PERNAHKAH ANDA MENGETAHUI SIAPA ANDA?

BAGIKAN:

Jangan menjawab saya anak nomor 6 dari 7 bersaudara. Anak dari seorang pedagang sayur, guru, pensiunan, dan lain sebagainya. Atau anak tompelan, serin

Pernahkah Anda Mengetahui Siapa Anda?
Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay
Jangan menjawab saya anak nomor 6 dari 7 bersaudara. Anak dari seorang pedagang sayur, guru, pensiunan, dan lain sebagainya. Atau anak tompelan, sering pilek dan tidak pernah mandi atau gosok gigi.

Pernahkah Anda Mengetahui Siapa Anda? - Bukan, bukan itu. Identitas adalah siapa sebenarnya Anda. Nilai-.nilai apa saja yang terkandung dalam hidup Anda yang melekat sebagai identitas Anda. Nilai-nilai itu dapat merupakan sifat, sikap atau perbuatan luhur yang ingin Anda capai dalam hidup Anda. Nilai-nilai itulah yang membentuk Anda seperti hari ini. Anda menjalani hidup berdasarkan nilai-nilai yang melekat dalam diri Anda. Contoh sederhana adalah: "Saya adalah seorang yang pengasih, penyabar, dan penyayang."

Nilai-nilai yang terkandugn dalam identitas tersebut adalah penuh kasih, sabar, dan sayang. Nilai itu mendorong Anda untuk meresapi dan menjalankannya sesuai dengan nilai-nilai yang Anda canangkan. Apakah mungkin ketika Anda mengatakan Anda beridentitas pengasih ternyata Anda adalah seorang yang hobinya berbuat jahat, dengan sendirinya identitas itu berubah. Anda akan mudah memberi kasih kepada orang lain karena itulah Anda. Anda adalah orang yang penuh kasih, mencintai orang lain, dan suka menolong.

Apakah mungkin orang yang menggolongkan dirinya penyabar sering tidak mau menunggu dan tergesa-gesa, maunya serba cepat-cepat. Ketika seorang telah berani memutuskan dirinya sebagai penyabar, segala kejadian yang dialaminya akan dimaknai secara mendalam. Ia tidak langsung melakukan tindakan ekspresif, responsif, dan tia dengan mudahnya mengendalikan emosinya. Sabar dalam menikmati proses tanpa terganggu oleh hasil. Orang sabar tentu tidak mudah marah, jauh dair emosi yang meledak-ledak, dan tidak langsung bereaksi terhadap apa pun yang diterima atau dihadapinya.

Saya adalah seorang penyayang maka mudah bagi saya untuk memberi cinta kepada orang lain. Saya berusaha sebisa mungkin tidak menyakiti orang lain. Saya penuh belas kasih dan mudah menyayangi, jauh dari rasa dengki, benci, dan amarah.

Nilai pengasih, penyabar, dan penyayang akan membentuk karakter dari nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sehingga membentuk sifat-sifat sesuai dengan nilai tersebut.

Nilai keseluruhan membentuk Anda, siapapun Anda, itulah nilai-nilai Anda.

Kebanyakan orang tidak pernah mengenali nilai-nilai yang membentuk identitasnya. Bahkan, mereka sering kali mengatakan kalau mereka hanya tahu sifat yang mereka miliki. Apalagi Anda mengatakan sifat marah itulah adalah diri Anda. Misalnya, Anda memang pemarah, Anda langsung menstempel diri Anda sebagai seorang pemarah sehingga kejadian apa pun dapat merupakan justifikasi bahwa Anda adalah seorang pemarah.

Contoh kasus: Dalam suatu kesempatan, saya berjumpa seorang kawan lama yang mengeluh bahwa orang-orang di kantornya sering membuatnya marah. Kemudian saya bertanya hal-hal apa saja yang bisa menimbulkan kemarahan. Dia mengatakan menurutnya banyak hal tidak sesuai dengan standar pekerjaannya. Saya tanya, apakah tidak sesuai standar harus selalu diakhiri dengan rasa marah. Dia mengatakan YA. Segala sesuatu yang tidak sesuai standar saya akan membuat saya marah.

Saya tanya lagi, adakah perasaan lain selain marah jika terjadi pelanggaran?

