Setelah berapa puluh kali mengirimkan surat lamaran kerja baru Anda menyadari kalau ada yang salah dengan surat-surat Anda?
- Adakah yang kurang dari semua surat itu?
- Sadarkah Anda bahwa foto Anda mempunyai pengaruh sampai 40%?
- Sudah berapa banyak perusahaan yang Anda kirimi surat lamaran?
- Berapa wawancara yang telah Anda lalui ternyata Anda gagal?
52 Kesalahan Umum Dalam Menulis Surat Lamaran Kerja - Terlalu banyak jawaban yang harus Anda sediakan, tetapi Anda masih saja melakukan kesalahan yang sama. Kesalahannya adalah Anda selalu mengirimkan surat yang sama untuk semua perusahaan dan Anda hanya berharap suatu ketika ada peusahaan yang mau berbaik hati memberikan kesempatan kepada Anda untuk wawancara atau panggilan tes lainnya.
Anda sudah berbulan-bulan menganggur semenjak lulus dari perguruan tinggi. Anda sudah mengirim begitu banyak surat lamaran kerja, sudah terlalu banyak surat lamaran kerja yang tidak pernah Anda ketahui nasibnya, sudah terlalu banyak perusahaan Anda kirimi surat lamaran kerja. Tetapi, hasilnya nihil dan Anda masih menganggur sampai hari ini.
Anda sudah berbulan-bulan menganggur, bahkan bertahun-tahun, tetapi Anda masih saja mengirimkan surat yang sama. Tidakkah terbesit dalam benak Anda ada yang salah dengan surat lamaran Anda?
Ada beberapa orang yang pandai secara akademis dan mahir dalam beberapa hal, tetapi mereka sangat parah ketika menjual potensi diri mereka.
Seharusnya universitas memiliki mata kuliah pilihan yang mengajarkan cara membuat surat lamaran kerja dan kemampuan-kemampuan lain dalam dunia lamaran pekerjaan. Bukan hanya materi dasar saja yang diajarkan, tapi juga interpersonal skill, emotional quotient, dan spiritual quotient agar anak didik menjadi lebih siap berjuang di dunia kerja yang sesungguhnya.
Terkadang seseorang yang telah selesai dari suatu program pendidikan merasa itulah titik akhir perjuangan mereka. Bangga atas kelulusan yang dicapai. Mereka menitikkan air mata pada saat wisuda. Apakah air mata itu air mata kebanggaan dan haru? Atau menangisi nasib mereka sendiri yang tidak tahu akan bekerja di mana? Meratapi nasib bahwa mereka harus sudah menghidupi dirinya sendiri, harus sudah bisa mandiri dan menata kehidupan mereka sendiri?
SALAH! Banyak orang belum siap untuk selesai belajar dan bingung apa yang harus dilakukan setelah mereka menyelesaikan pendidikan tinggi mereka. Seharusnya dengan pendidikan tinggi yang didapat, setiap orang akan hidup dalam keadaan yang jauh lebih layak. Banyak sekali pendidikan bagus mencetak orang-orang hebat, tetapi tidak membekali mereka secara memadai untuk mencari kerja dengan lebih mudah. Agar diketahui, bukan hanya kemampuan akademis atau IPK di atas 3 yang menjadi bekal mereka, tetapi kemampuan-kemampuan lain yang menunjang untuk lebih siap menghadapi dunia kerja.
Anda mungkin masih dapat mengingat bahwa 1 hari tepat setelah Anda dinyatakan lulus pendidikan, Anda terbesit sebuah pemikiran baru akan ke manakah Anda esok hari? Mungkin sudah ada gambaran jalan yang akan Anda tempuh. Tetapi, apakah benar tidak ada ketakutan di sana? Anda 100% yakin ke arah mana Anda akan melangkah? Mungkin beberapa di antara Anda akan mengatakan YA, SAYA YAKIN. Sisanya 95% lebih orang dinyatakan lulus (bukan wisuda) bingung ke mana mereka akan melangkah!
