Teman-teman, terimakasih Anda telah meluangkan waktu untuk membaca artikel saya. Artikel ini saya tulis dengan banyak belajar dari para guru besar say
Buka Mindset Dulu Sebelum Masuk Ke Inti |
Buka Mindset Dulu Sebelum Masuk Ke Inti - Hal yang mendasari saya menulis artikel ini adalah ketika saya melihat banyak pihak menganjurkan orang-orang untuk berwirausaha, misalnya pemerintah mendorong banyak orang untuk jadi pengusaha, banyak penghargaan (award) baru yang dikeluarkan: entrepreneur muda, entrepreneurship of the year, entrepreneur university, dan lain-lain. Tetapi, adakah orang yang mau bercerita ketika banyak orang yang didorong untuk segera berwiraswasta itu gagal dan menghabiskan banyak waktu dan banyak modal, mungkin modal yang telah mereka kumpulkan selama bertahun-tahun, warisan, pinjaman, menggadaikan rumah, menjual motor, bahkan menipu sana sini untuk mendapatkan modal kerja.
Pernahkah Anda melihat tetangga Anda, saudara Anda, atau teman Anda berdagang? Membuka suatu usaha entah warung makan, warung kelontong, warung internet, warung telekomunikasi, warung-warung apa sajalah. Satu bulan buka warung diiringi semangat besar. Dua bulan buka masih bisa tersenyum. Tiga bulan mulai biasa saja, bulan ke-4 mulai tidak nyaman, bulan ke-5 mulai jenuh, bulan ke-6 kadang buka kadang tidak, bulan ke-7 lebih banyak tidak buka, dan bulan ke-8 sudah tutup selamanya.
Mereka jenuh secara mental atau modalnya habis mereka makan sendiri? Atau mungkin mereka belum siap untuk punya dana cadangan karena dalam bulan-bulan awal harus ada bulan promosi (bulan merugi)? Atau merasa tidak cocok dalam usaha itu? Atau merasa ada bisnis lain yang lebih menggiurkan? Sudah tidak punya waktu lagi untuk mengurusi usaha yang lama?
Modal habis, utang menumpuk, waktu terbuang, rumah hilang, dan apa yang Anda dapatkan? Dikejar-kejar debt collector, mimpi buruk, jauh dari saudara, ditinggal istri/suami, tidak ada kawan, Anda merasa sendirian dan terpuruk dalam kenistaan.
Bahkan mungkin Anda tidak mendapatkan pelajaran apa-apa dan tidak pernah tahu letak kesalahan yang Anda lakukan.
Sudah banyak orang menulis buku yang isinya menceritakan tentang kesuksesan. Siapa yang tertarik untuk belajar dari cerita kegagalan? Mungkin suatu ketika saya akan menulis cerita kegagalan banyak orang. Anda hanya melihat proses akhir dari sebuah success story ketika membaca buku tentang kesuksesan. Tetapi, Anda belum atau tidak tahu berapa tahun waktu yang diperlukan oleh mereka yang telah sukses seperti hari ini, berapa rupiah biaya yang dibutuhkan oleh mereka untuk belajar dari kesalahan, ebrapa banyak perasaan yang telah mereka korbankan, berapa banyak perhatian keluarga yang telah mereka abaikan. Satu hal yang patut Anda pelajari adalah mereka BELAJAR dari kesalahan, BELAJAR dari pengalaman, BELAJAR dalam proses berkembang, BELAJAR membutuhkan modal, waktu, tenaga dan proses yang tidak sebentar.
Daripada Anda belajar tanpa dibimbing, saya sarankan untuk BELAJAR dan masih dibayar, yaitu BELAJAR dengan BEKERJA pada orang lain.
Betul sekali, saudara. Anda melamar pekerjaan, Anda mencari pekerjaan, Anda mendaftar sebuah pekerjaan, entah apa pun alasan Anda, ketika Anda menemukan judul buku ini dan mulai membaca mungkin saja Anda memang ingin mencari pekerjaan dengan mudah tanpa punya keinginan untuk berwiraswasta. Atau memang sekedar mampir belaka kepada yang lebih dulu sukses, mengumpulkan modal, mengumpulkan pengetahuan, disuruh orang tua, mengisi waktu luang, mencari tambahan uang saku, untuk biaya belajar, menyekolahkan adik, ingin membahagiakan orang yang dicintai, biaya pengobatan, apa pun alasan itu, Anda sudah berada pada jalur yang benar, yaitu jalur BELAJAR!
