|
TAHAP PENYESUAIAN DALAM AKUNTANSI |
Konsep Penandingan
Apabila
dasar pencatatan akuntansi yang digunakan adalah cash basis maka
pendapatan dan beban akan dilaporkan dalam laporan laba rugi (income
statement) dalam periode dimana uang kas diterima (untuk pendapatan) atau
uang kas dibayarkan (untuk beban). Jadi dapat disimpulkan disini bahwa
transaksi pendapatan dan beban yang akan dilaporkan dalam laporan laba rugi
adalah transaksi-transaksi yang secara nyata melibatkan arus uang kas masuk
(untuk pendapatan) ataupun arus uang kas keluar (untuk beban). Besarnya
pendapatan bersih (net income) atau rugi bersih (net loss) yang
dihasilkan dari selisih antara pendapatan atau jumlah uang bersih uang kas yang
dikeluarkan.
Sedangkan
apabila dasar pencatatan akuntansi yang digunakan adalah accural basis,
maka baik untuk pendapatan maupun beban akan dilaporkan dalam laporan laba rugi
dalam periode dimana pendapatan dan beban tersebut terjadi, tanpa memerhatikan
arus uang kas masuk ataupuan arus uang kas keluar.
Dasar
pencatatan cash basis pada umumnya masih diterapkan pada
perusahaan-perusahaan yang tergolong kecil, dimana kepemilikan modalnya hanya
dimiliki oleh saru atau beberapa orang saja. Sedangkan untuk
perusahaan-perusahaan yang tergolong menengah ke atas, khususnya untuk
perusahaan-perusahaan yagn modalnya dimiliki oleh banya investor, diharuskan
oleh perinsip-perinsip akuntasni yang berlaku umum untuk menerapkan accural
basis sebagai dasar pencatatan akuntasinya bahwa penerapan dasar akural
diharapkan bisa memberikan transparansi dan akuntabilitas laporan keuangan
kepada para investor selaku pemilik dana dana/modal.
Sifat Dan Proses Penyesuaian
Pada
akhir periode akuntansi, banyak saldo akun dalam buku besar yang dapat segera
dilaporkan, dalam laporan keuangan tanpa mengalami perubahan. Akan tetapi, ada
juga beberapa akun aygn perlu disesuaikan. Penyesuaian ini perlu dilakukan
dengan tujuan untuk memperbaharui (updating) data laporan keuangan agar
sesuai dengan konsep akural dan konsep penandingan yang berlaku dalam akuntasi.
Sebagai contoh adalah bahwa besarnya saldo perlengkapan yang mencerminkan :
harga pokok perlengkapan pada awal periode ditambah dengan harga pokok
perlengkapan yang diperoleh/dibeli sepanjang periode, haruslaah disesuaikan
dengan besarnya jumlah perlengkapan yang telah dipergunakan sepajang periode
untuk mengetahui saldo akhir perlengkapan yang masih tersisa. Contoh lainnya
adalah penyesuaian untuk akun beban gaji yang timbul atas jumlah gaji yang
belum dibayarkan tetapi bebeannya telah terjadi, akun piutang bunga dan akun
pendapatan bunga yang timbul atas jumlah bunga yang belum diterima uangnya
tetapi pendapatannya telah terjadi; akun beban dibayar dimuka; dan lain-lain.
Ayat
jurnal yang membuat saldo akun menjadi up
to date pada akhir periode akuntansi dinamakan adjusting jurnal entry. Setiap ayat juurnal penyesuiaan
sekurang-kurangnya akan mempengaruhi satu akun laporan rugi laba dan satu akun
neraca. Jadi, dalam ayat jurnal penyesuaian selalu melibatkan akun pendapatan
atau akun beban dan akun aktiva atau akun kewajiban.
Pada
perinsipnya ada empat item yang memerlukan penyesuaian, yakni beban
yang masih harus dibayar/beban akural/utang akural, pendapatan yang masih harus diterima/pendapatan akural/piutang akural,
beban yang ditanggguhkan atau biaya
dibayar dimuka dan pendapatan yang
ditangguhkan atau pendapatan diterima dimuka.
Accured Expenses / Acccured Liabilities
Sepanjang periode, beban-beban tertentu mungkin
telah terjadi tetapi pembayarannya belum dilakukan sampai periode berikutnya.
Pada akhir priode akuntansi adalah perlu untuk menentukan dan mencatat
beban-beban yang telah terjadi ini meskipun belum dibayarkan. Dalam pencatatan
beban/utang akural ini, akun beban disebet dan akun utang di kredit.
Contoh ayat jurnal penyesuian untuk mencatat accured
expense or accured liability adalah sebagai berikut:
Dr. Beban Upah
xxx
Kr.
Hutang Upah
Dr. Beban Bunga
xxx
Kr.
Hutang Bunga
Misalkan:
1. Perusahaan membayar upah karyawan pada setiap hari
sabtu, di mana pembayaran upah terakhir untuk tahun 2008 ini jatuh pada tanggal
27 Desember 2008 (hari Sabtu). Periode akuntansi (pembukuan) perusahaan
berakhir tanggal 31 Desember 2008. Perusahaan menetapkan jumlah hari kerja
dalam seminggu adalah sebanyak 6 hari, yaitu mulai dari hari Senin hingga
Sabtu. Besarnya total upah karyawan yang dibayarkan untuk setiap 6 hari kerja
adalah Rp 20juta.
Berdasarkan pencatatan secara accural
basis, upah karyawan selama 3 hari yaitu untuk tanggal 29 Desember 2008
(Senin), 30 Desember 2008 (Selasa), dan tanggal 31 Desember 2008 (Rabu),
haruslah diakui sebagai bagian dari beban upah karyawan tahun 2008, meskipun
pemabayarannya baru akan dilakukan lagi pada hari Sabtu pertama di tahun 2009
nanti. Ayat jurnal penyesuaian perlu dibuat pada tanggal 31 Desember 2008
adalah:
Dr. Beban Upah
3/6 x Rp 20juta = Rp
10 juta
Kr.
