Masih ingat cerita "Pengalaman Tentang Dahsyatnya Bersedekah!!" Saya mendapat tiket pertandingan sepak bola VVIP Brazil-Inggris gratis seharga 1,5 jut
Masih ingat cerita "Pengalaman Tentang Dahsyatnya Bersedekah!!" Saya mendapat tiket pertandingan sepak bola VVIP Brazil-Inggris gratis seharga 1,5 juta, dan bisa makan buffet sewaktu jeda. Saya mendapatkan hikmah yang sangat besar dari sedekah dan berpikir positif (husnudzan) kepada Allah.
Business Class Qatar Airways For Free - Kali ini ada cerita lagi yang sangat menarik dan agak tidak masuk akal hehehe, sampai saya sendiri bertanya dalam hati, "kok bisa ya?" Lagi lagi mengenai dahsyatnya sedekah dan berpikiran positif kepada Sang Maha Pencipta. Seperti apa ceritanya?
Pada bulan Febuari 2010, saya balik ke tanah air karena kakak akan menikah. Sebetulnya pada bulan Januari saya baru liburan 2 minggu di Indonesia, jadi agak males balik lagi sebenarnya. Tapi, karena momennya menikah, akhirnya saya memutuskan untuk pulang lagi.
Pada hari H, tanggal 10 Febuari, setelah selesai kuliah, sekitar jam 8 malam saya berangkat menuju Doha International Air-port. Di sana, ya seperti normalnya orang mau naik pesawat, check-in di counter, ngasih passport dan e-number flight ticket, lalu masukin koper ke bagasi, dan dapet boarding pass. Setelah saya lihat, kursinya nomor 32F. Well, it is not good place. Karena posisi tempat duduknya bukan di aisle.
Ya, saya emang suka posisi aisle atau di pinggir, karena lebih leluasa untuk keluar masuk dan pergi ke toilet hehe... Saya baru sadar nomor kuris bukan di aisle setelah meninggalkan counter, jadi ya sudah lah dan saya lanjut jalan menuju imigrasi, lihat-lihat di duty free, terus duduk manis di ruang tunggu menunggu kedatangan pesawat Qatar Airways. Ther is nothing special up to this point.
Kemudian pengumuman terdengar bahwa penumpang Qatar Airways jurusan Jakarta diharapkan segera memasuki pesawat. Saya pun langsung menuju boarding pass counter. Kemudian kasih boarding pass ke petugasnya, dia ngetik-ngetik. Karena cukup lama nunggu dia ngetik, ya saya ajak ngobrol lah itu mbak-mbak arabnya. Kurang lebih terjadilah percakapan seperti ini:
Saya: "Hi, how are you doing? Is the flight full?" -basa basi dulu nanya kabar
Mbak: "I am good, yes it is full."
Saya: "Hmm ok.... well, can I change my seat, please?" -maksudnya mau pindah posisi dari tengah ke aisle
Mbak: "Yess, I move your place from Economy Class to Business Class"
Saya: "Are you kidding?" No, I mean I want to change my seat to aisle"
Mbak: "Well, I gave moved you to Business Class. You don't want?"
Saya: "Of course I want!" -agak nggak percaya tapi seneng juga hehehe
Mbak: "Yess! Now your seat is 5E" -sambil ganti nomor di boarding pass
Saya: "Thanks so much! Jazakallah khair (semoga Allah membalas kebaikanmu)"
Seneng abis, ya saya cuma bayar kelas ekonomi biasa, tapi dapet business class, dan langsung terbayang gimana enaknya nanti di pesawat, kursi besarnya yang bisa tiduran persis lurus 180 derajat, makanan dan minumannya (I love eating!) dan yang pasti kenyamanannya. Perjalanan Doha-Jakarta yang sekitar 8 jam pun pasti akan terasa cepat. Tapi kemudian saya berpikir, kok ini bisa terjadi kepada saya?
