Dalam wawancara, setiap pewawancara mempunyai gambaran dan kriteria masing-masing mengenai calon pekerja yang akan mereka rekrut. Tidak akan pernah ad
Wawancara, Pola Pikir Dan Apa Yang Sebenarnya Mereka Pikirkan - Yang paling berbahaya menurut saya adalah kondisi emosi dari pewawancara. Pada saat kuliah/sekolah dulu, ketika ada kejadian tidak menyenangkan di rumah, Anda bisa saja seharian menjadi orang yang menyebalkan dan tidak menyenangkan. Anda menjadi ketus, asal bicara, pedas, dan jahat. Nah, misalnya pewawancara sedang mengalami hal itu dan kebetulan Anda melakukan kesalahan sederhana, bisa saja karier Anda yang belum mulai langsung hancur berantakan.
Aturan pertama yang selalu harus Anda ingat adalah Anda harus tetap dapat menjaga emosi pewawancara pada kondisi senang, bahagia, atau peak state. Peak state adalah kondisi puncak ketika beliau dapat melihat dengan jernih segala kemampuan Anda, bukan dari emosi negatif yang sedang meledak-ledak. Seberapa bagus kompetensi Anda, bila dilihat dengan emosi yang negatif Anda hanya akan tampak sebagai orang yang menyebalkan.
Mungkin Anda adalah lulusan terbaik, tercepat, cum laude, termuda, banyak prestasi, dan sering menjadi juara. Tetapi, ketika dalam 1 menit pertama Anda sudah melakukan kesalahan yang membuat pewawancara emosi, bisa jadi semua nilai lebih Anda tidak akan dijadikan pertimbangan penting lagi.
Cerita mudahnya begini. Suatu ketika dalam sebuah wawancara, saya mendapati seorang pelamar dengan latar belakang cum laude, pandai, lulusan tercepat dari universitas terkenal. Seperti biasa, pertanyaan pertama saya adalah berapa nilai kebahagiaan Anda (lihat artikel Nilai Kebahagiaan). Orang ini dengan santainya menjawab, "Memang penting Pak? Apakah ada relevansinya dengan lamaran saya?"
Saya menanggapinya dengan tersenyum sangat lebar (ingat ubah gerak, mood berubah. Ubah gerak emosi, Anda juga berubah - lihat artikel Senyumlah dan Dapatkan Pekerjaan Itu dengan Mudah). Saya tersenyum karena saya emosi. Seumur-umur saya mewawancarai, baru kali ini saya bertemu orang yang sangat sombong. Jika saya marah kepada orang yang melamar, saya jelas rugi. Ibarat berkelahi dengan orang mabuk: kalau menang tidak bangga, tapi kalau kalah malu-maluin. Jika saya berdebat dengan calon bawahan saya, saya tidak bangga walau menang dan jika kalah, saya malu. Jadi, daripada saya marah ke anak itu mending saya tersenyum lebar dan saya lanjutkan dengan pertanyaan berikut.
"Boleh tahu golongan darahnya?"
"Apa ada kaitannya, Pak?"
Hahaha, kalimat ketiga saya adalah: "Terima kasih atas waktu yang telah diberikan untuk menerima panggilan wawancara ini. Semoga Anda adalah orang yang kami cari. Selamat siang."
Boleh saja dia pandai di semua sisi; boleh saja dia lulusan terbaik, boleh saja dia merupakan orang yang cakap di bidangnya, tetapi kalau orangnya menyebalkan, mendingan langsung dicoret sejak awal. Mungkin saja orang itu tidak pernah menyadari kesalahannya. Pertanyaannya tidak salah kok dan dia boleh saja menanyakan relevansinya, tetapi saya sebal.
Haah! Cuma karena sebal masa depan seseorang langsung hilang? Sesederhana itu? Tetapi, itulah yang terjadi. Pewawancara juga manusia, mereka juga punya perasaan dan keletihan. Timing Anda tidak tepat. Bisa saja semua kesempatan yang sudah ada di depan mata Anda langsung melayang dan hilang.
Pola yang saya jalankan adalah pola 5 pertanyaan. Berikut adalah 5 pertanyaan itu dan alasan yang melandasi pertanyaan itu.