"Tidak," jawabnya. Saya tanya kenapa tidak ada perasaan lain yang dapat muncul selain marah. Dia mengatakan karena sifatnya memang pemarah. Jadi. menurutnya sah kalau dia mudah atau gampang marah. Segala sesuatu yang tidak berkesesuaian dengan perasaannya langsung digebyah-uyah (generalisasi) sebagai penyebab kemarahan, tidak ada yang lain.

Kalau Anda hanya punya palu, hal apa pun yang menonjol di sebuah permukaan pastilan Anda palu. Namun, jika Anda punya peralatan pertukangan lain, Anda punya banyak pilihan ketika Anda melihat sebuah paku yang menonjol di sebuah permukaan rata. Kalau Anda hanya mempunyai palu, sah saja kalau memukulkan palu itu ke paku sebagai satu-satunya solusi. Lebih parah lagi ketika Anda menjustifikasi dengan mengatakan saya hanya punya palu, jadi semua yang ada Anda anggap sebagai paku yang perlu dihajar dengan palu.

Begitu pula halnya dengan sifat Anda, apakah Anda telah menstempel diri Anda hanya dengan mengatakan sifat marah itu satu-satunya yang Anda punya? Anda menstempel diri Anda dengan nilai tersebut dan menutup adanya nilai lain yang mungkin dapat menggantikannya.

Jika Anda menstempel diri: "Saya adalah seorang PEMARAH", segala sesuatu pasti akan Anda lihat dalam kacamata kemarahan Anda. Hal itu berarti Anda telah melakukan identifikasi secara brutal kepada diri Anda sendiri. Bahkan, ketika Anda menemukan hal yang sepele, karena Anda telah mengidentifikasi diri Anda sebagai seorang pemarah, masalah tersebut telah menyulut kemarahan Anda dan Anda menyikapi hal tersebut dengan gelap mata. Lebih parah dan lebih lucu lagi ketika Anda mengatakan "Anda membuat saya marah". Kenapa Anda melempar kesalahan kepada orang lain sebagai penyebab kemarahan dan orang lain harus mempertangungjawabkannya?

Kacamata Anda telah membutakan Anda untuk memiliki opsi yang lain. Semua yang Anda lihat hanyalah sebuah perasaanyang dapat kapan saja menyulut kemarahan Anda. Ibarat saringan batu pasir, saringan itu akan meloloskan sesuatu dengan ukuran tertentu. Sesuatu ukuran di luar itu, material lain, akan tertahan dan dibuang.

Rasa curiga juga merupakan contoh yang paling mudah. Anda meyakini bahwa rasa curiga adalah identitas Anda. Ingat, bukan Anda yang dapat mengatakan itu adalah identitas Anda, melainkan orang lain. Ketika stempel itu telah Anda terima, sering kali hal itu Anda gunakan sebgai justifikasi atas segala perbuatan yang Anda lakukan. Contohnya adalah apa yang dialami teman saya ketika mendapat pulsa gratis.

Dalam suatu kesempatan, dia mendapat SMS bahwa pengisian pulsa senilai 50.000 telah berhasil dilakukan. Yang muncul pertama kali dalam benaknya adalah siapa yang telah menjebak dia? Dia berpikir ada orang yang ingin menjatuhkan dia, menipu dia, seperti sering diberitakan oleh surat kabar untuk meminta hadiah lebih dan mempermainkan. Bahkan, dia menjadi waswas karena SMS berikut bisa saja berupa permintaan pertanggungjawaban atas SMS tersebut. Dia berpikir nantinya dia dituntut untuk mengembalikan pulsa yang salah masuk tersebut. Hari-hari berikutnya ia diliputi perasaan yang tidak menyenangkan dan curiga.

Ketika saya tanya apakah dia sering berprasangka dan curigaan?

Dia menjawab, "Lho, curiga itu perlu. Zaman sekarang gitu, lho. Kita harus selalu waspada dan mengantisipasi segala sesuatu."

Mengantisipasi tidaklah salah. Hnaya saja, ketika kita amati kasus tersebut, ketika memang dia telha menstempel dirinya sendiir sebagai orang yang layak CURIGA. Apalagi sifatnya memang CURIGAAN sehingga semua hal akan dilihat dalam kacamata curiga. Dia tidak dapat melihat batu lain yang lebih besar yang tidak mampu melewati saringan curiga, yang hanya melewatkan batu-batu ukuran kecil yang disebut olehnya sebagai kemungkinan-kemungkinan buruk.

