Pernahkan Anda mencoba menghitungnya? Sadarkah Anda bahwa nilai kebahagiaan telah membentuk nasib Anda hari ini? Seberapa Tinggi Kebahagiaan Anda Sel
Seberapa Tinggi Kebahagiaan Anda Selama Ini??? - Ini mungkin adalah pertanyaan yang pertama kali ini Anda dapatkan seumur hidup ANda, pertanyaan yang mungkin Anda pikir tidak Anda manfaatnya atau bahkan tidak ada hubungannya dengan niat Anda membaca buku ini. Anda ingin mendapatkan pekerjaan dengan mudah malah disuguhi pertanyaan yang mungkin dapat Anda katakan bodoh?
Sekedar info bagi Anda. Berikut ini adalah pertanyaan pertama yang saya ajukan bilamana melakukan wawancara. Jika jawaban Anda tidak memuaskan atau tidak sesuai standar saya, Anda sudah langsung saya anggap gugur. Coba, sebelum kita lanjutkan Anda jawab pertanyaan di bawah ini.
Seberapa tinggi kebahagiaan Anda? Misalnya NOL sangat tidak bahagia dan SEPULUH adalah bahagia, berapakah nilai kebahagiaan Anda sekarang?
Pikir dan jawab sekarang juga
Belum menemukan jawabannya? Ayo pikir terus, cari nilai kebahagiaan Anda.
Jangan lanjut dulu kalau belum dapat jawabannya.
Sudah dapat jawabannya? Yakin nilainya sebesar itu?
Bila Anda menjawab tingkat kebahagiaan Anda adalah dibawah 7 pada saat saya yang mewawancarai Anda, sudah pasti Anda saya coret dan tidak akan pernah saya perhitungkan dalam tahap berikutnya. Anda seorang Looser!
Bila jawaban Anda 7, bersiap-siaplah saya coret ketika Anda tidak dapat menjawab pertanyaan selanjutnya. "Mengapa nilai Anda hanya 7, kok bukan 10?"
Bila jawaban Anda 8 dan 9 agak berhati-hatilah ketika menjawab pertanyaan sesudahnya karena saya juga dapat mengeliminasi proses Anda selanjutnya. "Bagaimana supaya nilai tersebut bisa menjadi 10? Apa yang harus Anda miliki atau yang harus Anda inginkan supaya kebahagiaan Anda menjadi 10?"
Bila jawaban Anda 10, berbahagialah sejenak karena pertanyaan selanjutnya adalah, "Mengapa Anda memilih jawaban Anda sepuluh?"
Jawaban Anda: .......
Bagaimana orang dapat bekerja dengan sempurna seandainya orang itu selalu bersedih. Entah ia bersedih karena memikirkan nasibnya; karena kondisi keluarganya; karena tidak punya uang; karena baru saja putus dengan pacar; karena punya nasib buruk; karena hal apapun, ANDA TIDAK AKAN MAMPU BEKERJA DENGAN MAKSIMAL!
Kenapa saya harus membayar seseorang yang jelas-jelas di depan sudah tidak mampu bekerja secara maksimal, orang yang hanya memikirkan nasibnya dan segala keluh kesahnya. Belum bekerja Anda sudah terlalu repot dengan diri sendiri, bagaimana bila Anda sudah mendapatkan banyak pekerjaan, tekanan, masalah yang sering muncul di dunia usaha, ditekan oleh pimpinan, menjadi bahan gosip oleh rekan-rekan sekantor, dikejar deadline, kerjaan menumpuk, dikeluhkan oleh klien? Bisa-bisa Anda tidak bisa melakukan pekerjaan apapun. Bisa saja Anda hanya akan merepotkan teman Anda, bisa saja Anda langsung minta cuti, bisa saja Anda minta libur, bisa saja Anda MELAKUKAN BANYAK KESALAHAN.
Kenapa saya harus repot-repot berurusan dengan orang-orang pecundang? Karena jika saya mempekerjakan mereka, laju perkembangan perusahaan yang saya pimpin akan terhambat, menghalangi laju perusahan saya untuk selalu menjadi perusahaan yang terbaik.
Misalnya Anda mempunyai niali 7 dan pertanyaan saya berikutnya adalah, "Apa yang mendasari bahwa Anda memutuskan mempunyai nilai tujuh (kata memutuskan paling tepat karena Andalah yang seorang diri memutuskan memilih nilai Anda, bukan kondisi Anda, bukan pasangan hidup Anda, bukan anggota keluarga Anda, bukan guru Anda, bukan tetangga Anda, bukan orang lain. Tidak ada yang memaksa Anda). misalnya, Anda menjawab terlalu banyak keluh kesah tentang hidup Anda dan segala masalah Anda, COCOK! Anda akan langsung saya tunjukkan pintu keluar kantor saya.