Hutang Upah
2. Pada tanggal 1 September 2008, perusahaan memperoleh pinjaman uang
dari Bank senilai Rp 100juta. Pinjaman ini berjangka waktu 6 bulan, beserta
bunganya pada saat pinjaman tersebut jatuh tempo, yaitu tepatnya pada tanggal 1
Maret 2009. Besarnya tingkat suku bunga pinjaman yang disepakati bersama adalah
9% per tahun. Periode akuntansi (pembukuan) perusahaan berakhir pada tanggal 31
Desember 2008. berdasarkan pencatatan secara accural basis, bunga
pinjaman selama 4 bulan (September, Oktober, November, dan Desember) yang sudah
terjadi (berlangsung) di tahun 2008 haruslah diakui sebagai beban tahun 2008,
meskipun pembayarannya baru akan dilakukan pada tanggal 1 Maret 2009 nanti.
Ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibuat pada tanggal 31 Desember 2008 adalah:
Dr. Beban Bunga
4/12
x 9% x Rp 100 juta = Rp 3 juta
Kr. Hutang Bunga
Accured Revenues / Accured Assets
Sepanjang periode, pendapatan tertentu mungkin
telah terjadi tetapi penagihan kas belum dilakukan sampai pada periode
berikutnya. Pada akhir periode akuntansi adalah perlu untuk menentukan dan
mencatat pendapatan yang telah terjadi ini meskipun belum diterima uangnya.
Dalam pencatatan atas atas pendapatan akural ini, akun aktiva di debet dan akun
pandapatan di kredit.
Contoh ayat jurnal penyesuaian untuk mencatat accured
revenue or accured asset adalah sebagai berikut:
Dr. Piutang Bunga
xxx
Kr.
Pendapatan Bunga
Deferred Expenses / Prepaid Expenses
Sepanjang periode, pengeluaran-pengeluaran
tertentu (yang telah dibayarkan) dicatat pada pembukuan namun atas barang atau
jasa yang belum digunakan. Pada akhir periode akuntansi adalah perlu untuk
menentukan secara tepat mana bagian dari pengeluaran-pengeluaran tersebut yang
sudah dipakai/dimanfaatkan selama periode berjalan (yang telah menjadi beban)
dan mana bagian dari pengeluaran-pengeluaran tersebut yang akan
digunakan/ditangguhkan untuk periode berikutnya (defered expenses).
Untuk bagian dari pengeluaran-pengeluaran yang baru akan digunakan dalam
periode berikutnya memerlukan pengakuan sebagai aktiva (karena belum terpakai).
Metode
penyesuaian untuk prepaid expenses tergantung pada bagian mana
pengeluaran/pengeluaran tadi awalnya di catat di dalam akun.
Pengeluaran-pengeluaran mungkin awalnya telah dicatat sebesar debet ke akun
aktiva terlebih dahulu atau bisa juga langsung ke akun beban. Kedua
metode ini jika diterapkan secara konsisten akan menghasilkan nilai akhir yang
sama, jika kedua metode tersebut sama-sama benar/diperkenankan. Perusahaan akan
memilih salah satu dari kedua metode yang ada dan menerapkannya pada
masing-masing periode.
Mula-mula didebet ke akun aktiva
Jika
akun aktiva mula-mula didebet dalam ayat jurnal umum, maka ayat jurnal
penyesuaian (pada akhir periode akuntansi) mensyaratkan bahwa akun beban akan
di debet atas bagian dari jumlah pengeluaran yang telah terpakai selama periode
berjalan dan lawannya yaitu akun aktiva akan dikredit sebesar jumlah prepid
yang telah berkurang karena pemakaian. Akun aktiva yang masih tersisa dengan
saldo debet menunjukkan bagian dari jumlah pengeluaran di periode berjalan akan
dapat dipakai nanti pada periode mendatang. Sebagai contoh misalkan pada
tanggal 1 Januari 2008 perusahaan membayar dimuka premi asuransi sebesar $ 120
untuk masa pertanggungan 3 tahun. Jika pencatatan atas pembayaran premi
asuransi tersebut mula-mula diakui sebagai aktiva terlebih dahulu, dan periode
akuntansi (pembukuan) perusahaan diasumsikan berakhir tanggal 31 Desember 2008,
maka:
Dr. Asuransai Dibayar Dimuka
$ 120
Kr. Kas
Sedangkan ayat jurnal penyesuaian yang perlu
dibuat pada tanggal 31 Desember 2008 adalah:
Dr. Beban Asuransi
$
120 x 1/3 = $ 40
Kr.
Asuransi Dibayar Dimuka
Mula-mula didebet ke akun BEBAN
Jika
akun beban mula-mula didebet dalam ayat jurnal umum, maka ayat jurnal
penyesuaian (pada akhir periode akuntansi) mengharuskankan bahwa akun aktiva
akan di debet atas bagian dari jumlah pengeluaran yang belum terpakai selama
periode berjalan dan akun beban akan dikredit. Akun beban masih tersisa dengan
saldo debet menunjukkan bagian dari jumlah pengeluaran yang telah
dipakai/dimanfaatkan selama periode berjalan . sebagai contoh:idem diatas,
hanya saja pencatatan atas pembayaran premi asuransi tersebut mula-mula diakui
langsung sebagai beban.
Ayat jurnal umum yang dibuat pada tanggal 1
Januari 2008 (pada saat pembayaran dimuka) adalah:
Dr. Beban Asuransi
$
120
Kr.