BELAJAR-lah kepada orang lain dan masih DIBAYAR. Resikonya minimal (resiko terbesar adalah Anda dipecat), tetapi keuntungan yang Anda dapat adalah ilmu dagang dari orang lain, manajemen perusahaan, cara perekrutan, cara order barang, sistem penggajian, cara marketing produk, area pemasaran, ilmu produksi, ilmu kepemimpinan, manajemen emosi, administrasi, dan masih banyak lagi. Belajarlah sampai pada saatnya nanti Anda sudah merasa cukup, baru berwiraswasta-lah.
Jika Anda merasa nyaman bekerja di suatu tempat dan beristirahat setelah bekerja, syukurilah hal itu. Anda mempunyai tempat untuk menimba ilmu, berkarya, mendapatkan penghidupan, dan berteduh. Bekerja untuk orang lain tidaklah buruk, Anda tidak perlu tergiur untuk menikmati kewiraswastaan kalau Anda belum mampu, seperti sering digembor-gemborkan orang bahwa Anda akan mempunyai kebebasan waktu, kebebasan finansial, kebebasan tempat, dll. tidak semudah itu.
Banyak orang bisa meraih kesuksesan, namun banyak pula orang yang gagal. Orang yang sukses di blow up dan diberitakan di mana-mana. Testimoni dan kesaksian yang menggoyahkan iman Anda. Ada kesaksian yang perlu Anda ketahui dari salah seorang sahabat saya.
Lima tahun saya menimba ilmu dan mengumpulkan modal. Tergiur usaha cepat dan langsung menghasilkan, saya keluar dair perusahaan tempat saya bekerja. Saya gadaikan rumah orangtua saya plus semua tabungan saya untuk mencoba ilmu dagang. Yang saya dapatkan dalam 6 bulan, semua tabungan saya habis dan sekarang hidup saya tidak tenang karena dikejar-kejar penagih utang. Seandainya saya tetap meneruskan pekerjaan itu, jabatan saya lumayan bagus, gaji lumayan, bisa menabung, hidup tenang. Sekarang saya mulai lagi dari nol. Saya yakin pasti akan kembali pada impian yang saya inginkan." (Pxxxxxxxx, Surabaya, 28 tahun)
Saya mendapatkan semua yang saya inginkan melalui proses yang panjang. Sekian banyak perusahaan dan properti yang saya miliki, semua saya perolah melalui proses pematangan mental dan emosi. Saya menghabiskan berapa ratus juta, sekian miliar rupiah, untuk sebuah proses belajar yang seharusnya bisa saya hemat ketika saya belajar kepada orang lain. Saya jadi ingat sebuah petuah yang diucapkan oleh papa saya ketika saya lulus dari universitas negeri.
Seandainya kamu ingin belajar, belajarlah dari orang lain. Kesalahan orang lain jadikan sebagai kesalahanmu juga. Keahlian orang lain jadikan kelebihanmu juga. -Slamet Raharjo-
Saya hampir tidka memahami ucapannya pada saat itu, tetapi ketika saya telah menjalani sebuah proses yang tidak sebentar, saya baru mengerti makna ucapan tersebut.
Bekerja untuk oran glain juga merupakan proses pematangan mental dan emosi. Kenapa Anda harus membuang segala biaya, waktu, dan tenaga untuk belajar? Nikmati saja hari-hari awal belajar Anda kepada orang lain dan persiapkan masa depan Anda yang sesungguhnya. Bagi Anda yang masih fresh graduate, pastikan Anda menikmati ilmu tambahan yang gratis dan masih dibayar pula. Ambil ilmu sebanyak-banyaknya dan siapkan masa depan gemilang Anda.
Bersiap-siaplah memasuki dunia baru. Get set! Ready! Masuk gigi satu dan GO!
Raharjo, Ridwan. 2010. Revolusioner! Mudah Cari Pekerjaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
KOMENTAR