Dalam sistem pencatatan perpetual, catatan mengenai harga pokok dari masing-masing barang dagangan yang dibeli maupun yang dijual diselenggarakan seca
SISTEM PENCATATAN PERPETUAL |
Sistem Pencatatan Perpetual - Dalam sistem pencatatan perpetual, catatan mengenai harga pokok dari masing-masing barang dagangan yang dibeli maupun yang dijual diselenggarakan secara terperinci. Sistem pencatatan perpetual ini akan secara terus-menerus menunjukkan berapa besarnya saldo persediaan barang dagangan yang ada digudang untuk masing-masing jenis persediaan. Dengan sistem pencatatan perpetual, harga pokok dari barang yang dijual ditentukan setiap kali penjualan terjadi. Yang perlu diperhatikan dalam mencatat transaksi barang dagangan dengan menggunakan metode/ sistem pencatatan perpetual ini adalah bahwa akun pembelian, retur pembelian, potongan pembelian, dan akun ongkos angkut masuk tidak akan pernah digunakan. Seluruh akun-akun tersebut digantikan dengan akun persediaan barang dagangan.
Setiap pembelian tunai harus didukung dengan bukti pembayaran, sedangkan untuk pembelian secara kredit akan didukung dengan faktur pembelian. Faktur pembelian ini merupakan salinan faktur penjualan yang dikirim oleh si penjual. Jadi, si pembeli tidak perlu menyiapkan faktur pembelian, karena salinan faktur penjualan yang disiapkan dan dikirim oleh si penjual akan menjadi faktur pembelian bagi si pembeli.
Retur Pembelian dan Penyesuaian Harga Beli
Transaksi ini dikenal sebagai retur pembelian. Pembeli bisa juga memilih untuk tidak mengembalikan barang yang telah dibelinya tersebut kepada penjual asalkan penjual bersedia untuk memberikan penyesuaian atau pengurangan harga dari harga beli semula. Transaksi ini dikenal sebagai penyesuaian harga beli.
Ongkos Angkut
Apabila persediaan dicatat dengan menggunakan sistem perpetual, maka akun ongkos angkut masuk ini akan digantikan dengan akun persediaan barang dagangan. Ingat kembali bahwa dalam sistem pencatatan perpetual tidak mengenal akun ongkos masuk. Namun secara logika akuntansi, kedua sistem pencatatan ini sesungguhnya memiliki nalar berfikir yang sama atau sejalan. Perhatikanlah bahwa ongkos angkut masuk sifatnya menambah harga pokok dari barang yang dibeli, yang berarti seolah-olah ongkos angkut masuk ini akan menambah nilai persediaan barang dagangan.
Oleh semodul itu, dalam sistem pencatatan perpetual, akun ongkos angkut masuk digantikan dengan akun persediaan barang dagangan dengan posisi pencatatan di sebelah debet, dimana posisi debet ini menunjukkan bahwa nilai persediaan barang dagangan seolah-olah bertambah. Ayat jurnal yang perlu dibuat dalam pembukuan pembeli adalah sebagai berikut:
Nantinya pada waktu tagihan ongkos angkut yang telah dihalangi terlebih dahulu oleh si penjual ini dibayar oleh si pembeli maka penjual akan mendebet akun kas dan mengkredit kembali akun piutang usaha, sedangkan bagi si pembeli akan mendebet akun hutang usaha dan mengkredit akun kas. Yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa beban ongkos angkut ini bukanlah menjadi tanggungan penjual sehingga tidak akan pernah ada akun ongkos angkut keluar dalam pembukuan penjual, meskipun penjual menalanginya terlebih dahulu ongkos angkut tersebut.
Akun ongkos angkut keluar ini tetap akan dipergunakan dalam pembukuan penjual, baik dengan sistem pencatatan periodik maupun penjual. Kenapa demikian? Nanti pada pembahasan berikutnya (yang akan membahas mengenai laporan keuangan perusahaan dagang) kita akan melihat bahwa untuk akun ongkos angkut keluar ini bukanlah merupakan komponen dalam menghitung besarnya harga pokok penjualan, sehingga akun ini tetap akan sama dipergunakan, baik dalam sistem pencatatan periodik maupun perpetual. Perlu juga diperhatikan di sini, bahwa karena persyaratan pengangkutan yang berlaku adalah franko gudang pembeli (di mana pembeli terima beres), maka tidak akan pernah ada pengertian ongkos angkut masuk dalam pembukuan pembeli (ongkos angkut masuk barang ke gudang pembeli ini menjadi tanggungan penjual sebagian ongkos angkut keluar, di mana barang akan diantar atau menjadi tanggungan penjual sampai dengan tempat tujuan atau gudang pembeli). Ayat jurnal yang perlu dibuat dalam pembukuan penjual adalah sebagai berikut:
Sebaliknya, jika syarat pengangkutan yang berlaku adalah franko gudang pembeli, maka barang tersebut masih tetap menjadi milik atau tanggungan penjual hingga 4 Januari 2009. Tanggal 4 Januari 2009 setelah barang sampai di tempat tujuan (gudang pembeli), maka sejak saat itulah kepemilikan barang baru akan beralih dari penjual ke pembeli. Pada tanggal 31 Desember 2008, nilai persediaan barang dagangan yang dalam perjalanan ini masih tetap harus diperhitungkan dalam neraca penjual, dan belum dapat dianggap sebagai persediaan barang dagangan di neraca B.
Potongan Pembelian
- Persyaratan kredit; pastikanlah bahwa pembayaran utang memang telah dilakukan dalam periode potongan seperti yang tercantum pada persyaratan kredit, termasuk besarnya persentase potongan tunai
- Retur pembelian dan penyesuaian harga beli; potongan pembelian didasarkan pada nilai tagihan setelah dikurangi dengan retur pembelian dan penyesuaian harga beli, jika ada.
Mencatat Penjualan
Retur Penjualan dan Penyesuaian Harga Jual
Ayat jurnal yang dibuat penjual pada saat memberikan penyesuaian/pengurangan harga jual kepada pelanggannya, yaitu:
Potongan Penjualan
- Persyaratan kredit; pastikanlah bahwa pembeli memang telah melakukan pembayaran utangnya kepada perusahaan dalam periode potongan seperti yang tercantum pada persyaratan kredit, termasuk besarnya persentase potongan tunai.
- Retur penjualan dan penyesuaian harga jual; potongan penjualan didasarkan pada nilai faktur setelah dikurangi dengan retur penjualan dan penyesuaian harga jual, jika ada
Namun, jika pembeli gagal untuk memanfaatkan potongan yang ada maka ayat jurnal yang dibuat oleh penjual pada saat menerima pembayaran utang dari pelanggan adalah:
Sekian pembahasan kali ini tentang sistem pencatatan perpetual. Jangan lupa untuk baca juga SISTEM PENCATATAN PERIODIK karena dalam pembahasan di atas juga ada sedikit menyinggung tentang sistem pencatatan periodik sehingga Anda bisa mengambil kesimpulan tentang apa perbedaan antara sistem pencatatan perpetual dengan sistem pencatatan periodik.
Setelah membaca artikel diatas jangan lupa untuk membagikan artikel ini ke media sosial kalian dengan mengklik tombol di bawah artikel ini. Terimakasih. Keep Learning!
KOMENTAR