Mungkinkah pengisian tersebut berasal dair rekan atau teman yang lain sebagai ucapan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan, mungkin pulsa tersbeut memang sedang ada program khusus setelah pengisian yang kesekian konsumen mendapatkan pulsa gratis, atau justru dari provider yang bersangkutan yang sedang dalam bulan promosi?

Toh, misalnya kejadian yang paling buruk adalah pulsa nyasar. Ya, sudah, kembalikan saja. Kenapa harus berprasangka? Kenapa harus CURIGA?

Apakah tidak ada pilihan lain buat kita unutk selalu berpikir curiga? Kenapa hanya mempunyai identitas CURIGA, tidakkah ada identitas SYUKUR?

Berikut kutipan dari sebuah cerita lama:

Seorang janda miskin Tan Xiao Lan punya anak umur 7 tahun bernama Lie Mei. Kemiskinan membuat Lie Mei harus membantu ibunya berjual ke di pasar. Karena mereka miskin, Lie Mei tidak pernah bermanja-manja kepada ibunya.

Pada suatu musim dingin saat selesai bikin kue, Tan Xiao Lan melihat kerangjang kuenya sudah rusak dan Tan Xiao Lan berpesan kepada Lie Mei untuk menunggu di rumah karena ia akan membeli keranjang baru.

Saat pulang Xiao Lan tidak menemukan Lie Mei di rumah. Xiao Lan langsung menjadi sangat marah. Putrinya benar-benar tidak tahu diri. Hidup susah, tapi masih juga pergi bermain. Padahal, tadi sudah dipesan agar menunggu rumah. Akhirnya Xiao Lan pergi sendiri menjual kue dan sebagai hukuman pintu rumahnya dikunci dari luar agar Lie Mei tidak dapat masuk. Putrinya mesti diberi pelajaran pikirnya geram.

Sepulang dari berjualan kue Xiao Lan menemukan Lie Mei. Gadis kecil itu tergeletak di depan pintu. Xiao Lan berlari memeluk Lie Mei yang membeku dan sudah tidak bernyawa. Jeritan Xiao lan memecah kebekuan salju saat itu. Ia menangis meraung-raugn, tetapi Lie Mei tetap tidak bergerak. Dengan segera Xiao Lan membopong Lie Mei masuk ke rumah. Xiao Lan mengguncang-guncang tubuh beku putri kecilnya sambil meneriakkan nama Lie Mei.

Tiba-tiba sebuah bingkisan kecil jatuh dari tangan Lie Mei. Xiao Lan mengambil bungkusan kecil itu dan membuka isinya. Isinya sebuah biskuit kecil yang dibungkus kertas usang dan tulisan kecil yang ada di kertas adalah tulisan Lie Mei yang walau berantakan, tetapi masih dapat dibaca.

"Mama pasti lupa. Ini hari istimewa bagi Mama. Saya membelikan biskuit kecil ini untuk hadiah. Uang saya tidak cukup untuk membeli biskuit yang besar... Mama, selamat ulang tahun."

Kisah nyata ini dimuat di harian Xia Wen Pao tahun 2007.

Tidakkan Anda lelah jika harus selalu berburuk sangka? Haruskan mempelajari sesuatu harus selalu didahului kejadian buruk? Haruskan semua menjadi terlambat dan baru Anda berubah?

Mari, kita cobat lihat sekali lagi contoh yang leibh memberdayakan saja. SABAR.

Misalnya, Anda mengatakan sabar sebagai identitas Anda. Di suatu kesempatan ada suatu hal yang dapat menyulut kemarahan Anda. Namun, ketika Anda mengingat identitas Anda sebagai penyabar. Anda akan meredam kemarahan Anda. "Saya penyabar, jadi saya tidak perlu marah," dan sekejap masalah yang mengganggu Anda akan dilihat dair kacamata nilai-nilai yang telah menjadi identitas Anda, yaitu "penyabar".