Kas
Sedangkan ayat jurnal penyesuaian yang perlu
dibuat pada tanggal 31 Desember 2008 adalah:
Dr. Asuransi Dibayar Dimuka
$
120 x 2/3 = $ 80
Kr.
Beban Asuransi
Deferred revenues / Unearned Revenues
Pembayaran-pembayaran mungkin akan diterima dari pelanggan sebelum
dikirim atau sebelum jasa diberikan. Jumlah yang diterima di muka akan di catat
dengan mendebet akun aktiva (kas) dan kreditnya bisa dengan menggunakan dua
akun, yaitu langsung diakui sebagai akun pendapatan atau bisa juga terlebih
dahulu diakui sebagai akun hutang (pendapatan diterima di muka). Pada akhir
periode akuntansi adalah perlu untuk menentukan mana bagian dari jumlah
penerimaan tersebut yang benar-benar telah menjadi pendapatan untuk periode
berjalan dan mana bagian dari jumlah penerimaan tersebut (yang diterima di
peride berjalan) yang akan ditangguhkan sebagai pendapatan untuk periode
mendatang (deferred revenues). Metode penyesuaian untuk pendapatan yang
ditangguhkan tergantung pada apakjah penerimaan pendapatan atas barang yang
belum dikirim atay atas jasa yang belum diberikan pada awalnya dicatat sebesar
kredit ke akun pendapatan atau akun hutang.
Contoh umum dari pendapatan yang diterima di muka adalah:
penerimaan uang langganan majalah/surat kabar dari pelanggan, penerimaan di
muka atas uang sewa dari si penyewa, penerimaan uang dari hasil penjualan
tiket, penerimaan uang kuliah dari mahasiswa, dan lain sebagainya.
Sesungghunya, inti daripada unearned revenues adalah bahwa uang telah
diterima di muka, tetapi barang atau jasa belum diberikan. Majalah akan segera
dikirim jika uang telah diterima terlebih dahulu dari si pelanggan, si penyewa
rumah baru bisa menggunakan fasilitas rumah sewaannya setelah membayar terlebih
dahulu uang sewa kepada pemilik, uang hasil penjualan tiket diterima dahulu
sebelum pertunjukan berlangsung, dan seterusnya.
Mula-mula dikredit ke akun
Jika akun pendapatan mula-mula di kredit dalam ayat jurnal
umum, maka ayat jurnal penyesuaian (pada akhir periode akuntansi) mengharuskan
bahwa akun hutang akan dikredit sebesar bagian dari jumlah penerimaan yang
ditangguhkan sebagai pendapatan untuk periode mendatang dan akun pendapatan
akan didebet. Akun pendapatan lalu akan tersisa dengan saldo kredit yang menggambarkan
atau menunjukkan bagian dari jumlah penerimaan yang telah menjadi pendapatan
selama eriode berjalan. Sebagai contoh misalkan bahwa pada tanggal 1 Januari
2008, perusahaan menerima di muka pembayaran uang sewa ruangan yang tidak
terpakai dari si penyewa sebesar $ 120 untuk masa sewa selama 3 tahun. Jika
pencatatan atas penerimaan uang sewa di muka tersebut mula-mula langsung diakui
sebagai pendapatan, dan periode akuntansi (pembukuan) perusahaan diasumsikan
berakhir tanggal 31 Desember 2008, maka: akun yg dibuat pada tanggal 1 januari
2008 adalah:
Dr. Kas
Ø $ 120
Kr. Pendapatan Sewa
Sedangkan, ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibuat pada tanggal 31
Desember 2008 adalah:
Dr. Pendapatan Sewa
Ø $ 120 x 2/3 = $ 80
Kr. Pendapatan Sewa
Ditrerima di Muka
Mula-mula di kredit ke akun hutang (pendapatan diterima di muka)
Jika akun hutang mula-mula dikredit dalam ayat jurnal umum,
maka ayat jurnal penyesuaian (pada akhir periode akuntansi) mensyaratkan bahwa
akun pendapatan akan di kredit sebesar bagian dari jumlah penerimaan yang telah
menjadi pendapatan periode berjalan dan lawannya yaitu akun hutang akan di
debet. Akun hutang yang masih tersisa dengan saldo kredit menunjukkan bagian
dari jumlah penerimaan di periode berjalan yang akan ditangguhkan sebagai
pendapatan untuk periode mendatang. Sebagai contoh: idem diatas, hanya saja
pencatatan atas penerimaan uang sewa di muka tersebut mula-mula diakui sebagai hutang
terlebih dahulu.
Ayat jurnal umum yang dibuat pada tanggal 1 Januari 2008 (pada saat
menerima pembayaran di muka) adalah:
Dr. Kas
$
120
Kr. Pendapatan Sewa
Diterima di Muka
Sedangkan, ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibuat pada tanggal 31
Desember 2008 adalah:
Dr. Pendapatan Sewa
Diterima di Muka
$ 120 x 1/3 = $ 40
Kr. Pendapatan Sewa
Perlu diperhatikan di sini bahwa kedua metode tetap akan
menghasilkan nilai akhir yang sama. Untuk dapat memahaminya dengan baik dari
penggunaan kedua metode di atas, pelajarilah secara cermat.
Perbedaan Antara Koreksi Dengan Penyesuaian
Adalah penting untuk dapat membedakan antara juenal koreksi dengan
jurnal penyesuaian. Dalam akuntansi, jurnal koreksi perlu dibuat dengan maksud
untuk mengoreksi nilai transaksi yang telah salah dibukukan dan atau juga untuk
mengoreksi penggunaan klasifikasi akun yang salah (salah dalam mengidentifikasi
akun). Sedangkan jurnal penyesuaia, seperti yang telah dijelaskan pada bagian
sebelumnya, dibuat dengan tujuan untuk memperbaharui data akuntansi supaya
menjadi lebih akurat.
