Keputusan yang diambil manusia selalu dipengaruhi oleh bawah sadarnya. Bawah sadar juga berfungsi untuk mengatur napas, detak jantung, refleks, dan ho
Keputusan yang diambil manusia selalu dipengaruhi oleh bawah sadarnya. Bawah sadar juga berfungsi untuk mengatur napas, detak jantung, refleks, dan hormon dalam tubuh kita. Hormon dalam tubuh kita memengaruhi mood dan kualitas kerja kita. Dapatkah kita mengatur bawah sadar kita? Coba kita hentikan detak jantung kita 3 detik saja. Kita tidak bisa melakukan itu. Atau siapa yang dapat menahan keringat untuk tidak keluar saat kita kepanasan 3 detik saja? Hal itu tidak bisa kita lakukan.
Bagaimana Menjadi Akrab Dan Menyenangkan Dalam Sekejap Tanpa Harus Banyak Bicara - Kita tidak bisa mengatur bawah sadar kita, tetapi kita dapat memengaruhi bawah sadar kita.
Telepon Anda sekarang berbunyi. Orang di seberang sana menginformasikan terjadi gempa bumi yang sangat dahsyat di kota tempat orang tua Anda tinggal. Tiba-tiba telepon mendadak mati. Anda menelepon balik tidak bisa, menelepon semua saudara-saudara tidak bisa. Tidak ada kabar yang Anda dapat dari internet karena mendadak listrik padam. Koneksi telepon tidak sambung. Anda membayangkan rumah orangtua Anda roboh, menimpa semua penghuni yang ada di dalamnya. Anda akan kehilangan semuanya. Anda akan menjadi sebatang kara. Hari-hari berikutnya akan Anda lalui dalam kesendirian dan kesedihan. Mungkin di tengah malam Anda akan terbangun dan menangis karena tidak dapat berbincang-bincang dengan orang yang Anda sayangi. Peluk cium mereka tidak akan pernah Anda rasakan kembali. Hangatnya suasana rumah akan hilang selamanya. Riuh rendah suasana kampung halaman akan hilang selamanya. Anda akan sendirian selamanya.
Degup jantung Anda berubah seketika. Bahkan, mungkin Anda akan berkeringat dingin dan napas Anda tersengal-sengal. Soal kabar berita itu benar atau tidak, bawah sadar Anda telah terpengaruhi.
Dalam artikel ini, kita akan belajar untuk memengaruhi bawah sadar, terutama memengaruhi bawah sadar orang alin. Ketika kita dapat memengaruhi bawah sadar orang untuk merasa nyaman, senang, dan akrab, orang tersebut akan mempunyai kecenderungan mengambil keputusan yang positif.
Bila seseorang sedang dalam mood negatif, hampir semua keputusannya juga negatif. Begitu pula sebaliknya yang terjadi, bila mood-nya positif, segala sesuatu akan tampak indah dan mudah untuk menutupi hal negatif yang sedang dialaminya. Sebagai contoh, ketika mood orang sedang negatif, emosinya pasti juga sedang buruk sehingga ketika Anda melakukan sedikit kesalahan, kesalahan itu langsung di-gebyah-uyah (generalisasi) menjadi kesalahan mutlak dan Anda kehilangan peluang untuk diterima kerja. Tetapi, ketika orang itu sedang dalam mood yang bagus, kesalahan Anda akan diminimalkan menjadi tidak tampak.
Ada beberapa cara untuk membuat bawah sadar orang lain terpengaruh. Di sini saya hanya akan memberikan gambaran 3 cara saja. Yaitu melalui:
- Gerakan
- Suara
- Kata-kata
GERAKAN
Kita tentu punya teman akrab atau mungkin pasangan hdup. Coba perhatikan teman atau pasangan Anda. Kenapa Anda memilih akrab dan nyaman dengan dirinya? Perhatikan benar-benar.