Saya tidak perlu meneruskan perbincangan dengan orang yang negatif, orang-orang yang tidak pernah mau merasa bahwa hidup ini punya nilai positif. Saya hanya mau berhubungan dengan orang-orang positif karena negatif itu menular, bikin suasana menjadi tidak menyenangkan dan bahagia. Baiklah, seandainya Anda hanya mengatakan hal-hal yang belum Anda capai, misalnya karena saya belum dapat membahagiakan orangtua, anak Anda, tetangga Anda, belum dapat bekerja dan menghidupi diri sendiri, masih ikut orang tua, masih belum menikah, maish dalam taraf memperbaiki diri, masih bisa dimaklumi siapa tahu nilai itu akan bertambah sampai titik tertentu dan waktu tertentu.
Berapa pun nilai Anda, di atas 7 namun belum 10, menunjukkan bahwa Anda masih mempunyai banyak impian yang belum tercapai dan baru akan mempunyai nilai 10 seandainya semua tercapai.
Contohnya, Anda mengatakan uang atau kondisi ekonomilah yang membuat Anda belum bahagia karena Anda selalu kekurangan alias belum kecukupan. Seandainya Anda bisa memperoleh pendapatkan sekian juga rupiah, apakah Anda akan menjadi bahagia?
Itu bukanlah jawaban bijak. Pada saat Anda bersekolah tingkat SD, Anda masih ingat berapa uang saku Anda? Apakah uang saku itu cukup bagi Anda? Saya rasa sebagian besar dari Anda akan mengatakan TIDAK CUKUP.
Ketika bersekolah tingkat SMP mungkin Anda diberi kenaikan uang saku. Apakah kenaikan itu mencukupi? TIDAK CUKUP.
Saat SMA mungkin Anda memperoleh lagi kenaikan uang saku. Apakah kenaikan uang saku itu mencukupi bagi Anda? TIDAK CUKUP.
Ketika KULIAH mungkin uang saku Anda dinaikkan. Apakah kenaikan itu cukup? TIDAK CUKUP.
Anda bekerja, mungkin ada kenaikan uang saku (yang sekarang jadi gaji Anda). Apakah kenaikan itu cukup? TIDAK CUKUP.
Kapan uang bisa mencukupi bagi Anda? Sampai kapan pun tidak akan pernah cukup saudara-saudara karena pada dasarnya manusia selalu tidak dapat merasa puas dengan apa yang telah dicapainya.
Atau Anda punya keinginan dalam bentuk barang, misalnya mobil, rumah mewah, ponsel mahal. Lalu, katakanlah dalam hati, "Seandainya semuanya dapat saya miliki, saya akan bahagia." Dan seandainya telah terkabul apa tidak mungkin Anda akan menyebutkan keinginan yang lain?
Masihkah ada kebahagiaan dalam hati Anda?
Sampai kapan Anda akan merasa bahagia? Anda tidak akan pernah menjadi bahagia kalau Anda tidak pernah bisa mensyukuri apa pun yang telah Anda punya hari ini. Semudah itukah untuk menjadi bahagia. Anda dapat katakan kepada diri Anda sendiri, Anda cukup bahagia dengan semua kondisi yang Anda punya hari ini. Sangat bahagia.
Rasa bahagia itu dapat Anda gunakan sebagai dasar untuk bekerja dengan riang gembira. Orang yang bekerja dengan riang gembira akan memperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang tidak berbahagia. Jadi, pastikan diri Anda bahagia untuk alasan apa pun karena Anda masih bernapas saat ini; karena Anda masih menginjakkan kaki di muka bumi ini; karena Anda masih menyadari kalau Anda ingin berubah. Semua itu adalah alasan yang mudah dan universal.
Apabila Anda bisa mensyukuri hal-hal sepele dalam hidup Anda apalagi hal-hal besar. Sikap bersyukur dan bahagia ini akan membentuk baik karakter Anda maupun garis hidup Anda. Apa yang Anda pikirkan, yang ada dalam benak Anda, akan mewujud (lihat kekuatan visualisasi). Apabila Anda memikrkan kebahagiaan, memikirkan rasa syukur dan berkelimpahan, Anda akan bertingkah laku sesuai dengan rasa bahagia yang Anda miliki. Rasa bahagia itu akan menjiwai semua pekerjaan Anda, jiwa itu akan memberikan warna atas kualitas kerja Anda.
Saya mempunyai dua office boy, anggaplah yang satu bernama A, yang satunya lagi B. A selalu punya dalih untuk pekerjaan yang lupa dikerjakan dan teledor dalam membersihkan sesuatu. ketika saya tanya dia mengatakan, "Uang makan kurang, terlalu banyak yang nyuruh, terlalu banyak yang harus dikerjakan." Ia terlalu banyak mengeluh. Di lain pihak, B tidak pernah mengeluh. Dengan jumlah pekerjaan yang sama, jumlah atasan yang sama, gaji yang sama, B mengerjakan semua pekerjaannya dengan bersih dan tepat waktu. Kualitas kerja yang ditunjukkan B, sering kali melebihi ekspektasi saya dan para jajaran atasan.