- Seberapa besar nilai kebahagiaan Anda (lihat Nilai Kebahagiaan untuk detailnya).Dengan melihat nilai kebahagiaan Anda saya sudah dapat menilai kualitas kerja yang akan saya dapatkan. Semakin besar nilai itu makin besar pula kualitas hidup yang akan memengaruhi kualitas kerja dari pekerja tersebut. orang yang selalu berpikir negatif adalah orang yang penuh prasangka. Tidak mungkin orang tersebut bekerja dalam dunia yang membutuhkan kepercayaan. penyakit itu akan menular dan akan memengaruhi suasana kerja. Lelah berurusan dengan orang-orang yang selalu berkeluh kesah, entah tentang hidupnya, tentang keluarga, nasib, masa depan, pasangan... bla... bla... sangat menguras energi dan buang waktu. (lihat Bola Energi).
- Melihat kepantasan pelamar untuk mengerjakan job desk yang diberikan.Teknik yang sering saya gunakan adalah visualisasi. membayangkan pelamar mengerjakan tugas, beraktivitas sehari-hari, menghadapi kesulitan, dan membayangkan penyelesaian yang akan dia pakai. Kepantasan dalam visualisasi akan memberikan kontribusi yang sangat besar. Misalnya, dengan membayangkan mereka memakai seragam lapangan (bila kru lapangan), kecakapan, cara kerja mereka kelak di lapangan. Bahkan, memvisualisasikan proses belajar yang akan mereka lalui, cara mereka bertanya, mengembangkan semua pelajaran yang didapat dalam proses training. Sering kali saya memandang jauh ke depan, membayangkan apakah mereka dapat bertahan sampai sekian tahun di perusahaan yang sama, tetapi dengan penampakan yang jauh lebih tua dan lambat. Bila masih pantas, nilai ini akan jadi tambahan tersendiri.
- Mempunyai PASSION A.Passion tidak saya terjemahkan agar maknanya tetap luas. Saya mengartikannya di sini sebagai gairah ambisi. Orang yang mempunyai ambisi akan lebih mudah mengerti arti kata masa depan. Orang yang mempunyai visi ke depan selalu saya artikan sebagian orang yang mempunyai ambisi yang bagus. Ambisi dapat pula berisi tekad untuk selalu maju dan mengembangkan diri. mau belajar apa saja, tidak pernah puas dengan yang telah dipunyai, kepingin lebih. Energi orang yang ambisi selalu berlebih. Tidak mudah capek dan selalu mampu melihat sesuatu yang sering kali orang kebanyakan tidak melihat.Contohnya, saya pernah punya kepala cabang. Karakternya sangat kuat. Selalu saja ada inovasi dan tekad untuk membuat cabang itu lebih maju. Rasa kepemilikannya yang sangat besar. Bahkan saya sering merasa kalah soal rasa kepemilikan itu. Suatu ketika seorang klien menghadapi masalah terkait dengan pembayaran yang macet. Dia memutuskan untuk menyelesaikan kasus itu sendiri. Segala cara dia gunakan. Sampai suatu ketiak saya didatangi oleh orang tersebut dan melaporkan hasil sempurna yang telah dia capai. Dia yang mulai dan dia yang menyelesaikan. Saya, sebagai pimpinan, ditempatkan pada posisi tahu beres saja. Dia yang bekerja dan berjuang.Dalam laporannya, dia memiliki banyak cara dan ide dalam menagih utang. Saya akui, saya kalah dalam keteguhan dibandingkan dirinya. Dia telah memiliki rasa yang kuat, ambisi untuk menajdi besar, sehingga rasa kepemilikannya telah membentuk citra diri yang kuat dan keteguhan yang sempurna. Hanya orang yang punya passion yang dapat mewujudkannya dalam realitas.
- Mempunyai PASSION B.Gairah terhadap lawan jenis yang bagus. Di sini orang yang mempunyai gairah tersebut selalu mempunyai energi lebih. Dan ketika mereka bisa mentransmutasikan energi itu untuk sesuatu hal yang positif biasanya mereka mempunyai kelebihan dibandingkan orang yang tidak mempunyainya. Ini daftar orang yang lebih tersebut:
- Soekarno - Presiden ke-1 RI
- Hamzah Haz - Wakil Presiden ke-9 RI
- Puspo Wardoyo - Pengusaha Restoran Ayam Bakar "Wong Solo"
- AA Gym - Da'i
- Tifatul Sembiring - Menteri Komunikasi & Informasi Kabinet Indonesia Bersatu II
- Zulkifliemansyah - Wasekjen PKS
- Didin Amaruddin - Wakil Bendahara Umum DPP PKS
- Mohammad Rizal Rufaqa - Direktur Grup Rufaqa
- Anis Matta - Sekjen PKS
- Akhmad Muqowam - PPP
- Syahrizal D (PPP)
- Nasrudin Zulkarnaen alm. - Direktur Putra Rajawali Banjaran
- Rhoma RIama - Raja dangdut
Perhatikan kesamaan tersebut di atas. Mereka mentrasnmutasi sebagian PASSION tersebut menjadi prestasi luar biasa.