Kalau Anda amati ternyata Anda akan menemukan kesamaan dengan sahabat/pasangan hidup Anda. Kesamaan itu bisa dalam bentuk kebiasaan melakukan sesuatu, bentuk fisik tubuh, kesukaan terhadap sesuatu (baju, makanan, handphone, perhiasan, tas, dll) bahkan kesamaan tingkah laku. Anda merasa akrab dengan sahabat karena Anda mempunyai hobi jalan-jalan di mal, shopping baju-baju yang sedang ngetren, suka memegang-megang baju baru kemudian mencoba namun tidak jadi beli, ngomongin soal kosmetik, dan makan di banyak tempat alias jajan sana dan sini. Atau malah mungkin terbalik, mereka menjadi sahabat karena hobi tersebut.
Orang cenderung berkelompok berdasarkan kesukaan yang sama, membentuk komunitas berdasarkan kelompoknya. Komunitas Sepeda Ontel, komunitas HARLEY DAVIDSON, komunitas pengguna blackberry, dan sebagainya. Dalam komunitas tersbeut mereka merasa satu dan sepenanggungan, merasa nyaman dalam satu kesatuan. Bertingkah laku secara seragam, berbicara dalam topik yang sama, menggunakan aksesoris yang sama, amakn makanan yang sama, menggunakan merek yang sama. Itulah yang membuat mereka menjadi akrab dan nyaman.
Sekarang kita balik saja, ketika kita melakukan salah satu hal di atas, ambil contoh tingkah laku, kita juga dapat akrab dengan disengaja. Kita bertingkah laku sama dengan tingkah laku orang atau kelompok yang akan kita masukin, yang pada umumnya membuat kita mudah akrab dan dekat dengan orang tersebut.
Hanya saja ada ketentuannya bahwa penyamaan tingkah laku tersebut kita lakukan setelah 10 detik berlalu. Misalnya, dia berpangku tangan, 10 detik kemudian Anda baru dapat melakukan gerakan yang sama. Di amelamun, kita juga melamun. Dia menghela napas, Anda juga menghela napas. Dia tersenyum Anda juga tersenyum, dia batuk Anda juga batuk, dia mengubah gerakan tangan Anda juga mengubah gerakan tangan, dia mengubah gerakan kaki Anda juga mengubah gerakan kaki. Orang yang ingin Anda bikin akrab membetulkan posisi duduk, Anda juga mengubah posisi duduk. Orang itu duduk dengan bahu tegak, Anda juga begitu. Orang tersebut membetulkan kacamata Anda juga dapat menyentuh alis Anda. Semua dilakukan dengan penundaan 10 detik dan dengan cara yang lembut, natural, dan normal.
Tetapi, bilamana Anda ketahuan mengikuti gerakan-gerakannya, yang muncul adalah ketidaknyamanan dan hal itu dapat berakibat perdebatan yang tidak diinginkan. Hasilnya Anda malah menjadi tidak akrab dengan orang itu. Jadi, pastikan Anda melakukannya dengan hati-hati atau tidak kentara.
Suatu ketika, dalam sebuah perjalanan bisnis ke sebuah daerah, saya merasa sendirian dan tidak ada kawan. mau ngobrol tidak punya rekan yang dapat saya hubungi. Saya merasa bingung. Di negara orang lagi. Walaupun rumpun masih sama, tetapi ketidaknyamanan berada di daerah baru membuat saya kesepian dan bingung. Akhirnya saya putuskan jalan-jalan dan menghirup udara malam. lihat sana, lihat sini. Kemudian mata saya terpaku ke sebuah coffee shop. Baiklah, daripada tidak dapat tidur, bingung tidak ada kerjaan, tidak nyaman, nongkrong merupakan salah satu alternatif pengisi rasa sepi.
Saya ambil salah satu kursi dan duduk. Saya teringat teknik yang diajarkan oleh satu guru saya. Baiklah tidak ada salahnya untuk dicoba. Saya membutuhkan teman ngobrol dan saya harus akrab dengan salah satu pengunjung di kafe tersebut. Mata saya tertuju pada seorang bapak yang duduk sendirian di sebuah sudut ruangan. Dia duduk membaca buku.