Ada lebih dari 300 penumpang di pesawat, tapi kenapa saya yang dipindah ke business class, yang cuma berkapasitas untuk 15 orang? Mungkin beberapa orang menyebut ini suatu kebetulan, ya namanya juga pesawat lagi penuh, jadi wajar lah beberapa orang dipindahin ke business class. Iya benar. Tapi kenapa saya yang ada di kursi nomor 32? Kenapa bukan orang yang ada di urutan nomor 6,7,8, dan seterusnya yang nomor urut langsung setelah business class?
Saya selalu yakin bahwa setiap kejadian yang terjadi di dunia ini bukanlah kebetulan tapi ada Sang Maha Pengatur yang mengatur ini semua. Kalau memang yang terjadi di dunia ini semua hanya kebetulan, lalu kenapa sudah ribuan tahun matahari tidak pernah secara kebetulan terbit di barat dan terbenam di timur? Atau kenapa tidak pernah secara kebetulan bulan muncul di siang hari dan matahari bersinar di malam hari?
Al-Qur'an sudah menjelaskan: "Dan kunci-kunci semua yang ghaib ada pada-nya; tidak ada yang mengetahui selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau kering, yang tidak tertulis dalam kitab yang nyata (Lauful Mahfuz)." (QS. AL-An'am [6]: 59)
Jelas sekali bahwa semua yang terjadi di dunia ini tidak ada yang serba kebetulan. Bahkan, sehelai daun yang akan jatuh ke tanah pun atas izin dari-Nya. Setelah itu saya merenung dan berpikir, what have I done today so I can get business class? Tidak lama kemudian teringat, bahwa sorenya, saat masih di kampus sebelum berangkat ke Airport, saya bertemu dengan seorang janitor di masjid yang bernama Abdul Shamad dari Sri Langka.
Setelah shalat Isya, saya menyempatkan ngobrol dengan beliau, menanyakan kabar, anak ada berapa, sebulan penghasilan berapa, cukup atau nggak untuk membiayai keluarga, dan sebagainya, lalu saya berikan dia sedekah 60 QR, atau kalo di kurs rupiahkan itu sekitar Rp180.000 (QR 1 = Rp 3.000). Saya kemudian berpikir, mungkin karena ini sekarang saya bisa mendapatkan kursi business class.
Kalau dihitung secara nominal, mungkin akan membuat kita terkaget-kaget. Jadi harga tiket normal PP Qatar-Indonesia itu sekitar Rp 8juta, dan harga tiket business class itu sekitar Rp18 juta. Jadi kalau dihitung secara kasar, berarti 180 ribu yang saya sedekahkan itu menjadi 18 juta! Atau berkembang menjadi 100 kali lipat!
Oke lah, 18 juta itu tiket PP, dan ini hanya one-way Doha-Jakarta saja. Berarti dipotong setengahnya menjadi 50 kali lipat. Ini membuktikan kebenaran janji Allah SWT., bahwa segala perbuatan baik, termasuk bersedekah, akan diganjar minimal 10 kali lipat. "Barangsiapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya. Dan barangsiapa berbuat kejahatan dibalas seimbang dengan kejahatannya. Mereka sedikit pun tidak dirugikan (dizalimi)." (QS. Al-An'am [6]: 160)
Wait! Cerita belum selesai...
Pernikahan kakak saya Alhamdulillah lancar, dan tepat pada tanggal 18 Febuari harus balik lagi ke Qatar. Waktu di Airport pas check in, sempet juga menghayal, "enak kali ya kalo bisa dapet business class lagi." Akhirnya saya langsung pura-pura nanya, "Mbak, pesawatnya full nggak penumpangnya? Bisa pindah ke business class?" Berharap pesawat full dan saya bisa pindah ke business classs.
Sang mbak menjawab, "Ga penuh mas, masih ada sisa 77 kursi kosong! Jadi nggak bisa pindah." Dalam hati saya, ya sudah deh emang bukan rezekinya kali ini, tapi tetep positive thingking aja Insya Allah dapet business class lagi, gak tau kenapa bisa yakin gitu. Setelah itu ya sudah saya duduk-duduk nunggu pesawat sambil makan tekwan bareng keluarga.
