Pertama kali mendengar kata Qatar, yang pertama terbayang di benak saya adalah salah satu negara arab yang kaya raya dengan sumber daya alam melimpah,
Pertama kali mendengar kata Qatar, yang pertama terbayang di benak saya adalah salah satu negara arab yang kaya raya dengan sumber daya alam melimpah, gedung-gedung pencakar langit, mobil-mobil mewah, dan hal-hal lain yang sering saya baca dan lihat di media. Apalagi, menurut data IMF, Qatar adalah negara dengan pendapatan GDP tertinggi di dunia! Bisa dibayangkan betapa makmurnya negara tersebut.
Doha Sebagai Ibukota Qatar - Ternyata dugaan saya memang benar. Qatar dengan Doha, sebagai ibu kota memang terbilang maju dan cukup modern. Di berbagai tempat, pembangunan besar-besaran terus dilakukan, baik itu di gedung perkantoran, hotel, jembatan layang, mal, maupun jalan-jalan baru. Bagi kaum hawa yang doyan belanja, mungkin Qatar bisa dijadikan salah satu destinasi untuk liburan selanjutnya. Begitu banyak mal-mal, dari yang paling biasa sampai yang paling mewah, semua ada di sini. Ada Villahgio, The Pearl, Landmark, City Centre, dan lain-lain.
Gedung-gedung pencakar langit dengan berbagai bentuk pun sudah banyak yang berdiri kokoh. Corniche merupakan kawasan yang paling banyak dirawat dan dijadikan sebagai pusat dari kota Doha. Hampir semua gedung-gedung pencakar langit ada di sana, termasuk Istana Emir. Kalau di Indonesia, mungkin seperti di daerah Sudirman-Thamrin.
Namun yang saya suka dari Qatar adalah mereka tidak meninggalkan kebudayaan aslinya. Di tengah-tengah gedung bertingkat dan megah, kita masih bisa melihat bangunan-bangunan tua dan tradisional. Ada Souq Waqif, pasar tradisional terbesar di Qatar tempat berbelanja barang-barang dan makanan tradisional, serta souvenir-souvenir ala Timur Tengah. Ada juga Museum of Islamic Arts, sebuah museum modern tempat mempelajari sejarah peradaban Islam dan Timur Tengah. Arsitektur bangunannya unik, terlihat menarik dan tertata rapi.
Indonesia juga harus lebih mengutamakan untuk membangun tempat-tempat yang bersifat budaya dan bukan mall-mall terus yang dibangun. Bangsa yang besar adalah bangsa yang rakyatnya mengenal sejarah dan kebudayaan mereka. Kalau mall terus yang diperbanyak, maka generasi muda Indonesia nantinya akan menjadi generasi hedonis yang cuma kenal sama Zara, Topman, Mango, Apple, Orange, Banana, Watermelon, dan kawan-kawannya. hehehe...
Assad, Muhammad. 2011. Notes From Qatar Limited Edition. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
KOMENTAR