Ketika Anda bertubi-tubi mendapat deraan dan cobaan hidup yang tidak mudah untuk di atasi, dengan identitas sabar tersebut Anda akan me-legowo-kasn diri Anda dengan SABAR... Anda berpikir ini adalah ujian dari Tuahn. Siapa tahu yang berikut ada hadiah besar menanti.

Contoh kasus yang paling sering saya alami adalah pengamen yang ada di setiap perempatan jalan-jalan raya di Yogyakarta. Beberapa kali saya melihat ada pengamen atau pengemis yang meminta-minta dair mobil ke mobil. Urut dari yang paling depan dan sampai ke belakang. Sering kali saya merasa iba dan menyiapkan uang 1.000 rupiah untuk berderma. Hal yang paling menyedihkan adalah ketika mobil-mobil di depan saya tidak memberi maka sebagian besar pemita-minta akan menghentikan usaha mereka untuk meminta ke mobil berikutnya, berpikir bahwa orang-orang lain yang ada di mobil lain juga tidak akan memberi. Pada saat saya membuka kaca jendela mobil saya, mereka terlalu cepat membalikkan badan dan kembali pada posisi semula dan menunggu giliran lampu merah berikut. Walaupun lampu merah masih akan menyala lama, mereka memilih untuk kembali duduk dan menunggu keberuntungan berikutnya. Apakah mereka tidak mau bersabar sedikit lagi untuk mendapatkan lebih dari sekedar uang receh Rp100 saja? Dengan nilai sabar itu mereka akan rela meminta-minta dari mobil yang terdepan sampai yang terbelakang selama lampu masih menyala merah. Apakah tidak ada nilai-nilai lain atau identitas lainnya? Saya tidak tahu. Mungkin ini bukan contoh yang bagus, tetapi simak esensinya.

Seandainya nilai-nilai seseorang merupakan sekumpulan nilai yang dapat membentuk identitas Anda, secara umum Anda telah menciptakan sebuah gambaran seutuhnya siapa diri Anda. Kumpulan nilai itu sering berpadu menciptakan karakter yang akan membentuk Anda. Kumpulan dari karakter akan membentuk tindakan, dan kumpulan tindakan akan membentuk kebiasaan. Kumpulan kebiasaan akan menentukan nasib Anda.

Jadi mari kita mencoba membuat identitas yang memberdayakan Anda.

Sebagai contoh inilah identitas saya:

Saya adalah Hanif Muammar Rifqi yang bahagia, sehat, berkelimpahan, murah hati, bijaksana dan kaya raya. Saya ingin hidup saya menjadi inspirasi banyak orang dan membantu mereka untuk mendapatkan kehidupan seperti yang mereka inginkan. Saya selalu berdaya untuk keluarga dan masyarakat dalam bimbingan dan berkat Allah SWT.

Bahagia - Segala sesuatu yang menimpa saya akan selalu membuat saya bahagia. Apa pun kejadian itu akan saya maknai positif dan membahagiakan saya. misalnya, salah satu perusahaan multimedia saya mendapatkan pesanan penyewaaan sound system dengan nilai nominal sebesar Rp1.500.000. Pada saat itu perusahaan kami telah over order. Kami sungkan untuk menolak order karena teman dekat yang minta tolong, order kan rezeki. Tetapi, kalau kami terima barang gudang telah habisdan tidak ada staf yang dapat menjalankannya. Oleh karena itu pesanan tersebut kami lemparkan ke perusahaan rekanan, dengan nominal sebesar Rp1.000.000. Mereka meminta bayaran di muka dan kami memenuhi apa yang mereka minta.

Pada saat acara akan dimulai, pesanan sound system rekanan ternyata belum datang. Ketika saya telepon ulang, mereka mengatakan belum terima DP-nya sehingga tidak akan berangkat kalau belum ada DP-nya. Saya mengonfirmasikan hal itu ke bagian keuangan dan mereka mengatakan telah mentranster Rp500.000 pada malam harinya. Daripada berdebat, tanpa pikiran buruk apa pun saya transfer ulang sebesar Rp500.000. Saya informasikan ke ibu itu kalau saya telah melakukan transfer melalui SMS banking dan SMS bukti transfer saya kirimkan ke ibu itu.

