Secara sederhana, bersyukur memiliki pengertian pengakuan terhadap segala anugerah dan kenikmatan yang diberikan oleh Allah dan memanfaatkan segala an
Secara sederhana, bersyukur memiliki pengertian pengakuan terhadap segala anugerah dan kenikmatan yang diberikan oleh Allah dan memanfaatkan segala anugerah dan kenikmatan tersebut untuk kebaikan yang dapat memberikan manfaat bagi orang lain. Inilah hakikat bersyukur yang implementasinya bisa dalam berbagai bentuk.
Dan Bersyukurlah (Part 2) Kepada Allah SWT - Sebagai contoh, orang yang diberikan nikmat kekayaan harta yang berlebih, tanda syukur yang harus dilakukan adalah dengan mempergunakan kekayaannya untuk membantu fakir miskin, anak-anak jalanan, kakek dan nenek yang terlantar di panti jompo, dan seterusnya.
Lain lagi dengan orang yang diberikan kenikmatan berupa jabatan dan memiliki power untuk melakukan suatu kebijakan, misalkan seorang gubernur, menteri atau presiden. Tanda syukur yang harus dilakukan dengan cara melaksanakan amanat yang diemban sebaik-baiknya dan membuat keputusan-keputusan yang bermaslahat bagi masyarakat banyak.
Contoh lain, seorang dokter yang memiliki ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan juga harus bersyukur dengan cara berusaha menyembuhkan orang lain yang sakit. Mahasiswa/i pintar yang diberikan otak yang encer, bersyukur yang bisa dilakukan dengan cara membantu teman-temannya yang kesulitan.
Sebetulnya contoh paling sederhana bersyukur ada di diri kita. Allah SWT, memberikan jiwa dan raga yang sangat sempurna. Anggota tubuh yang terlihat dari mulai kepala sampai kaki, semuanya luar biasa, baik secara bentuk maupun susunannya. Tunggu dulu, itu belum termasuk organ yang berada di dalam tubuh yang kita sendiri tidak tahu bagaimana cara kerjanya, seperti hati, pankreas, liver, sampai jantung yang terus berdetak 24 HOURS NON-STOP!
Lalu bagaimana cara bersyukurnya? Simple saja, jaga baik-baik tubuh ini dan jangan merusaknya dengan hal-hal yang tidak bermanfaat. Hal yang bermanfaat bagi tubuh misalkan olahraga, makan tahu dan tempe, minum jus, baca buku, dan lain-lain. Kemudian, hal yang dapat merusak tubuh misalkan merokok, makan berlebihan, sering begadang, dan lain-lain.
Bersyukur itu sangat powerful karena merupakan kunci dari kebahagiaan sejati. Tanpa rasa syukur, sebanyak dan semewah apa pun harta dan segala kenikmatan yang dimiliki tidak akan pernah memberikan kepuasan dan kita akan terus berusaha mencari hal-hal duniawi untuk membahagiakan ktia yang sebenarnya tidak ada ujungnya. Tapi dengan rasa syukur, kehidupan kita akan selalu dikelilingi oleh rasa tenteram dan bahagia.
Sebagai manusia, kita sering tidak bersyukur karena dua hal. Pertama, sering membandingkan diri dengan orang lain. Pernah dengar istilah "rumput tetangga lebih hijau"? Dalam kadar tertentu, membandingkan diri dengan orang lain itu baik jika niatnya untuk pengembangan diri, dalam artian orang yang kita bandingkan adalah sebagai benchmark kita menuju kesuksesan. Tapi, kalau membandingkan yang membuat kita menjadi kufur nikmat, itu BAHAYA.
Tiap manusia itu punya pembanding yang beda-beda. Untuk artis misalkan, pembandingnya ya pasti dengan sesama artis. Tidak mungkin artis membandingkan dirinya dengan tukang cendol, kecuali si artis punya pekerjaan part-time sebagai tukang cendol. Dokter juga akan membandingkan dengan sesama dokter, pengusaha dengan sesama pengusaha, penyanyi dengan sesama penyanyi, polisi dengan sesama polisi, dan seterusnya.
Kita juga suka membandingkan diri dengan orang lain. Kita membandingkan dengan teman kita yang mungkin tinggal di rumah mewah, ke mana-mana naik mobil, uang mudah, bisa jalan-jalan ke luar negeri setiap liburan, dan sebagainya. Kalau saya bilang, sudahlah, hal-hal seperti itu tidak akan ada gunanya karena hanya akan membuat capek batin dan pikiran, belum lagi bisa mempengaruhi kesehatan dan jiwa kita.