Secara garis besar dapat disimpulkan di sini bahwa jurnal
koreksi dibuat atas kesalahan yang terjadi dalam awal mulanya transaksi
tersebut dicatat dan dibukukan (baik salah nilai maupun akun). Sedangkan jurnal
penyesuaian dibuat bukan untuk memperbaiki kesalahan yung terjadi dalam awalnya
transaksi dicatat, melainkan untuk memenuhi konsep akrual dan deferral dalam
akuntansi. Jadi, akuntan akan/perlu membuat jurnal penyesuaian atas transaksi
yang pada awalnya mulanya telah dicatat secara benar (tidak salah dalam
membukukan nilai maupun tidak salah dalam penggunaan akun) dalam rangka
memperbaharui data akuntansi dengan cara menentukan secara tepat: berapa
besarnya bagian dari jumlah penerimaan yang diteruma di muka yang telah menjadi
pendapatan untuk periode berjalan, berapa besarnya bagian dari jumlah
penerimaan yang diterima di muka (dalam periode berjalan) yang akan
ditangguhkan sebagai pengeluaran yang telah menjadi beban untuk periode
berjalan, berapa besarnya bagian dari jumlah pengeluaran periode berjalan yang
akan ditangguhkan sebagai beban untuk periode mendatang, berapa besarnya jumlah
beban periode berjalan yang harus diakui meskipun pembayarannya belum
dilakukan, dan berapa besarnya jumlah pendapatan periode berjalan yang harus
diakui meskipun penagihan kasnya belum diterima.
Contoh dan proses penyesuaian telah diberikan dan dijelaskan
secara rinci pada bagian sebelumnya. Berikut ini adalah contoh transaksi yang
memerlukan ayat jurnal koreksi. Misalkan bahwa pada tanggal 6 September 2008
perusahaan membeli peralatan kantor seharga Rp 7.500.000,- secara kredit. Ayt
jurnal transaksi yang seharusnya dibuat oleh bagian pembukuan perusahaan
pada awal pencatatan adalah dengan mendebet akun peralatan kantor dan
mengkredit akun hutang senilai Rp 7.500.000,-.
Namun, dalam contoh ini,
terdapat beberapa kemungkinan tansaksi trersebut salah dicatat:
1. Pembelian peralatan kantor namun dicatat sebagaui pembelian
perlengkapan kantor. Jadi, mula-mula transaksi tersebut telah dicatat dengan
mendebet akun perlengkapan kantor dan mengkredit akunhutang sebesar nilai
transaksi. Dalam hal ini, jurnal koreksi perlu dibuat dengan cara mendebet akun
yang benar (yang seharusnya), yaitu akun peralatan kantor, dan mengkredit
kembali akun yang telah salah di debet yaitu akun perlengkapan kantor sebesar
jumlah yang sama. Dalam contoh kasus ini, akun hutang serta nilai transaksi
tidaklah terpengaruh karena telah dicatat/dibukukan secara benar. Ini adalah
koreksi atas kesalahan dalam mengidentifikasi akun peralatan kantor
Mula-mula dicatat:
Dr. Perlengkapan Kantor
Rp 7.500.000,-
Hutang
Jurnal koreksi:
Dr. Peralatan Kantor
Rp 7.500.000,-
Kr. Perlengkapan
Kantor
2. Pembelian peralatan kantor secara kredit
namun dicatat sebagai pembelian peralatan kantor secara tunai. Jadi, mula-mula
transaksi tersebut telah dicatat dengan mendebet akun peralatan kantor dan
mengkredit akun kas sebesar nilai transaksi. Dalam hal ini, jurnal koreksi
perlu dibuat dengan cara mengkredit akun yang benar (yang seharusnya), yaitu
akun hutang, dan mendebet kembali akun yang telah salah di kredit yaitu akun
kas sebesar jumlah yang sama. Dalam contoh kasus ini, akun peralatan kantor
serta nilai transaksi tidaklah terpengaruh karena dicatat/dibukukan secara
benar. Ini adalah koreksi atas kesalahan dalam mengidentifikasi akun hutang.
Mula-mula dicatat:
Dr. Perlengkapan Kantor
Rp 7.500.000,-
Hutang
Jurnal koreksi:
Dr. Peralatan Kantor
Rp 7.500.00,-
Kr. Perlengkapan
Kantor
3. Pembelian peralatan kantor secara kredit
namun dicatat sebagai permbelian perlengkapan kantor secara tunai. Jadi,
mula-mula transaksi tersebut telah dicatat dengan mendebet akun perlengkapan
akun perlengkapan kantor dan mengkredit akun kas sebesar nilai transaksi. Dalam
hal ini, jurnal koreksi perlu dibuat dengan cara mendebet kembali akun yang
telah salah di kredit yaitu akun kas dan mengkredit kembalu akun yang telah
salah di debet yaitu akun perlengkapan kantor sebesar jumlah yang sama. Jurnal
koreksi belum selesai sampai di sini, karena di samping jurnal koreksi tersebut
di atas (jurnal koreksi yang telah mengeliminasi msing-masing akun yang salah)
juga perlu dibuat jurnal koreksi untuk mnencatat transaksi yang seharusnya
(yang sebenarnya). Jadi, jurnal koreksi berikutnya perlu dibuat lagi dengan
cara mendebet, akun peralatan kantor dan mengkredit akun hutang. Dalam kasus
ini, nilai transaksi telah dicatat/dibukukan secara benar. Ini adalah koreksi
atas kesalahan dalam mengidentifikasi akun peralatan kantor dan akun hutang.