Jawaban yang saya dapatkan adalah pertanyaan kok cuma DP yang dibayar, bukan total di muka sebesar Rp1.000.000. Dan dia mengatakan, kalau uangnya lebih, kelebihannya akan dikembalikan. Saya berpikir, dia profesional, sudah bertahun-tahun di dunia sound system. Baiklah, saya tidak akan berprasangka buruk. Saya melakukan transfer sekali lagi sebesar Rp500.000.

Tunggu punya tunggu, sound system tersebut tidak pernah datang. Lucunya, ibu itu marah-marah dan menyalahkan kami atas waktu yang sangat mepet dan tidak ada konfirmasi sebelumnya. Singkat kata ia malah memperburuk suasana dan tidak ada niat untuk bersikap kooperatif sehingga saya mengalami kerugian. Selain kehilangan dana yang telah disetorkan, saya juga kehilangan muka di depan klien, dan harus mempertanggung jawabkan kerugian yang terjadi di pihak klien. Tetapi, ketiak nilai yang saya tetapkan adalah saya bahagia, saya merasa bahagia dengan kejadian itu karena telah belajar sesuatu yang bermanfaat tentang sebuah kepercayaan terhadap rekan kerja baru senilai Rp1.500.000. Biaya belajar yang jauh lebih menyenangkan dibanding seandainya pesanan tersebut adalah Rp3.000.000 atau bahkan lebih. Nilai identitas bahagia telah menyelamatkan saya dari sakit hati, terluka, pikiran berlarut-larut yang tidak ada gunanya dan membuang waktu.

Sehat - Perasaan apa pun terkait dengan rasa sakit akan tersingkirkan dan saya selalu merasa fit dan bugar setiap saat. Saya sehat secara pikiran, mental, dan emosional sehingga fisik saya mengikuti semua hal yang saya yakini adalah benar. Kebettulan saya adalah seorang yang suka makan sayur-sayuran sejak tahun 1999. Tidak daging dan tidak juga ikan dan nasi tentunya. Dn jika memungkinkan saya meluangkan waktu berlari pagi selama 20 menit setiap hari. Karena saya mengaku sehat, saya harus hidup sehat, berperilaku sehat, dan berpikiran sehat. Sehat adalah identitas saya, jadi saya berkewajiban untuk selalu menjaga kesehatan saya. Saya tidak akan mengaku sakit karena sehat adalah identitas saya. Saya akan selalu sehat dan selalu berusaha untuk hidup sehat.

Berkelimpahan - Merasa lebih entah apapun yang saya miliki sehingga apa pun hal yang saya miliki, entah banyak, entah sedikit, nilai identitas berkelimpahan saya akan membuat hal itu menjadi berlebih dan tidak berkekurangan. Menilai semua hal berlebih akan membuat kita menjadi merasa bahagia, sentosa, aman, tenteram, berkecukupan selalu. Tidak ada kata habis dan kurang. Yang ada hanyalah berkelimpahan selalu berlebih, dan melimpah.

Murah Hati - Identitas dari nilai yang ingin saya lakukan. Untuk selalu teringat akan saudara kita yang kurang beruntung. ketika saya mengatakan murah hati maka saya tidak akan segan unutk selalu berderma dan membagikan sebagian kekayaan saya untuk orang lain yang membutuhkan. Hanya orang yang berkelimpahanlah yang mampu bermurah hati. Dan ketika kita membaginya kepada orang lain, kita akan merasa bahagia, merasa dibutuhkan, merasa bermanfaat, bersyukur atas nikmat membantu orang lain.

Bijaksana - Menyikapi semua masalah dengan bijak. Melihat bahwa setiap masalah mengandung nilai atau manfaat. Memandang segala sesuatu secara global, dari segala sisi, dan menyatukannya menjadi sebuah pandangan yang bijak dalam memandang apa pun yang ada di dunia ini. Semua kejadian dilihat dalam sebuah rangkaian kesatuan yang ebsar, yang tidak mungkin hanya dapat dilihat secara sepotong dan dinilai secara sepihak. Hal-hal yang kompleks menjadi sederhana dan menyenangkan.