Saya memesan minuman dan tetap memperhatikan bapak itu. Saya mulai menirukan semua gaya dan gerakannya. Letak tangannya, letak kaki, posisi bahu, kecondongan tubuh, kacamata yang agak melorot, cara minum, cara mengambil snack. Bahkan, ketika dia menambah order, saya juga. Dia duduk bersandar di kursinya, saya juga menyandarkan punggung saya di kursi saya. Dia menambah saus, saya juga memesan tambahan saus. Dia menambah minuman, saya juga. Saya perhatikan cara makannya dan saya menirunya. Dia menelan, saya juga ikut menelan. Dia mengoleskan saos, saya juga oleskan kentang saya ke saus. Saya lakukan itu cukup lama, sampai 30 menit.
Dan tidak disangka, bapak itu mendadak berdiri dan berjalan menuju saya. Aduh, alamat ketahuan, deh. Wah, bisa jadi runyam dan ribet nih urusan. Langsung berdebar dan keringat dingin, ah cuek saja, paling juga diusir dari coffee shop ini. Tahu-tahu bapak tersebut mengatakan, "Any lights!"
Bapak tersebut mengeluarkan kotak rokok dari sakunya dan mengeluarkan satu batang rokok. "Sure...", jawab saya. Saya sodorkan korek hotel yang saya bawa-bawa. Ada alamat hotel di situ, mungkin saja berguna kalau saya tersesat.
Selesai menyalakan rokoknya, dia berkata, "Thank you. Where do you come from?"
"I come from Indonesia."
Mendadak bapak tersebut berseru...
"Ah, Indonesia. I went there several years ago. May I sit here?"
"Of course," jawab saya.
Akhirnya malam itu saya mendapatkan teman yang akrab. Berbicara tentang Negara Indonesia, dan mengisi waktu sepi saya.
Saya tidak tahu kenapa bapak tersebut memilih saya dibandingkan dengan pengunjung lain. Saya meyakini 1 hal, bahwa dia merasa nyaman dan akrab dengan saya, merasa saya dapat menjadi temannya, dan bawah sadarnya menuntunnya untuk mengakrabkan diri kepada saya.
Saya mendadak membuat orang merasa akrab tanpa banyak bicara dan menciptakan suasana yang menyenangkan. Kenapa hal itu terjadi? Hal itu terjadi karena bawah sadar orang itulah yang menangkap gerakan sama yang saya lakukan. Peripheral focus (fokus sekeliling)-nya telah membuat saya memiliki unconcious connection (hubungan bawah sadar). Bawah sadar dia telah akrab dengan bawah sadar saya sehingga memengaruhi otak sadarnya untuk mendekatkan diri ke saya.
Hal ini juga dapat berlaku dalam dunia kerja. Kesamaan akan membentuk keakraban dan kenyamanan. Misalnya, dalam sebuah rapat ada orang yang cara duduknya berbeda sendiri, orang itu telah menjalin ketidaknyamanan. Ketidaknyamanan akan berujung pada ketidakakraban.
Perhatikan sebuah komunitas tertentu, misalnya komunitas motor. Jika dalam konvoi seseorang melakukan manuver yang berbeda dari yang lainnya, orang itu membuat orang lain merasa tidak nyaman.
Ketidaknyamanan akan mengakibatkan ketidakakraban. Jika dalam komunitas itu ada anggota baru, namun anggota itu mengerti gerakan apa saja yang boleh dan tidak boleh, dan dia mengerti gerakan seragam yang harus dilakukan secara serentak dan melakukannya pada saat yang tepat bersama-sama dengan anggota lain, patuh dalam keseragaman, para anggota lain akan merasa akrab dan nyaman. Hal tersebut akan menimbulkan respek dari anggota lain. Respek yang akan membuatnya diterima oleh komunitas itu.