Dalam hal ini ada kiat efektif agar kita menjadi hamba-hamba-Nya yang bersyukur, yaitu selalu melihat ke bawah untuk hal-hal yang bersifat fisik dan material, namun selalu melihat ke atas untuk hal-hal yang bersifat ukhrawi atau perkara-perkara ibadah. Jadi kalau kita sekarang punya rumah megah yang layak untuk ditempati, bersyukurlah karena ternyata masih ada orang yang punya rumah di gang-gang sempit.
Bagi orang yang tinggal di gang sempit pun bersyukurlah karena ternyata ada orang yang punya rumah di pinggiran kali dengan beratapkan kayu dan bambu. Orang yang seperti ini pun harus tetap bersyukur karena masih banyak orang-orang yang bahkan untuk tempat berteduh pun mereka tidak punya.
Tapi sebaliknya, dalam hal ibadah lihatlah ke atas, agar kita tidak sombong dan takabur. Kalau kita merasa sudah banyak mengerjakan ibadah, lihatlah ke atas bahwa ternyata sangat banyak orang-orang yang lebih saleh dan alim dari kita. Kalau kita merasa paling pintar di kelas atau seantero kampus, sadarlah bahwa masih banyak orang-orang genius yang bertebaran di luar sana, yang jauh lebih hebat di banding kita.
Kalau kita merasa paling berkuasa dengan kekayaan yang dimiliki, lihatlah kembali ke atas bahwa sebetulnya masih banyak sekali orang-orang dengan kekuasaan yang lebih besar dari kita dan seterusnya. Jadi dengan cara seperti ini insya Allah akan terus memotivasi diri kita untuk terus menjadi yang terbaik dan tidak lupa bersyukur.
Dalam konteks ini pun Rasulullah bersabda, "Lihatlah orang yang di bawah kalian dan janganlah melihat orang yang di atas kalian, karena yang demikian itu lebih layak bagi kalian untuk tidak memandang rendah nikmat Allah yang dilimpahkan kepada kalian." (HR Muslim dan Tirmidzi)
Kedua, kita tidak sadar dengan apa yang kita miliki, tapi lebih sering mengikuti ego untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Jadi fokusnya adalah kepada apa yang diinginkan dan bukan apa yang dimiliki. Namanya juga manusia, nggak pernah puas!
Ibarat kalau belum punya mobil, dalam hatinya berpikir yang penting punya mobil deh, mau yang butut juga nggak masalah! Setelah sudah punya mobil 1, muncul keinginan pengen 2. Setelah 2 ya 3, abis itu 4, kemudian 5, terus mau 6, dan seterusnya. Inilah sifat manusia.
Cerita tentang bersyukur ini saya tutup dengan kisah seorang hamba yang memiliki rasa syukur paling besar di muka bumi ini. Dia adalah Nabi Muhammad SAW. Dikisahkan oleh istri beliau Siti Aisyah bahwa di suatu malam saat mereka tidur, Rasulullah terbangun dan berkata, "Wahai Aisyah, izinkan aku untuk bangun beribadah kepada Tuhanku." Aisyah menjawab, "Silakan Rasulullah."
Kemudian Nabi Muhammad SAW bangun dari tidurnya dan segera berwudhu lalu shalat. Sewaktu shalat, beliau sangat khusuk sehingga meneteskan air matanya membasahi pipi hingga dada. Kemudian ruku beliau kembali menangis, lalu di saat sujud semakin terus menangis, dan seterusnya demikian hingga selesai. Bahkan dikisahkan bahwa mata kaki Rasulullah SAW menjadi bengkak akibat terlalu lama bersujud kepada Allah.
Setelah selesai shalat, Siti Aisyah pun bertanya, "Yaa Rasulullah, apa yang menyebabkan baginda menangis dan shalat begitu khusu, padahal Allah telah mengampuni semua dosa baginda, baik yang dulu maupun yang akan datang, serta sudah dijamin akan masuk ke dalam Surga-Nya?"
Rasulullah menjawab, "Tidakkah engkau suka aku menjadi seorang hamba yang bersyukur?" Luar biasa bukan, Nabi Muhammad SAW yang telah dijamin oleh Allah masuk ke dalam surga, namun beliau tidak mengendorkan sedikit pun ibadahnya dan inilah bentuk rasa syukur terhadap Sang Pencipta.
Total populasi Qatar tidak sampai 1,7 juta jiwa. Jumlah ini kurang lebih sama dengan 1/6 dari total penduduk Jakarta (Sensus 2010).
Assad, Muhammad. 2011. Notes From Qatar Limited Edition. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
KOMENTAR