Mereka tidak tahu ke mana mereka akan melangkah dan tidak tahu bagaimana caranya mereka mendapatkan pekerjaan-pekerjaan impian itu. Hal ini dapat dibuktikan dengan masih banyaknya lulusan Perguruan Tinggi yang masih berantakan dalam membuat surat lamaran pekerjaan. Apakah mereka hanya diajarkan untuk menggunakan otak kiri saja selama kuliah dan mengesampingkan daya kreativitas otak kanan? Mungkin perusahaan akan banyak melewatkan orang-orang hebat itu dalam jajaran staf perusahaan mereka karena pelamar tidak mampu menjual potensi diri mereka. Mereka hanya menulis (ngeprint) lamaran yang sama dan menunggu dan terus menugngu siapa tahu dipanggil untuk seleksi tahap berikutnya. Terlalu banyak orang berharap akan terjadinya sebuah keajaiban.
Mengapa banyak orang yang mengeluh tentang kelemahan hidupnya, tetapi bersikeras mempertahankan kebiasaan hidup yang dapat mempengaruhi hidupnya? Banyak orang yang menolak melatih dirinya agar mendapatkan nasib baik. Mereka banyak menyerahkan dirinya kepada nasib buruk dan berharap mendapatkan keajaiban agar nasib buruk dapat berubah menjadi nasib baik.
Menurut Anda, hewan manakah yang Anda pilih lebih bijak? Tikus atau lalat?
Pernahkah Anda melihat tikus terjebak dalam sebuah rumah dan tidak bisa keluar? Sementara seringkali Anda melihat lalat terjebak pada jendela kaca rumah Anda? Di mana yang dia pikir jalan keluar sebenarnya adalah kaca bening. Hewan mana yang mirip dengan kebiasaan Anda?
Kegilaan adalah ketika kita melakukan hal yang sama terus-menerus dan mengharapkan hasil yang berbeda. -Albert Einstein-
Jadi, kalau ada orang yang selalu mengirimakn surat yang sama selama bertahun-tahun dan mengharapkan diterima kerja, berarti orang itu adalah orang ... ?
Baiklah, tidak perlu dibantah memang ada beberapa kasus tertentu yang berhasil. Memang tidak tertutup kemungkinan surat lamaran kerja Anda direspon lalu Anda mendapat pekerjaan setelah mengirimkan surat yang sama berulang kali dan selama berbulan-bulan. Tetapi, kenapa harus menunggu berbulan-bulan? Kenapa setelah sekian puluh surat lamaran kerja?
Setelah saya lulus kuliah, saya mencoba melamar pekerjaan ke beberapa perusahaan minyak nasional. Dari 5 surat yang saya kirimkan hanya 1 yang tidak memberikan tanggapan. Itu pun karena saya melamar ke perusahaan Amerika di Amerika sana. Sisanya 4 saya selalu mencapai tahap tes atau wawancara kerja. Hal itu membuktikan bahwa surat saya sedemikian menariknya sehingga mereka berkenan untuk memanggil saya dan memberikan kesempatan tersebut. Bagaimana dengan Anda? Sudah berapa surat yang Anda kirimkan? Berapa persentase keberhasilan Anda?
Bahkan, ada satu surat lamaran yang saya kirimkan ketika saya belum lulus dan ditanggapi dengan dipanggilnya saya untuk menghadapi rangkaian tes. Saya dapat uang saku dari perusahaan yang memanggil. Saya adalah satu-satunya siswa di kampus saya yang dipanggil. Padahal, saya bukan yang paling pandai, tetapi saya paling smart. Anda mau tahu caranya?
Caranya sangat mudah. Jika Anda melamar di perusahaan Prancis ya lamaran harus diajukan dalam bahasa Prancis, dong. Jelas saya diterima karena hanya sayalah satu-satunya pelamar yang mengirimkan surat lamaran kerja dalam bahasa Prancis. Hebatnya lagi, bukan saya yang bikin, tetapi dosen bahasa Prancis saya. Tepatnya bukan dibikinkan tetapi dikoreksi. Dosen tersebut pernah tinggal selama 10 tahun di Prancis. Hasilnya jelas mantap dan ampuh. Terakreditasi, begitu istilahnya.
Apakah Anda pernah mengebaluasi apa yang Anda lakukan selama ini? Kenapa Anda masih menggunakan surat dan kata-kata yang sama? Lampiran yang sama? Urutan yang sama? besar kertas yang sama? Amplop yang sama?
Di bawah ini adalah contoh kesalahan umum yang banyak dilakukan oleh para pencari kerja di antaranya adalah:
- Terlalu singkat dalam membuat Cover Letter (CL).