Mula-mula dicatat:
Dr. Perlengkapan Kantor
Rp
7.500.000,-
Kas
Jurnal koreksi:
Dr. Kas
Rp 7.500.000,-
Kr. Perlengkapan Kantor
Dr. Peralatan Kantor
Rp
7.500.000,-
Hutang
4. Pembelian peralatan kantor secara kredit
senilai Rp 7.500.000,- namun dicatat sebagai pembelian peralatan kantor secara
kredit senilai Rp 5.500.000,-. Jadi, mula-mula transaksi tersebut telah dicatat
dengan mendebet akun peralatan kantor dan mengkredit akun hutang, namun sebesar
nilai transaksi yang salh yaitu hanya Rp 5.500.000,- bukannya Rp 7.500.000,-.
Dalam hal ini, jurnal koreksi perlu dibuat dengan cara mendebet kekurangan
saldo untuk akun peralatan kantor dan mengkredit kekurangan saldo untuk akun
hutang, yaitu masing-masing sebesar Rp 2.000.000,-. Ini adalah koreksi atas
kesalahan dalam membukukan nilai transaksi.
Mula-mula dicatat:
Dr. Peralatan Kantor
Rp
5.500.000,-
Hutang
Jurnal koreksi:
Dr. Peralatan Kantor
Rp
2.000.000,-
Kr. Hutang
Perhatikanlah dengan cermat bahwa
apabila kedua jurnal di atas digabung maka akan diperoleh kondisi jurnal yang
seharusnya, yaitu akun peralatan kantor dengan saldo debet dan akun hutang dengan
saldo kredit, masing-masing akan menjadi sebesar Rp 7.500.000,-.
5. Pembelian peralatan kantor secara kredit
senilai Rp 7.500.000,- namun dicatat sebagai pembelian peralatan kantor secara
kresit dengan senilai Rp 17.500.000,-. Jadi mula-mula transaksi tersebut telah
dicatat dengan mendebet akun peralatan kantor dan mengkredit akun hutang, namun
sebesar nilai transaksi yang salah yaitu Rp 17.500.000,- buannya Rp
7.500.000,-. Dalm hal ini, jurnal koreksi perlu dibuat dengan cara mengkredit
kelebihan saldo untuk akun peralatan kantor dan mendebet kelebihan saldo untuk
akun hutang, yaitu masing-masing sebesar Rp 10.000.000,-. Ini juga adalah
koreksi atas kesalahan dalam membukukan nilai transaksi.
Mula-mula dicatat:
Dr. Peralatan Kantor
Rp
17.500.000,-
Hutang
Jurnal koreksi:
Dr. hutang
Rp
10.000.000,-
Kr. Peralatan
Kantor
Perhatikanlah dengan cermat bahwa
apabila kedua jurnal di atas digabung maka akan diperoleh kondisi jurnal yang
seharusnya, yaitu akun peralatan kantor dengan saldo debet dan akun hutang
dengan saldo kredit, masing-masing akan menjadi sebesar Rp 7.500.000,-.
Bagaimana dengan jurnal koreksi yang
perlu dibuat apabila kesalahan yang terjadi sekaligus meliputi baik kesalahan
dalam pencatatan akun maupun kesalahan dalam pencatatan nilai transaksi? Untuk
dapat menjawab pertanyaan ini, pelajarilah terlebih dahulu dengan baik kelima
kemungkinan yang telah dijelaskan di atas. Setelah memperoleh pemahaman yang
cukup baik, barulah pikirkan secara cermat apa dampak dari kesalahan tersebut
jika tibul secara bersamaan.
Penyesuaian Atas Aktiva Tetap
Aktiva tetap (fixed assets) adalah aktiva
yang secara fisik dapat dilihat keberadaannya dan sifatnya relatif permanen
serta memiliki masa kegunaan (useful life) yang panjang. Jadi, aktiva
tetap merupakan aktiva yang berwujud (tangible assets). Berbeda dengan
aktiva tidak berwujud (intangible assets), yang di mana tidak memiliki
wujud fisik dan dihasilkan sebagai akibat dari sebuah kontrak hukum, ekonomi,
maupun kontrak sosial.
Contoh aktiva
tetap adalah tanah, bangunan, kendaraan operasional, peralatan kantor,
peralatan toko, perabot kantor, dan perabot toko. Tanah merupakan satu-satunya
aktiva tetap yang tidak disusutkan (non depreciable assets)
karena nilainya akan selalu cenderung naik, bukan menurun. Tanah memiliki umur
ekonomis (economic life) atau masa manfaat (benefit life) yang
tidak terbatas (unlimited life).
Berbeda dengan tanah (sumber daya alam) yang berisi kandungan
minyak, gas, batu, pasir, mineral, atau logam tertentu, yang secara rutin akan
dimanfaatkan atau digali untuk diambil kandungannya. Contohnya adalah tanah
yang memuat kandungan tembaga, belerang, batu bara, dan sebagainya. Untuk tanah
seperti ini, tentu saja nantinya secara sistematis dan periodik akan disusutkan;
dalam akuntansi, penyusutannya dinamakan depresi. Sedangkan untuk aktiva tetap lainnya yang
dapat disusutkan (depreciable assets), penyusutannya dinamakan depresiasi. Aktiva tetap
ini memiliki umur ekonomis yang terbatas (limited life).
Contoh dari aktiva tidak berwujud adalah goodwill (nama
baik), trademark (merek dagang), franchies (waralaba), patent,
copyright (hak cipta), costumer list (daftar pelanggan), dan broadcast
(ijin penyiaran). Dalam akuntansi, penyusutan untuk aktiva tidak berwujud
dinamakan amortisasi.
