"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum menghina kaum yang lain karena boleh jadi mereka (yang dihina) lebih baik dari mereka (yang meng
"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum menghina kaum yang lain karena boleh jadi mereka (yang dihina) lebih baik dari mereka (yang menghina), dan jangan pula wanita menghina wanita lain karena boleh jadi wanita (yang dihina) lebih baik dari wanita (yang menghina)." (QS. Al Hujarat [49]: 11)
Daftar isi menghargai pembantu (asisten rumah tangga) dalam Islam:
Menghargai Pembantu (Asisten Rumah Tangga) Dalam Islam) - "Mbak, ambilin bajuuuu!", "Mbak, bukain pintuuu!, "Mbak, bajunya bolong nih kelamaan disetrikaaa!" Disadari atau tidak, kurang leibh seperti itulah kalimat yang sering terlontar dari mulut kita yang ditujukan kepada seorang yang banyak berjasa, mendukung segala operasional dan aktivitas kita dari belakang layar, namun perannya sering terlupakan. Seseorang itu adalah pembantu kita dirumah.
Peran Pembantu
Pembantu yang saya maksud di sini bukan hanya pembantu yang sehari-hari memasak, menyapu dan mencuci baju. Tapi termasuk juga sopir, tukang kebun atau satpam yang ada di rumah kita. Selain itu, bisa juga karyawan atau bawahan di kantor. Peran mereka besar sekali. Bagaimana cara mengetahuinya? COba saja bayangkan bagaimana akibatnya jika dirumah tidak ada pembantu yang membantu untuk membersihkan rumah atau mencuci baju-baju kita?
Saya sudah merasakan sendiri. Sejak balik ke Indonesia untuk liburan, tidak ada pembantu di rumah. Akibatnya baju dikirimke laundry, rumah menjadi tidak terurus, dan sering tidak ada makanan. Sebenarnya nggak masalah juga melakukan semuanya sendiri karena di Qatar pun juga seperti itu, namun rasanya akan lebih enak dan sangat terbantu apabila ada pembantu.
Setelah 3 minggu, akhirnya di rumah sudah ada pembantu dan begitu terasa sekali perannya. Segala aktivitas saya sangat terbantu dengan adanya pembantu di rumah. Kita sering melihat pembantu hanyalah sebagai seseorang yang (mungkin) derajatnya berada di tingkat bawah, yang bisa seenaknya disuruh ini itu karena kita merasa berkuasa telah memberikan gaji tiap bulan. Padahal di dalam Islam, tidak pernah ada pembedaan sedikit pun di antara manusia.
Perasaan sombong terkadang menjadi penyebab sikap dna tindakan kita terhadap pembantu, padhaal Rasulullah SAW telah bersabda, "Tidak masuk Surga orang yang ada dalam hatinya seberat biji sawi dari kesombongan..." Lalu beliau melanjutkan, "Sombong itu menolak kebenaran dan meremehkan manusia." (HR. Muslim).
Penghargaan Islam Terhadap Hak Asasi Manusia (HAM)
Kita sering mendengar istilah Hak Asasi Manusia atau yang biasa disingkat HAM. HAM adalah hak-hak mendasar dan fundamental yang dimiliki setiap orang sesuai dengan kondisi yang manusiawi dan tanpa terkecuali.
Konsep HAM dalam Islam terpusat pada 5 hal pokok yang harus dijaga dan dihormati oleh setiap individu, yaitu hifdzu al-din (penghormatan atas kebebasan beragama), hifdzu al-mal (penghormatan atas harta benda), hifdzu al-nafs (penghormatan atas jiwa dan hak hidup) hifdzu al-'aql (penghormatan atas kebebasan berpikir) dan hifdzu al-nasl (penghormatan untuk menjaga keturunan).
Pada tanggal 10 Desemdber 1948 di Paris, Majelis Umum PBB mendeklarasikan sebuah deklarasi universal tentang HAM atau lebih dikenal dengan nama Universal Declaration of Human Rights (UDHR). Deklarasi ini terdiri dari 7 ayat pembukaan dan 30 artikel yang mengatur tentang hak-hak asasi manusia dan kebebasan dasar yang dimiliki oleh setiap manusia tanpa diskriminasi.
Deklarasi tentang HAM ini seakan menjadi tonggak sejarah baru dalam penghargaan HAM meskipun banyak yang menilai bahwa sebelum UDHR ini, sejarah HAM dimulai oleh magna charta (piagam besar) di Inggris pada tahun 1215. Magna Charta adalah piagam yang membatasi kekuasan Monarki Inggris dari kekuasaan absolut.