Kaya Raya - Apa pun kondisi keuangan saya, yang saya rasakan adalah perasaan berkelimpahan. Karena saya kaya, etnah berapa pun uang yang saya miliki, saya akan tetap merasa kaya dan berkelimpahan sehingga saya selalu dapat mengucap syukur atas karunia yang telah saya miliki dan dapatkan. Perasaan berkelimpahan itu akan menuntun saya ke sebuah kenyataan yang sebenarnya, yakin kaya secara spiritual dan kaya secara materi. Merasa berkelimpahan di semua hal yang dapat saya rasakan.

Beruntung - Apa pun kejadian yang menimpa saya, saya artikan sebagai sebuah proses menuju keberuntungan akhir yang lebih besar. Segala kejadian yang menimpa adalah sebuah awal dan tetap merupakan keberuntungan, bukannya petaka. Saya lebih dulu berkeyakinan bahwa ada sebuah rencana besar dair Tuhan yang menanti dalam bentuk sebuah keberuntungan yang besar dan membahagiakan. Mengikuti dan menjalaninya dengan segenap keyakinan dan syukur atas segala karunia yang telah diberikan-Nya adalah indah dan menguntungkan saya.

Berdaya - Selalu mencari cara untuk keluar dari tantangan yang ada. Melihat celah akan adanya sebuah penyelesaian di setiap kejadian. penuh daya upaya dalam segenap kesempatan dan selalu memunculkan alternatif-alternatif baru. Berdaya upaya dari segenap tantangan, melihat bahwa tantangan diberikan untuk membuat kita terlatih dan kreatif dalam menghadapi segenap kesulitan yang ada. Bahkan memandang dari kacamata berdaya mampu menyadarkan kita bahwa semua maslaah memberi peluang untuk peningkatan diri kita menjadi lebih baik.

Berdaya untuk keluarga berarti saya selalu mengusahakan yang tebaik untuk keluarga saya. Apapun tantangan yang saya hadapi itu akan menjadi kesempatan untuk menggembleng diri, semakin maju dan lebih berkembang. Berdaya untuk masyarakat adalah seperti yang sekarang saya lakukan, Anda membaca artikel saya, salah satu karya, salah satu bentuk daya saya, untuk berdaya, dan berguna bagi masyarakat. Saya selalu yakin dan percaya bahwa apa pun yang saya lakukan selama berguna baik untuk keluarga dan masyarakat akan selalu dilindungi dan diberkati oleh Allah SWT.

Bagaimana dengan Anda? Dpaatkah Anda menciptakan identitas baru Anda, identitas yang memberdayakan?

Ingat kumpulan dari identitas akan membentuk karakter Anda. Kumpulan karakter akan membentuk sifat Anda. Sifat Anda akan mengaruhi tindakan. Dan kumpulan dair itndakan akan membentuk kebiasaan. Kumpulan dari kebiasaan akan menciptakan nasib Anda.



Raharjo, Ridwan. 2010. Revolusioner! Mudah Cari Pekerjaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

