit secara cuma-cuma. Istilahnya, "no free lunch, man!"
Sebaliknya, jika berusaha saja tanpa berdoa kepada Sang Pencipta, maka itu suatu kesombongan. Karena seluruh alam semesta ini adalah milik-Nya. Sehelai daun jatuh pun atas izin-Nya, apalagi untuk mendapatkan beasiswa! Kalaupun misalkan kita merasa berhasil mendapatkan sesuatu tanpa pertolongan Allah SWT maka percayalah bahwa hasil yang diperoleh tidak akan membawa berkah.
Kesombongan hanya boleh dimiliki oleh Allah SWT. Orang yang tidak mau berdoa adalah orang yang sombong dan Allah SWT murka kepadanya. Rasulullah SAW bersabda, "Siapa saja yang tidak mau memohon (sesuatu) kepada Allah, maka Allah murka kepadanya." (HR Tirmidzi)
Jadi, setelah semua usaha dikerahkan untuk mengejar beasiswa, maka sekarang waktunya kita bertawakkal dan berdoa kepada Sang Maha Penguasa. Selain itu, "Pray" di sini juga bisa bermakna melakukan ibadah lain sebagai pendukung. Ada 3 ibadah tambahan sakti yang saya anjurkan untuk dilakukan: shalat tahajud, shalat dhuha, dan sedekah! Ketiganya adalah jalan tol menuju kesuksesan dalam bidang apa pun. Itu juga yang saya lakukan di saat mengejar beasiswa S1 dan S2.
Ada satu cerita menarik tentang kekuatan berdoa, dan saya yakin betul kejadian ini tak mungkin bisa terjadi tanpa campur tangan Allah SWT. Jadi ceritanya, setelah saya lulus dari UTP, saya bersilaturahmi ke kantor Petronas di Jakarta dan menemui orang yang dulu mengurus aplikasi beasiswa saya yang bernama Mba Ratna. Mba Ratna lalu bercerita dan membuka rahasia kalau ternyata dulu aplikasi beasiswa saya pernah ditolak sampai 3 KALI untuk ikut seleksi awal UTP! Hahaha...
Manajer Petronas saat itu melihat nilai rapor saya "jelek" dan langsung mencoret dari seleksi awal. Tapi Mba Ratna terus meyakinkan sang manajer agar memasukkan nama saya ke dalam tes seleksi awal. Kata Mba Ratna, "Di tes aja dulu Pak ni anak! Kalau emang ga lolos ya udah."
Alhamdulillah, akhirnya saya diizinkan untuk ikut tes seleksi awal UTP dan saya dapat membuktikan kepada sang manager dan juga Mba Ratna atas kepercayaannya. Saya membayar kepercayaan tersebut dengan memberikan hasil yang terbaik saat lulus dari UTP. Sang manager itu pun tersenyum saat mengetahui berita tersebut dan mengatakan, "I have made a right decision then!"
Sebagai penutup, saya ingin meyakinkan teman-teman bahwa setiap orang pasti bisa mendapatkan beasiswa, asalkan benar-benar berusaha dan selalu gunakan siklus ini hingga tujuan tercapai: Ikhtiar - Tawakkal - Doa. Ikhtiar adalah usaha maksimal kita sampai bener-bener mentok tok tok. Tawakkal adalah penyerahan diri kita kepada Sang Penguasa. Doa adalah bentuk kehambaan kita yang merasa lemah dan tak mampu berbuat banyak tanpa pertolongan Allah SWT.
Assad, Muhammad. 2011. Notes From Qatar Limited Edition. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
KOMENTAR