Namun ternyata magna charta bukanlah yang pertama kali. Kurang lebih 15 abad yang lalu, sebuah agama yang bernama Islam telah mengajarkan manusia bagaimana menghargai HAM. Nabi Muhammad SAW, adalah seorang pejuang HAM terhebat sepanjang masa. Sebuah "Deklarasi" tentang HAM dibacakan oleh Rasulullah ketika Haji Wada' (Perpisahan) pada hari ke-8 Dzulhijah. Bacalah pesan beliau di bawah ini yang begitu menghargai hak asasi setiap manusia.
"Wahai manusia! Sesungguhnya kamu semua berasal dari Adam dan Adam berasal dari tanah. Tidak ada kelebihan seorang Arab atas non-Arab dan sebaliknya, tidak ada kelebihan non-Arab atasu Arab; dan juga orang putih tidak memiliki kelebihan dari orang hitam dan sebaliknya, tidak ada kelebihan orang hitam atas orang putih. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa."
Kemudian beliau melanjutkan, "Wahai umatku! Kamu berhak atas diri kamu dan istri-istri kamu dengan penuh kasih atas diri kamu. Perlakukanlah istri-istri kamu dengan penuh kasih sayang. Sesungguhnya kamu telah mengambil mereka atas hak Allah dan halal bagi kamu atas nama Allah.
Di situ terlihat jelas bagaimana Islam sangat menghargai HAM. Isi dari khotbah tersebut adalah bertujuan untuk menghormati harkat dan martabat manusia tanpa terkecuali, menghapuskan eksploitasi, penindasan dan ketidakadilan di antara manusia. Islam memandang HAM sebagai konsep yang bersumber dari Allah SWT., dan berlaku untuk semua orang tanpa mengenal batasan agama, ras, jenis kelamin, suku, dan lain-lain.
Pembantu Punya HAM juga?
Prinsip dasar HAM dalam Islam adalah tentang persamaan, kebebasan dan penghormatan terhadap sesama manusia. Persamaan memiliki arti bahwa setiap manusia itu adalah sama, mau dia hitam/putih, cantik/jelek, asia/afrika, tinggi/pendek, laki-laki/perempuan. Termasuk di dalam nya pembantu kita. Mau dia hitam atau kurang cantik, dia tetaplah manusia yang harus dihargai dan dihormati.
Lalu, kalau semua manusia sama, apa bedanya? Pembedanya dari tingkat ketakwaan. "... Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah, ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu sekalian" (QS. AL-Hujurat[49]: 13)
Setiap manusia memiliki jaminan kebebasan untuk hidup secara manusiawi dalam bidang apa pun, baik beragama, berpolitik, bermasyarakat, dan sebagainya. Tapi tentunya, kebebasan di sini bukan kebebasan mutlak, namun kebebasan yang tetap harus menghormati hak-hak orang lain. Pembantu kita pun juga memiliki kebebasan hidup, misalkan dalam beribadah sesuai keyakinannya. Jangan kita menzaliminya dengan misalkan, tidak memberikan waktu untuk shalat.
Selanjutnya adalah penghormatan terhadap manusia. Ini sudah jelas bahwa setiap manusia memiliki hak yang sama untuk di hormati. Seperti yang sudah di sampaikan Rasulullah SAW dalam khotbah terakhirnya bahwa kita semua adalah anak Adam, dan Adam tercipta dari tanah. Penghromatan ini adalah hak bagi setiap manusia, tak terkecuali bagi pembantu kita.
Ini berarti HAM adalah hak paling mendasar yang dimiliki manusia dan melekat padanya dalam kondisi apa pun. Bukan berarti karena mereka pembantu, lalu hilang hak-hak asasi mereka. Hak di sini bisa dalam bentuk hak hidup layak seperti diberikan gaji yang sesuai dan tidak zalim, waktu tidur yang cukup dan tidak bekerja terus selama 24 jam, diberikan makan minimal 3 kali sehari, menyuruh dengan cara yang santun, tidak menyiksa secara fisik jika melakukan kesalahan, dan sebagainya.
Pada akhirnya, seperti lirik lagunya Serius band yang dinyanyikan oleh Candil dengan suara melengkingnya, "Roockeeer juga manusia, punya rasa punya hati..." Begitu pula dengan pembantu kita di rumah, mereka pun juga manusia. Sudah sepatutnya mulai sekarang kita menghargai dan menghormati para pembantu sebagaimana kita ingin dihormati dan dihargai oleh orang lain. Insya Allah, berkah akan turun dari segala penjuru langit dan bumi.
Assad, Muhammad. 2011. Notes From Qatar Limited Edition. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
KOMENTAR