Sebelum saya membahas ini lebih lanjut, kita pisahkan dulu dengan beberapa orang yang juga berprestasi tanpa catatan transmutasi itu. Kenapa saya menempatkan PASSION B dalam No. 4? Sebabnya adalah hal itu tidak mutlak, tetapi lebih memudahkan saya dalam menilai.
Energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan. Ia selalu berubah wujud. Kita, manusia, adalah salah satu wadah perubah energi. Makanan yang kita asup diubah menjadi energi yang dapat kita gunakan dalam beraktivitas. Energi yang berlebih kita simpan dalam bentuk lemak. Kita mempunyai bentuk yang baku. Baku dalam hal volume yang relatif tetap sehingga dapat kita simpulkan bahwa kita akan mempunyai kapasitas wadah yang relatif tetap. Seandainya energi yang kita ubah dalam makanan tersebut mempunyai wadah yang tetap, tentunya dapat kita katakan bahwa kita mempunyai energi yang terbatas. Dengan kenyataan itu, semua energi yang kita punya haruslah digunakan untuk hal yang tepat.
Dalam kecenderungan itu, kita akan tahu bahwa pengalihan energi dalam sebuah wadah yang sama untuk segala aktivitas yang beragam memiliki konsekuensi berkurangnya energi untuk bagian yang lain. Misalnya, jika banyak energi kita terkuras untuk hal negatif, bagian positif tidak mendapatkan energi yang cukup. Berprestasi di bidang lain merupakan hal yang mustahil ketika sebagian energi kita terkuras untuk hal lain. Tetapi, ketika kita dapat mengonsentrasikan semua energi kita untuk satu hal, fokus, kita akan mendapatkan hasil yang luar biasa.
Orang-orang yang disebutkan di atas telah berhasil mentransformasikan passion-nya menjadi prestasi. Bagaimana dengan Anda?
- Kata Hati.Tidak melihat penampilan, tidak melihat hasil tes, tidak melihat kecakapan bicara, tidak melihat semua yang terlihat. Ketika kata hati saya mengatakan saya cocok dengan orang ini, semua akan mudah.Poin 5 ini sederhana saja. Anggaplah secara kebahagiaan nilai orang tersebut 10. Saya bayangkan bahwa orang tersebut sangat cocok dalam pekerjaan yang ada, mampu mengerjakan semuanya dengan baik, sangat cocok dalam bayangan saya. Dia mempunyai PASSION. Lengkap sudah. Tetapi, jika saya tidak cocok dengan orang tersebut, semua nilai itu akan gugur.Saya tidak akan memilih orang yang saya rasa tidak sejalan dengan saya, yang tidak sehati dengan saya. Perasaan saya terhadap calon karyawan saya ketika menyatu akan menghasilkan sinergi yang luar biasa. Perasaan yang tidak menyatu tidak menghasilkan sinergi, orang yang kuat energi positifnya akan digerogoti oleh yang negatif dan tidak sejiwa. Sinergi yang lemah tidak akan menghasilkan produktivitas yang tinggi dan tidak menguntungkan perusahaan.Jadi, orang-orang yang menurut saya tidak sehati, tidak akan saya terima. Mungkin begitu pula yang terjadi di perusahaan-perusahaan lain, ketika mereka mendapatkan calon tidak sejiwa, mereka akan melepaskan calon itu dan mencari orang-orang yang dapat bersinergi dan menguntungkan perusahaan.Oleh karena itu, pastikan Anda memahami pola wawancara. Mainkan diri Anda sesuai dengan apa yang mereka minta untuk mendapatkan pekerjaan impian Anda.
Raharjo, Ridwan. 2010. Revolusioner! Mudah Cari Pekerjaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
KOMENTAR