Di dalam kerja kelompok belum tentu hasil kerjanya produktif, juga belum tentu kurang produktif, bekerja dalam kelompok dapat menimbulkan terjadinya “sinergi’ (synergy), yaitu bertambahnya kekuatan yang melenihi jumlah kekuatan dari masing-masing anggota, dapat pula terjadi kemalasan social (social loafing), yaitu mengurangi kekuatan dari jumlah kekuatan masing-masing dari para anggota. Terjadinya sinergi ini disebabkan oleh fasilitas social (social facilitation). Dalam kelompok yang sudah dewasa dapat terjadi yang disebut groupthink. Yang di maksud dengan groupthink ialah suatu kelompok yang kohesivitasnya tinggi yang menyebabkan para anggota kehilangan kemampuan memberikan evaluasinya yang kritis terhadap keputusan yang diambil oleh kelompok. Para anggota mengikutti saja apa yang diputuskan, meskipun sebenarnya tidak realistis. Secara individual mereka menurut saja. Jadi keputusan ini sebenarnya bertentangan dengan keinginan individual para anggota, tetapi sudah merupakan keputusan bersama. Groupthink terjadi tanpa disadari yang muncul sebagai emergent behavior demikian juga social loafing, juga bukan yang dituntut. Social loafing terjadi apabila hasil kerja kelompok tidak menunjukkan seperti penjumlahan kekuatan (hasil kerja) dari pada anggota anggota individual, melainkan kurang. Dicontohkan dengan angka, 2 + 2 mestinya ada 4, tetapi jika 2 + 2 = 4 ini berarti ada sinergi (ada tambahan kekuatan), sebaliknya jika 2 + 2 =3 ini bearti ada social loafing (terjadi kekurangan kekuatan). Social loafing terjadi karena dalam kelompok itu ada anggota kelompok yang tidak memberikan sumbanga energinya sebagaimana mestinya seperti jika ia bekerja sendirian, yang dalam kerja bersama dalam kelompok hal ini tidak kelihatan.
Baca juga Fasilitasi Social dan Rintangan Social dalam Kelompok
KOMENTAR