Orang akan merasa akrab dan senang ketika kita mempunyai banyak kesamaan. Samakan gerakan ada maka secara bawah sadar orang itu juga akan merasa sama dan nyaman. Maka kenyamanan itu akan berujung pada keakraban, dan keakraban berujung pada keputusan yang menyenangkan.
SUARA
Menjadi akrab dapat dilakukan dengan melakukan penyamaan suara dalamkaitannya dengan intonasi, kualitas suara, dan logat. Dalam kehidupan saya, ada 3 kota yang sering kali saya kunjungi dalam 1 bulan: Yogyakarta, Jakarta, dan Surabaya. Surabaya, katanya. adalah kota kedua terbesar setelah Jakarta (katanya, karena ada yang mengatakan Medan yang terbesar kedua, ada yang mengatakan Bandung). Anggap saja adalah benar bahwa kota terbesar kedua adalah Surabaya. banyak artis kelahiran Surabaya yang menaional kemudian hijrah ke Jakarta, begitu pula masyarakatnya. Saya pernah berbincang dengan salah satu rekan kelahiran Surabaya. Dia mengatakan bahwa Surabaya adalah kota nanggung, kota besar tetapi tidak memiliki kekuatan kota besar. berhubung dia adalah organizer, sering kali ia harus berhadapan dengan sponsor. Sebagian sponsor yang dia temui mayoritas selalu mengatakan butuh persetujuan yang besar dari pusat, yaitu Jakarta. Jakarta dengan daya tarik sponsor yang banyak, lowongan pekerjan yang banyak, pusat hiburan yang banyak, arena pertunjukan yang banyak, jumlah masyarakat yang banyak, menjadi daya tarik bagi orang untuk hijrah.
Saya, sebagai orang kelahiran Yogyakarta, juga beranggapan bahwa Jakarta adalah salah satu kota yang wajib untuk dikuasai. Oleh sebab tiu, saya memutuskan untuk membuka kantor cabang di Jakarta. Seperti semua perusahaan rokok nasional, mereka boleh saja punya pabrik di daerah, tetapi kantor pemasaran mereka selalu ada di Jakarta karena akses untuk skala nasional lebih mudah.
Dalam perjalanan bisnis saya, banyak sekali orang kelahiran Surabaya yang saya temui di Jakarta. Ketika berkomunikasi dengan mereka, saya sering kali menggunakan dialek jawa timuran. Hasilnya adalah mereka merasa lebih akrab dan nyaman bersama saya. Saya samakan intonasi, kecepatan, dan jenis kata yang sering dipergunakan dalam percakapan sehari-hari. Deal bisnis saya jauh lebih cepat dan menyenangkan dengan menciptakan keakraban ini.
Begitu pula dengan beberapa orang Jawa (istilah para imigran Jawa Tengah di Jakarta, tidak tahu dari mana istilah ini berasal, saya cuma ikut-ikutan, hehehe). Saya akan menjadi lebih akrab ketika menggunakan bahasa Jawa saat berkomunikasi dengan mereka di Jakarta. Minimal bahasa Indonesia, tetapi dialek dan logatnya tetap dalam bahasa Jawa, campur-campur lah. Hasil yang saya dapatkan adalah banyak orang akan merasa akrab dan nyaman bersama saya. Ujungnya adalah deal bisnis menjadi lebih bagus dan menguntungkan.
Bahasa boleh beda tetapi kesamaan kualitas suara akan menuntun kita untuk lebih mudah akrab dan nyaman.