Sama halnya dengan aktiva tetap, tidak semua aktiva berwujud diamortisasi,
tergantung pada kepastian umur apakah terbatas atau tidak terbatas. Aktiva
tidak berwujud yang memiliki umur yang tidak terbatas (tidak pasti) tidaklah
diamortisasi, dan hanya aktiva tidak berwujud yang memiliki umur yang terbatas
(pasti) saja yang akan diamortisasi. Aktiva tidak berwujud yang tidak
diamortisasi adalah goodwill, trademark, dan broadcast license.
Ijin penyiaran ini nantinya akan secara otomatis dapat
diperpanjang setiapkurun waktu tertantu asalkan tayangannya tidak menimbulkan
dampak sosial yang negatif atau merugikan publik dan tidak melanggar
undang-undang penyiaran; sehingga aktiva tidak berwujud ini dikatakan memiliki
umur yang tidak terbatas dan oleh karena itu tidaklah diamortisasi. Merek
dagang juga tidak diamortisasi karena memang tidak memiliki batasan nilai
ekonomis (berbeda dengan waralaba dan paten). Merek dagang meskipun memiliki
batasan waktu, tetapi pada prinsipnya sama seperti izin penyiaran yang dimana
hampir dapat diperpanjang secara rutin. Jika faktor ekonomi mengindikasikan
bahwa merek dagang akan terus memiliki nilai
yang dapat diduga di masa yang akan datang, maka masa kegunaan dari
merek dagang ini akan menjadi tidak terbatas. Sedangkan untuk goodwill tidaklah
diamortisasi karena memang telah menimbulkan beragam kontroversi akuntansi
terutama dalam hal pemilihan metode untuk penggabungan usaha. Walupun goodwill,
trademark, dan broadcast license tidak diamortisasi tetapi
mereka tetap perlu ditinjau ulang atas kemungkinan terjadinya penurunan nilai (impairment).
Topik mengenai goodwill dan penurunan nilai akan dibahas nanti secara
rinci dalam buku Akuntansi Lanjutan.
Pertama kali pada saat sebuah aktiva tetap diperoleh/diakuisisi,
tentu saja belum ada penyusutan yang dicatat/diakui dalam pembukuan perusahaan
(karena belum dipakai). Nantinya (pada akhir periode akuntansi) setelah aktiva
tetap tersebut dipakai, jurnal penyesuaianperlu dibuat untuk mengakui bagian
dari jumlah harga perolehan aktiva tetap yang sudah menjadi beban (depreciation
expense) karena pemakaian. Penyusutan dapat diartikan sebagai: (1)
menurunnya kagunaan dari suatu aktiva tetap, (2) transfer secara sistematis dan
periodik dari harga perolehan/cost menjadi beban/expense atau
dapat juga diartikan sebagai bagian dari harga perolehan yang telah menjadi
kadaluarsa (expired) karena pemakaian. Ada beberapa metode penyusutan
aktiva tetap yang diperkenankan menurut prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum, yaitu metode garis lurus (straight line method), metode saldo
menurun ganda (double declining balance method), metode jumlah angka
tahun (sum of the years’ digits method), metode unit produksi/metode
output produktif (units of production method/productive output method),
dan metode jam operasional/metode jam jasa (operating hours method/service
hours method).
Perhitungan
penyusutan aktiva tetap dengan metode gris lurus akan menghasilkan jumlah
penyusutan yang sama besar untuk masing-masing tahun sepanjang umur ekonomi /
masa manfaatnya. Adapun formula rumus yang digunakan untuk menghitung besarnya
penyusutan per tahun adalah:
Penyusutan/tahun = ( Harga Perolehan – Estimasi Nilai Residu )
: Estimasi Umur Ekonomis
|
Keterangan:
1. Harga perolehan merupakan jumlah seluruh
pengeluaran-pengeluaran yang diperlukan untuk dijadikan aktiva tetap yang baru
dibeli / diperoleh tersebut siap untuk digunakan. Jadi, harga perolehan ini
meliputi tidak hanya sebesar harga beli saja tetapi juga termasuk
penegeluaran-pengeluaran lainnya yang dikorbankan agar supaya aktiva tetap yang
baru dibeli / diperoleh tersebut berada dalam kondisi siap pakai. Contoh
pengeluaran-pengeluaran lainnya adalah biaya pajak, biaya angkut, biaya
asuransi ( jika diasuransikan ), biaya pemasangan, dan lain sebagainya. Harga
perolehan ini sifatnya obyektif, bukan subyektif ( estimasi ), karena seluruh
jumlah yang dikeluarkan / dibayarkan nilainya tercantum dalam berkas dokumen
pendukung transaksi pembelian. Karena sifatnya yang obyektif ini, maka seringkali
harga perolehan dikatakan memiliki atau
mencerminkan karakteristik dapat diukur / diuji (verifability)
2. Estimasi nilai residu ( estimated residual
value ) merupakan taksiran mengenai nilai sisa ( salvage value)
aktiva tetap yang diperkirankan masih akan tetap ada di akhir umur ekonomisnya.
Nilai residu ini ditentukan secara objektif tergantung pada penilaian menajemen
perusahaan msing-masing, namun tetap harus memenuhi asas kewajaran.
3. Estimasi umur ekonomis merupakan taksiran mengenai
lamanya sebuah aktiva tetap dapat memberikan manfaat / kegunaan bagi
perusahaan. Umur ekonomis ini juga ditentukan secara subyektif yaitu tergantung
pada penilaian manajemen perusahaan masing-msing.
Untuk mengilustrasikan ayat jurnal
penyesuaian yang perlu dibuat sehubungan dengan penyusutan ( pemakaian ) aktiva
tetap selama periode, misalkan bahwa sebuah peralatan toko dibeli dengan harga
Rp 8.500.000.- pada tanggal 1 Januari 2008. Perusahaan menggunakan metode garis
lurus dalam menghitung beban penyusutan periodiknya. Nilai sisa aktiva tetap
tersebut diperkirakan sebesar Rp 1.000.000.- pada akhir masa pemanfaatnya.