Dalam suatu kesempatan, saya bertanya kepada B, "Mengapa kamu selalu antusias dalam mengerjakan sesuatu, walaupun pekerjaan itu sedemikian sepelenya?" Jawabnya, "Sudah banyak hal yang saya rasakan sebelum saya bekerja di sini. Saya cukup bahagia dengan kondisi yang saya miliki sekarang. Saya cukup makan, saya tetap dapat menabung, dan saya tetap dapat mengirimkan sebagian uang saya untuk keluarga di kampung. Saya menikmati setiap pekerjaan saya, saya betah di sini."
Dari B saya memetik sebuah pelajaran tentang kehidupan dalam sebuah kacamata orang kampung yang merantau ke kota. Bukan latar belakang pendidikan yang telah membentuk dia seperti hari ini, melainkan perjalanan hidup yang telah menciptakan dia seperti sekarang. ia bahagia dengan semua karunia yang telah dimiliki. Semua hal. Semua hal dapat dia gunakan sebagai alasan untuk kebahagiaan.
Dan satu ciri yang saya amati yang menandakan seorang memiliki nilai kebahagiaan yang tigngi adalah ia mudah tersenyum dan tertawa untuk hal apa pun. Bahkan, kalau Ada amati, orang tersebut punyai garis senyum (begitu saya mengistilahkannya), garis yang muncul di daerah seputaran bibir dan hidung yang membentuk buah pipi yang enak untuk dipandang, yang menggambarkan sejarah hidup yang mudah dan menyenangkan.
Saya mengamati banyak orang punya bentuk bibir seperti melengkung ke bawah (di luar konstruksi asalnya), yang menandakan adanya kecenderungan untuk melihat dunia dari kacamata negatif. Garis itu tidak muncul dalam hitungan bulan, bahkan terbentuk selama bertahun-tahun mengikuti pola pikir yang dimiliki oleh orang tersebut. Ia akan kelihatan lebih tua daripada umurnya dan selalu berada dalam tekanan masalah.
Saya mempunyai seorang saudara sepupu, Robert (katakanlah begitu di atas 40 tahun), tetapi saya jamin bila pembaca saya pertemukan dengannya, pembaca akan mengatakan dia masih mahasiswa, bahkan rekan-rekan saya berpendapat dia masih berwajah seperti anak SMA. Senyum dan wajah cerahnya telah mengaburkan kehidupan masa lalunya yang serba kekurangan karena berasal dari keluarga yang kurang mampu untuk membiayainya mengecap pendidikan di perguruan tinggi swasta. Saya kagum dengan cara pandangnya, saya sangat respek dengan poila pikirnya, bahwa hidup itu sederhana dan mudah. Akan ada jalan untuk semua permasalahan. "Hidup itu sudah terlalu susah kenapa harus dibikin lebih susah, nikmati dan syukuri yang ada."
Hidupnya sekarang telah berubah, dia telah menikmati kehidupan seperti yang dia inginkan.
Kehidupan sering kali menciptakan kita seperti apa yang kita pikirkan, seperti apa yang kita rasakan. Kita cenderung terjebak dalam pola pikir yang mengatakan bahwa kita dibentuk oleh nasib kita, bukannya kita yang membentuk nasib kita. Haruskah Anda mengatakan bahwa Anda bahagia dan mensyukuri segala sesuatu yang Anda miliki sekarang supaya Anda mendapatkanhal-hal yang Anda inginkan? Atau Anda akan bahagia setelah Anda mendapatkan hal-hal yang Anda inginkan?
Nasib Anda hari ini telah ditentukan oleh ola pikir Anda bertahun-tahun yang lalu. Bagaimana hari ini Anda belum bekerja, kenapa Anda tidak bersyukur dan merasa bahagia?
Bukankah ketika dalam proses mencari pekerjaan, Anda harus menikmatinya supaya bisa menjiwainya? Menjiwai semua hal yang Anda lakukan untuk mendapatkan pekerjaan impian Anda. Menikmati segala upaya dan tahapan yang harus Anda lalui dengan kebahagiaan dan rasa syukur. Kebahagiaan itulah yang akan membentuk nasib Anda dan masa depan Anda, bukan kebahagiaan ditentukan oleh nasib Anda dan masa depan Anda.
Jadi, Berbahagialah dan raih impianmu dengan kebahagiaanmu!
Raharjo, Ridwan. 2010. Revolusioner! Mudah Cari Pekerjaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
KOMENTAR