KATA-KATA
Kata-kata yang digunakan dapat membuat kita menjadi akrab. Dalam dunia percakapan sering kali omongan kita tidak nyambung dengan beberapa kelompok orang. Ketika kita benar-benar memperhatikan, ketidaknyambungan itu adalah karena kosakata yang digunakan tidak memiliki banyak kesamaan. Contohnya, seorang pekerja pabrik ngobrol dengan nelayan. Pekerja pabrik itu akan lebih banyak menceritakan aktivitas kesehariannya saat bekerja di pabrik. Ia akan berbicara tentang seragam yang makin diperketat kebersihannya, ketepatan waku, lembur yang bermasalah, izin acara keluarga yang susah, dan lain-lain. Sedangkan, nelayan mungkin akan menceritakan soal cuaca yang sangat memengaruhi hasil tangkapan ikan, koparasi penampungan ikan, musim ikan, tagihan solar, pukat harimau, tinggi gelombang, dan lain-lain. Jelas sekali adanya perbedaan kosakata di antara mereka.
Ketika kita membawa percakapan kepada hal yang lebih universal, kita akan menemukan banyak kesamaan dan dapat mengumpulkan kosakata yang sama. Kosakata yang sama akan menghasilkan topik yang sama. Topik yang sama akan membangun keakraban dan kesamaan. Banyak hal yang sama akan membangun perasaan yang sama. Misalnya, pilihan presiden, harga bensin yang akan naik, cuaca yang sekarang berubah-ubah, listrik yang sering mati, pilkada, dan lain-lain. Topik yang detail akan membedakan kita dan topik yang universal akan menyatukan kita.
Dengan mengulangi kata-kata yang digunakan lawan bicara, kita juga dapat membangun kesamaan dan keakraban. Kita hanya menegaskan ulang dan mengulangi kata-kata itu. Pengulangan itu dapat ebrupa pertanyaan menggunkaan kata-kata yang sma atau menegaskan pernyataan yang baru saja disampaikan.
Kita gunakan Nelayan dan Pekerja pabrik itu sebagai contoh sekali lagi:
- Bagaimana kabarnya teman? Bagaimana tangkapan ikanmu?
- Wah kurang bagus, cuacanya kurang mendukung.
- Cuaca kurang mendukung?
- Iya, karena sekarang sedang angin barat.
- Ooh, iya. Sekarang sedang angin barat, ya. Loh sebenarnya angin barat sudah mulai dari kapan?
- Angin barat mulai dari minggu kemarin. Sekarang susah mencari ikan. Bagaimana pekerjaan kamu?
- Yah, tidak jauh dari dirimu.
- Tidak jauh bagaimana?
- Peraturan sekarang semakin diperketat, kemungkinan bolos sudah tidak bisa lagi.
- Bolos?
- Betul. Bolos sudah sangat sulit, pengajuan cuti juga tidak mudah lagi.
- Pengajuan cuti bagaimana?
- Kalau dulu untuk cuti kita dapat menginformasikannya kepada bagian kepegawaian 1 bulan sebelumnya. Sekarang minimal 2 bulan sebelumnya.
- Dua bulan sebelumnya?
- Betul dua bulan sebelumnya. Bahkan, kalau sakit harus memberikan surat keterangan dokter.
- Apa benar selalu ada keterangan dokter?
- Betul, harus ada surat keterangan dokter. Dan bila berulang kali mereka akan mengeceknya ke dokter yang bersangkutan.
- Dokter diperiksa?
- ... bla bla bla bla
- Bla bla bla bla
Menegaskan dan menanyakan akan membangun topik pembicaraan. Topik terbangun dari kata-kata yang sama, orang akan merasa lebih diperhatikan dan akan memberikan banyak info mengenai hal yang ditanyakan yang akhirnya terbentuk keakraban. Dalam keakraban banyak hal yang sejalan, dan otomatis banyak hal yang akan dapat dijalankan bersama. Termasuk bekerja sama dalam satu perusahaan yang sama. Dan supaya bisa bekerja sama, Anda harus diterima terlebih dulu.
Jadi, bersiaplah untuk berlatih untuk menjadi akrab dan dapatkan pekerjaan impian Anda.
Raharjo, Ridwan. 2010. Revolusioner! Mudah Cari Pekerjaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
KOMENTAR