Perusahaan mengestimasi bahwa peralatan toko tersebut memiliki umur ekonomis 10
tahun. Ayat jurnal penyesuaian yang harus dibuat pada tanggal 31 Desember 2008
adalah:
Dr. Beban penyusutan – peralatan toko (Rp 8,5 juta – Rp 1
juta):10
Kr.
Akumulasi penyusutan – peralatan toko = Rp 750.000.-
Akan
tetapi, apabila peralatan toko tersebut dibeli pada tanggal 1 April 2008, maka besarnya beban penyusutan per 31 Desember
2008 akan menjadi 9/12 x Rp 750.000.- = Rp 562.000.- ( untuk masa pemakaian
selama 9 bulan, yaitu terhitung mulai tanggal 1 April 2008 hingga 31 Desember
2008 ).
Perhitungan
penyusutan aktiva tetap denganmenggunakan metode lainnya, selain metode garis
lurus, akan dibahas nanti secara lebih terinci dalam Modul 10 ( Akuntansi Untuk
Aktiva Tetap ).
Soal-soal dan Latihan
Soal 1
Berikut ini adalah saldo perkiraan- perkiraan
dalam buku besar PT. Hard Cute Corporation pada tanggal 31 Desember 2008
sebelum dan setelah penyesuaian:
Nama Akun Sebelum Penyesuaian
Setelah Penyesuaian
Piutang Usaha 0
3.250.000
Perlengkapan 2.125.000 675.000
Asuransi Dibayar Dimuka 5.600.000 2.400.000
Hutang Gaji 0 2.970.000
Hutang Utilitas 0 475.000
Sewa Diterima Dimuka
600.000
0
Pendapatan Jasa 91.000.000 94.250.000
Beban Gaji 60.050.000 63.020.000
Beban Utilitas 4.950.000 5.425.000
Beban Asuransi 0
3.200.000
Beban Perlengkapan 0 1.450.000
Pendapatan Sewa 7.200.000
7.800.000
Diminta: Buatlah ayat jurnal
penyesuaian sehubungan denagn informasi di atas!
Soal 2
Data berikut merupakan transaksi-transaksi yang
terjadi didalam sebuah perusahaan yang ternyata telah salah di bukukan. Ayat
jurnal yang salah ini telah dimasukkan pada perkiraan yang bersangkutan dalam
buku besar.
1. Pembelian perlengkapan secara kredit seharga Rp
630.000.- telah dicatat kedalam perkiraan yang bersangkutan sebesar Rp
603.000.-
2. Pembelian peralatan secara kredit seharga Rp 16.000.000.-
telah dicatat sebagai pembelian tunai
3. Pembelian perlengkapan secara tunai seharga Rp
560.000.- telah dicatat sebagai pembelian secara kredit Rp 650.000.-
4. Pembayaran gaji karyawan sebesar Rp 8.000.000.-
telah dicatat sebagai pembayaran beban sewa.
5. Pembayaran hutang perusahaan sebesar Rp
6.000.000.- telah salah di jurnal:
Piutang Usaha Rp 6.000.000.-
Kas Rp 6.000.000.-
6. Pembelian peralatan seharga Rp 45.000.000.- yang
dibayar tunai Rp
15.000.000.- dan sisanya akan dilunasi satu bulan kemudian, telah salah
dijurnal:
Perlengkapan Rp 45.000.000.-
Kas Rp
30.000.000.-
Hutang Bank Rp 15.000.000.-
7. Penerimaan tunai pendapatan komisi sebesar Rp
4.275.000.- telah salah dijurnal:
Kas Rp 4.275.000.-
Pendapatan Komisi Rp 4.275.000.-
8. Pengembalian atas perlengkapan yang telah dibeli
secara kredit seharga Rp
452.000.- telah salah dijurnal:
Kas Rp 542.000.-
Perlengkapan Rp 542.000.-
9. Penambahan investasi oleh pemilik kedalam
perusahaan berupa sebuah peralatan seharga Rp 9.135.000.- telah salah di
jurnal:
Kas Rp 9.135.000.-
Peralatan Rp 9.135.000.-
10. Penerimaan pembayaran dari salah seorang langganan
sebesar Rp
20.000.000.- telah salah dijurnal:
Piutang Usaha Rp 20.000.000.-
Pendapatan Jasa Rp
20.000.000.-
11. Penerimaan uang tunai sebesar Rp 15.000.000.- atas
penyerahan jasa yang telah diselesaikan pada hari ini, telah salah dijurnal:
Piutang Usaha Rp 15.000.000.-
Pendapatan Jasa Rp
15.000.000.-
12. Pelunasan hutang usaha oleh perusahaan sebesar Rp
3.124.000.- telah salah di jurnal:
Hutang Bank Rp 3.142.000.-
Pendapatan Komisi Rp 3.142.000.-
Diminta: Buatlah ayat jurnal koreksi yang
diperluakn untuk memperbaiki kesalahan pencatatan tersebut di atas!
Soal 3
Buatlah ayat jurnal koreksi yang diperlukan dengan
membuat terlebih dahulu jurnal yang seharusnya, atas kesalahan-kesalahan dalam
pencatatan transaksi-transaksi berikut di bawah ini:
a. Pada tanggal 5 Maret 2008, perusahaan membayar
sewa gedung kantor untuk bulan Maret 2008 sebesar Rp 4.000.000.-
Jurnal yang telah keliru dibuat adalah:
Peralatan Kantor Rp 4.000.000.-
Pendapatan Komisi Rp 4.000.000.-
b. Pada tanggal 12 April 2008, perusahaan menerima uang
hasil penagihan dari pelanggan senilai Rp 6.500.000.-
Jurnal yang telah keliru dibuat adalah:
Kas Rp 6.500.000.-
Pendapatan Penjualan Rp 6.500.000.-
c. Pada tanggal 20 Juni 2008, perusahaan membayar
premi asuransi kerugian senilai Rp 12.000.000.- untuk masa pertanggungan 2
tahun.