- Tidak mencantumkan keungguloan, skill, kelebihan, daya tarik, dan nilai lebih. Tidak punya daya tarik.
- Tidak mengorelasikan semua pengalaman dan kemampuan sesuai dengan bidang yang akan dilamar.
- Tidak mencantumkan posisi pekerjaan yang akan diambil.
- Terlalu banyak mencantumkan posisi pekerjaan yang akan diambil. Diulang-ulang.
- Kotor, banyak coretan dan bahkan tumpahan tinta atau sidik jari bekas minyak.
- mengopi paste semua surat lamaran untuk berbagai perusahaan, bahkan sering hanya mengganti judul surat. Paling parah adalah surat lamaran titik-titik.
- Terlalu malas untuk mengoreksi keseluruhan surat.
- Salah ketik.
- menggunakan korektor (tip-ex).
- Kata yang salah dicoret-coret.
- Ukuran kertas yang tidak sesuai sebagaimana lazimnya. jangan seenaknya bikin standar sendiri.
- kertas terlalu tipis.
- Surat lamaran robek (bukan karena proses pengiriman. Seandainya rusak pada saat pengiriman, pasti amplop juga rusak).
- Tidak rapi, nyusun asal diklup. Tidak rata sehingga sering kali terburai dan berantakan, bahkan terbalik.
- Terlalu banyak lampiran yang tidak ada hubungannya.
- Foto, ngawur mencantumkan foto, asal foto, asal nemu, asal ada gambar wajahnya, foto SD, foto SMP, foto tetangga, foto kakaknya, dll.
- Foto tampak sebagai orang susah, tidak senyum malah cemberut.
- Kelupaan tanda tangan.
- Tanda tangan menggunakan tinta merah/pensil.
- Tanda tangan terlalu kecil.
- Tanda tangan luber (bolpen jelek).
- Tidak mencantumkan nama.
- Tidak mencantumkan telepon yang bisa dihubungi.
- Salah menulis nomor telepon (dihubungi salah sambung).
- Surat cover letter dan CV difotokopi. Fotokopinya buram dan tidak bisa dibaca.
- KTP terlalu kecil saat memotong.
- Urutan surat dan lampiran tidak standar. CV diletakkan di bagian paling belakang.
- Surat keterangan berkelakuan baik yang kadaluwarsa (lewat tanggalnya).
- Salah mencantumkan tanggal.
- Amplop hanya ditulis tangan.
- Tidak mencantumkan pengirim.
- Tidak mencantumkan Kode Lamaran.
- Surat lamaran hanya CL dan CV tidak ada lampiran sama sekali.
- Terlalu banyak lampiran (skripsi/ penelitian disertakan).
- Surat lamaran dilipat 3 dan dimasukkan amplop surat menyurat.
- mengirim surat menggunakan stop map (udah nggak zaman).
- Ukran amplop tidak standar (1/2 folio), ukuran tanggung.
- Ketkan tidak rata kiri atau justify (rata kanan dan kiri).
- Ukuran spasi 1 (terlalu rapat).
- Tulisan jelek banget malah menulis CL dengan tangan.
- Mengemis. (Saya sangat membutuhkan pekerjaan ini.. tolong pak. please... dll).
- Font terlalu kecil.
- Penekanan bold yang salah.
- Tidak menyatakan diri siap menerima wawancara/proses selanjutnya.
- Sok Inggris tapi salah, jelek lagi tata bahasanya, mending nyalin.
- Terlalu banyak kalimat majemuk.
- Terlalu banyak menyebutkan data diri di CL.
- Terlalu banyak menyebutkan lampiran di CL.
- Lampiran surat pengalaman kerja tidak dilampirkan (kalau ada).
- Tidak menyebutkan reference person (orang yang mereferensi Anda yang dapat dihubungi calon perusahaan).
- Terlalu banyak lagi kesalahan untuk disebutkan.
Setelah Anda membaca tulisan di atas, sudah tahukah di mana letak kesalahn Anda? Tetapi, Anda perlu tahu, tidak ada format baku untuk membuat surat lamaran maupun Curriculum Vitae. Yang Anda lakukan adalah membuat surat Anda menjadi menarik dibandingkan ribuan pelamar lain. Jadi, lakukan yang terbaik agar Anda mendapatkan hasil yang terbaik pula.
Raharjo, Ridwan. 2010. Revolusioner! Mudah Cari Pekerjaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
KOMENTAR