Metode pengembangan evolusioner berdasarkan pada ide untuk mengembangkan implementasi awal, kemudian memperlihatkan sistem awal itu kepada pengguna untuk dikomentari, dan memperbaikinya versi demi versi sampai sistem yang memenuhi persyaratan diperoleh. Pada metode ini tidak ada kegiatan spesifikasi, pengembangan, dan validasi yang terpisah. Kegiatan-kegiatan ini dilakukan pada saat yang bersamaan dengan umpan balik yang cepat untuk masing-masing kegiatan. Pengembangan sistem secara evolusioner sendiri memiliki dua variasi. Yang pertama adalah pengembangan eksplotari. Tujuan proses ini adalah bekerja dengan pelanggan untuk menyelidiki persyaratan mereka dan mengirimkan sistem akhir. Harusnya diawali dengan kebutuhan yang sudah dimengerti. Pendekatan ini biasa digunaan untuk mengembangkan sistem berdasar pesanan dari klien (custom product). Variasi kedua adalah prototipe yang dapat dibuang (throw-away-prototype). Metode ini berkonsentrasi pada eksperimen, dengan persyaratan pelanggan yang tidak dipahami dengan baik, cocok untuk pengembangan perangkat lunak jenis produk generik. Ada beberapa kelebihan metode evolusioner jika dibandingkan dengan SDLC. Metode evolusioner lebih efekti dari pendekatan SDLC dalam menghasilkan sistem yang memenuhi kebutuhan langsung dari pelanggan, Karena untuk menghasilkan sistem informasi tidak harus menempuh keseluruhan tahap SDLC. Keuntungan kedua, sementara pengguna mendapat pemahaman yang lebih baik dari masalah mereka, sistem perangkat lunak dapat merefleksikannya.
Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay |
Baca juga PROTOTYPING
KOMENTAR