Jurnal yang telah keliru dibuat adalah:
Beban Iklan Rp 4.000.000.-
Kas Rp 4.000.000.-
d. Pada tanggal 27 September 2008, perusahaan
menerima bunga sebesar Rp
300.000.- sebagai hasil dari uang simpanan yang ada di bank
Jurnal yang telah keliru dibuat adalah:
Kas Rp 300.000.-
Beban Bunga Rp 300.000.-
e. Pada tanggal 4 Desember 2008 perusahaan menerima
kembali barang dagangan yang telah dijualnya secara kredit kepada pelanggan,
karena rusak sebesar Rp 1.500.000.-
Jurnal yang telah keliru dibuat adalah:
Pendapatan
Penjualan Rp 1.500.000.-
Piutang Usaha Rp 1.500.000.-
Soal 4
CV. Kilat Elektronik merupakan sebuah perusahaan
yang bergerak dalam bidang jasa perbaikan elektronik. Berikut ini adalah neraca
saldo sebelum dan setelah penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2008:
CV. Kilat Elektronik
Neraca Saldo
31 Desember 2008
( dalam ribuan rupiah )
Nama Perkiraan
|
Sebelum Penyesuaian
|
Setelah Penyesuaian
|
Db
|
Kr
|
Db
|
Kr
|
Kas
Piutang Usaha
Perlengkapan
Asuransi
Dibayar Dimuka
Peralatan
Akm. Penystn.
Peralatan
Truk
Akm. Pnystn.
Truks
Hutang Usaha
Hutang Gaji
Pendapatan Jasa
Diterima Dimuka
Modal
Prive
Pendapatan
Jasa
Beban Gaji
Beban Sewa
Beban Perlengkapan
Beban Pnystn.
Peralatan
Beban Pnystn.
Truk
Beban Utilitas
Beban Pajak
Penghasilan
Beban Asuransi
Beban Rupa-Rupa
|
7.100
28.500
6.950
3.750
95.000
195.000
5.000
175.000
18.000
0
0
0
4.700
3.500
0
2.500
|
54.000
114.000
22.500
0
5.000
110.000
239.500
|
7.100
28.500
6.950
3.750
95.000
195.000
5.000
179.500
18.000
4.300
4.500
9.500
6.700
3.500
2.500
2.500
|
54.000
123.500
24.500
4.500
1.500
110.000
243.000
|
545.000
|
545.000
|
565.000
|
565.000
|
Diminta: Buatlah
ayat jurnal penyesuaian sehubungan dengan informasi di atas!
Soal 5
Berikut ini adalah saldi perkiraan-perkiraan yang
tidak terstruktur, yang tampak dalam buku besar CV. Jagat Saputra pada tanggal
31 Desember 2008 sebelum penyesuaian:
Modal 400.000.000
Piutang Usaha 135.700.000
Kendaraan Bermotor 125.250.000
Kas 80.250.000
Peralatan Kantor 41.000.000
Hutang Usaha
28.000.000
Perlengkapan 22.850.000
Beban Upah 12.000.000
Wesel Bayar 15.000.000
Perawatan (mobil) Dibayar Dimuka 10.000.000
Asuransi Dibayar Dimuka 6.000.000
Iklan Dibayar Dimuka 12.000.000
Akm. Pnyst. Kendaraan Bermotor 4.000.000
Prive 2.500.000
Akm. Pnystn. Peralatan Kantor 1.300.000
Beban Rupa-Rupa 500.000
Beban Bunga 250.000
Data lainnya yang diketahui untuk penyesuaian pada
tanggal 31 Desember 2008 adalah sebagai berikut:
- Asuransi dibayar dimuka, dibayar pada tanggal 4
Agustus 2008 untuk premi asuransi dengan masa pertanggungan 12 bulan, terhitung
sejak tanggal 1 Agustus 2008.
- Iklan dibayar dimuka, dibayar pada tanggal 1
September 2008 untuk 24 kali pemasangan iklan. Setiap bulannya, penayangan
iklan akan dilakukan sebanyak 2 kali yaitu masing-masing pada setiap tanggal 10
dan tanggal 20, terhitung sejak tanggal 10 September 2008.
- Dalam beban upah, belum termasuk didalamnya upah
untuk 3 hari kerja pegawai harian, yaitu untuk tanggal 29,30 dan 31 Desember
2008 karena pada hari Sabtu (hari gajian) terakhir jatuh pada tanggal 27
Desember 2008. Besarnya upah mingguan (untuk 6 hari kerja) adalah Rp
1.200.000.-
- Perawatan dibayar dimuka adalah pengeluaran untuk
pemeliharaan atas 4 buah kendaraan bermotor selama 5 bulan, yang terhitung
mulai tanggal 1 November 2008 berdasarkan kontrak kerja.
- Beban penyusutan dihitung berdasarkan metode garis
lurus:
- Kendaraan bermotor memiliki nilai residu sebesar
Rp 5.250.000.- dengan umur ekonomis 10 tahun.
- Peralatan kantor memiliki nilai residu sebesar Rp
6.000.000 dengan umur ekonomis 10 tahun.
Diminta: Buatlah ayat jurnal penyesuaian yang
diperlukan pada tanggal 31 Desember 2008 dalam pembukuan CV. Jagat Saputra!
Baca juga SISTEM PENCATATAN PERPETUAL
KOMENTAR