KOMENTAR

BLOGGER

PENCARIAN

Nama

3P's Secret for Scholarship Hunter,3,Agama,3,Agama Islam,2,Akuntansi,53,Analisis dan Perancangan Sistem Informasi,86,Anchor!,1,Bagaimana Cara,1,Bahasa Indonesia,29,Bahasa Inggris,2,Bing,12,Biologi SMP/MTS VII,3,Bola Energi,1,Buku,2,Buku Impian,1,Cara Bahasa Inggris,1,Cara Membuat,1,Contoh Kalimat Aktif dan Pasif Bahasa Inggris,1,Contoh Kalimat Pasif Dalam Bahasa Inggris,1,Contoh Undangan Surat Dinas,1,Dahsyatnya Sedekah,1,Dasar Ilmu Komputer,4,DOS dan Windows,5,how to,1,Hypnotic Writing,1,Intelegensi Buatan,40,internet,2,Jaringan,2,Jaringan Komputer,7,Java,13,Kalimat Aktif Dan Pasif,1,Kalimat Pasif dalam Bahasa Inggris,1,Kata Konjungsi,2,Kekuatan Keyakinan,1,Kekuatan Visualisasi,1,Komputer,55,Konflik dan Office Idiots,9,Kuliah,228,Lampiran-Lampiran,8,Manajemen Informatika,230,Manajemen Strategik,9,Manajemen Sumber Daya Manusia,3,Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik,3,Mengadakan Rapat Dengan Office Idiot,2,Menulis Surat Resmi,1,My 365 Days in Qatar,5,Neo Technology,1,Notes From Qatar Limited Edition,36,Office Idiots,29,Office Idiots Dan Miskomunikasi Mereka,11,Other,59,Pascal,8,Pelamar Kerja Yang Idiot,2,Pemograman,26,Pemrograman,44,Pengenalan Komputer,5,Penggunaan Kata,1,Penggunaan Kata a dan an,1,Penggunaan Kata are,1,Penggunaan Kata di,1,Penggunaan Kata is dan are,1,Penggunaan Kata pun,1,Penggunaan Kata The,1,Penggunaan Kata was,1,Penutup,1,Perilaku Kelompok dalam Organisasi,14,Perilaku Organisasi,14,Pewawancara Yang Idiot,2,Review Buku,7,Revolusioner! Mudah Cari Pekerjaan,66,Sabar Sedikit Lagi Siapa Tahu Berikutnya Impian Itu Akan Datang,1,SARAN-SARAN PEMBUATAN CL (COVER LETTER) DAN CV (CURRICULUM VITAE),22,Senyumlah dan Dapatkan Pekerjaan Itu dengan Mudah,1,Siapa Idiot baru Ini?,2,Simulasi CAT,3,Sistem Informasi,40,Sistem Informasi dan Intelegensi Buatan,44,Surat Resmi,1,Tentang Penulis,1,Tips,5,Top Modul Lolos Test CPNS,3,Wawancara? Siapa Takut!,1,
ltr
item
HanifSky: PERNAHKAH ANDA MENGETAHUI SIAPA ANDA?
PERNAHKAH ANDA MENGETAHUI SIAPA ANDA?
Jangan menjawab saya anak nomor 6 dari 7 bersaudara. Anak dari seorang pedagang sayur, guru, pensiunan, dan lain sebagainya. Atau anak tompelan, serin
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_RpcCvDCb7zPdVD7INjY1JkT4PhJXhqM1LKKDU8CE0cMK-Re2WBcjlrsbgdXOaNa-TRqOmJAVKsGyl0W22Gl5DVCXeqab1Pfmqqx3fZx8vaa-bUqsDTliKVaUDq6aZhqEw8oOMBiqa-nP/s16000/Pernahkah+Anda+Mengetahui+Siapa+Anda+.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_RpcCvDCb7zPdVD7INjY1JkT4PhJXhqM1LKKDU8CE0cMK-Re2WBcjlrsbgdXOaNa-TRqOmJAVKsGyl0W22Gl5DVCXeqab1Pfmqqx3fZx8vaa-bUqsDTliKVaUDq6aZhqEw8oOMBiqa-nP/s72-c/Pernahkah+Anda+Mengetahui+Siapa+Anda+.jpg
HanifSky
https://hanifsky.blogspot.com/2011/12/pernahkah-anda-mengetahui-siapa-anda.html
https://hanifsky.blogspot.com/
https://hanifsky.blogspot.com/
https://hanifsky.blogspot.com/2011/12/pernahkah-anda-mengetahui-siapa-anda.html
true
7876875396099374687
UTF-8
Memuat Semua Postingan Postingan Tidak Ditemukan LIHAT SEMUA Baca Selengkapnya Balas Batal Hapus Oleh Beranda HALAMAN POSTINGAN Lihat Semua DIREKOMENDASIKAN LABEL ARSIP CARI SEMUA POSTINGAN Tidak ditemukan postingan yang cocok dengan permintaan Anda Kembali ke Beranda Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Min Sen Sel Rab Kam Jum Sab Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des baru saja 1 menit yang lalu $$1$$ menit yang lalu 1 jam yang lalu $$1$$ jam yang lalu Kemarin $$1$$ hari yang lalu $$1$$ minggu yang lalu lebih dari 5 minggu yang lalu Pengikut Ikuti KONTEN PREMIUM INI TERKUNCI LANGKAH 1: Bagikan ke media sosial LANGKAH 2: Klik tautan di media sosial Anda Salin Semua Code Pilih Semua Code Semua kode telah disalin ke clipboard Anda Tidak dapat menyalin kode / teks, silakan tekan [CTRL] + [C] (atau CMD + C dengan Mac) untuk menyalin Daftar Isi