Waktu makan, Mama sempet nanya, "gimana dapet business class lagi nggak?" saya jawab, "nggak mom... dapet tiket normal kali ini hehehe..." kemudian mama membalas, "mama doain nanti pas di dalem dituker lagi ke business class ya..." langsung saya jawab, "Aamiiin Yaa Rabbal 'Aaalamiiin..."
Oke, boarding call sudah memanggil, pesawat QR 671 akan lepas landas. Setelah melewati imigrasi, saya menuju check-in counter kedua sebelum masuk pesawat. Saya kasih boarding passs, dan tidak ada yang spesial. Tiket cuma dirobek dan dikembalikan yang kecil. Kemudian saya duduk di ruang tunggu sambil baca buku. Pesawat menurut jadwal akan berangkat jam 11.30, tapi sudah sampai jam 11.40 belum ada panggilan.
Kemudian sekitar jam 11.50 ada beberapa nama yang dipanggil ke counter dan saya termasuk. Ya sudah saya datang dan petugas minta boarding pass, dia bilang ada sedikit penyesuaian tempat duduk. Kemudian tidak lama tiket saya dituker, ya saya pikir paling ganti nomor aja ke samping atau ke mana. Saya ambil tiketnya tanpa dilihat dan langsung dimasukkan ke kantong, lalu duduk lagi. Pas duduk iseng-iseng saya lihat lagi tiketnya karena penasaran ke kursi nomor berapa pindahnya.
Saya sangat kaget ternyata nomor kursi boarding pass yang baru adalah 3F!!! It's business class again! Karena kursi nomor 1-5 itu memang untuk business class. Dan setelah saya teliti lagi memang benar di bagian atas tiket itu memang tulisannya "Business Class", jadi sudah betul lah memang saya dapet tiket business class.
Langsung saya ketawa sambil mengucap Alhamdulillah... saya juga nggak tahu kenapa bisa ketawa, mungkin bener-bener spechless dengan kejadian yang baru saya alami. Orang-orang di sekitar pada ngeliatin dan beberapa melihat dengan pandangan dengan aneh kenapa nih orang tiba-tiba ketawa sendiri.
I am totally spechless! Coba bayangkan bagaimana bisa tiket perjalanan PP Doha-jakarta saya dapat business class di dua penerbangan? Padahal saya hanya membeli tiket ekonomi. Ini jelas bukan suatu kebetulan! Kalau di awal (Doha-Jakarta) mungkin bisa dibilang "agak" sedikit kebetulan karena memang kursi penumpangnya penuh jadi beberapa orang harus dipindah ke business class, dan Alhamdullah saya termasuk dalam golongan beberapa orang yang dipindahkan itu.
Tapi di penerbangan kedua, dari Jakarta ke Doha, bagaimana ceritanya saya diberikan kesempatan kedua untuk menikmati kembali kursi business class di saat masih tersisa 77 kursi kosong? Ada yang masih bilang ini suatu kebetulan? I doubt it.
Akhirnya, karena mendapatkan business class, saya kembali mendapatkan kenyamanan yang sama seperti di saat berangkat. Luar biasa! Berarti kalau kita kembali ke hitungan matematika di awal, sekarang saya benar-benar mendapatkan balasan kontan 100 kali lipat dari sedekah yang dilakukan! Inilah matematika sedekah.
Tidak ada sedikit pun maksud dari saya untuk riya dengan sedekah yang dilakukan. Apalah arti duit Qr 60 jika dibandingkan kekayaan Allah di seluruh langit dan bumi? Cerita ini hanya semangat berbagi yang ingin saya ceritakan kepada teman-teman semua agar selalu bersedekah dan berpikiran positif kepada Allah SWT.
Demi Allah, yang jiwaku ada di genggaman-Nya, tidak akan berkurang sedikit pun harta yang kita sedekahkan, tapi yang ada malah terus bertambah dan bertambah dan semakin berkah!
Jumlah wanita di Qatar hanya 1/4 dari total populasi.
Assad, Muhammad. 2011. Notes From Qatar Limited Edition. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
KOMENTAR