Mungkin Anda dilahirkan di dunia ini hanya sekali. Tetapi, berapa kali Anda merasa harus mengubah diri ketika kenyataan yang Anda hadapi ternyata tida
- Ingat, kamu masih punya banyak utang saja mimpi mau beli rumah baru.
- Kamu sendiri belum bekerja sudah berkhayal jalan-jalan keluar negeri.
- Kerja ikut orang saja mau berkhayal punya pabrik besar.
- Untuk memberi makan orang rumah saja masih kurang malah mikir mau beli motor baru.
- Suruh merasa berkelimpahan sementara tiap hari Anda bingung cari uang dari mana.
- Janji membahagiakan orangtua, lha kamu saja membahagiakan anak istri saja belum mampu.
- Tekad ingin memberikan pendidikan yang terbaik, rezeki saja masih seret.
- Keinginan untuk punya kehidupan yang lebih baik, buat cicilan saja belum bisa rutin.
- Dan masih banyak lagi.
Neo Technology™ - Masih banyak lagi hal ketika Anda mencanangkan perubahan Anda harus berurusan dengan orang-orang yang tidak mendukung perubahan itu. Dengan begitu, Anda menjadi terdesak lagi dalam kesendirian dan Anda terpaksa melakukan kebiasaan lama lagi.
Dulu, pada saat saya mengatakan kepada orangtua saya akan mempunyai rumah yang besar, di pinggir jalan, restoran besar di Yogyakarta, bahkan memiliki kampus sendiri, punya paviliun dan hotel, saya terempaskan ketika mereka mengatakan Mbok yo eling, wong utangmu wae isih akeh kok malah aneh-aneh (please deh... utangmu saja masih melimpah kok aneh-aneh). Atau mungkin ada saudara saya yang mengatakan Ridwan sekarang sering ngomong besar.
Ketika hal itu dikatakan berulang-ulang dan hampir semua orang di sekeliling saya mengatakan hal yang sama, saya mulai goyah. Bahkan, ketika saya mohon bantuan mereka, mereka mengatakan tidak bisa. Pinjaman yang kemarin saja belum selesai kok mau pinjam lagi. Ini keberapa kalinya kamu mengatakan terakhir? Katanya mau membeli ini itu, kok malah minta bantuan.
Saya seperti berjuang sendirian. Kepada siapa lagi saya harus minta tolong? Haruskah saya kembali ke kebiasaan-kebiasaan saya yang lama? Haruskah saya kembali menggunakan cara-cara konvensional? Hidup dengan teratur, model bisnis standar, jalur penambahan kekayaan yang biasa, di mana hari itu semua bisnis saya baik-baik saja, segala sesuatu normal.
Tetapi, saya menginginkan lebih dari semua itu. Saya ingin mencapai hal yang lebih tinggi lagi. Saya ingin menggapai langit. Saya merenungi nasib saya sekali lagi. Semua tidak mendukung saya. Saya rasanya ingin berubah, tetapi ada pula tekanan untuk menyerah. Kenyataan yang saya dapatkan setiap hari adalah saya menjadi mual dan sering sakit, hal itu semakin menjadi-jadi. Apakah itu juga terjadi pada diri Anda?
Tetapi, saya putuskan untuk melabrak semua halangan yang menghadang saya. Peduli amat dengan semua suara itu. Saya putuskan untuk berubah, tetap komit dengan semua impian. Saya meyakini impian saya, apa pun resikonya, apa pun halangan yang harus saya hadapi. Saya pasti siap dan saya pasti bisa karena saya ditakdirkan untuk sukses. Saya ditakdirkan untuk menentukan nasib saya sendiri bukan orang lain yang menentukan nasib saya. Saya lahir kembali, be a NEO.
Saya yang akan mengingatkan diri saya sendiri bilamana ada halangan. Saya akan kembali ke jalan yang lurus bilamana saya keluar dari jalur. Saya akan selalu ingat batas kapan saya harus bergerak. Saya memegang kendali atas segala hidup saya. Saya adalah parameter kehidupan saya. Batas akhir adalah saya. Aku adalah batas akhir. Tidak akan ada yang bisa memberitahu segala sesuatu kecuali saya sendiri.
Gambaran yang lebih jelas mengenai hal ini adalah ketika seorang anak kecil melakukan kesalahan, siapakah yang akan mengoreksi kesalahannya? Katakanlah kakaknya yang akan memberitahu segala kesalahan dan menunjukkan arah yang benar.
Ketika kakak melakukan kesalahan, siapa yang akan memebritahu letak salahnya dan mengoreksinya? Katakanlah ibu yang akan mengoreksinya. Ketika ibu melakukan kesalahan, siapa yang akan memberitahu letak salahnya dan mengoreksinya? Katakanlah bapak yang akan mengoreksinya. Ketika bapak melakukan kesalahan, siapa yang akan memberitahu letak salahnya dan mengoreksinya? Katakanlah supervisor bapak di perusahaan jika bapak melakukan kesalahan dalam bekerja.
ketika Supervisor melakukan kesalahan, siapa yang akan memberitahu letak salahnya dan mengoreksinya? Katakanlah Manajer. Ketika Manajer melakukan kesalahan, siapa yang akan memberitahu letak salahnya dan mengoreksinya? Katakanlah General Manager. Ketika General Manager melakukan kesalahan, siapa yang akan memberitahu letak salahnya dan mengoreksinya? Katakanlah Direktur. Ketika Direktur melakukan kesalahan, siapa yang akan memberitahu letak salahnya dan mengoreksinya? Katakanlah Direktur Utama. Ketika Direktur Utama melakukan kesalahan, siapa yang akan memberitahu letak salahnya dan mengoreksinya? Katakanlah Komisaris. Ketika Komisaris melakukan kesalahan, siapa yang akan memberitahu letak salahnya dan mengoreksinya? Katakanlah Dewan Komisaris. Ketika Dewan Komisaris melakukan kesalahan, siapa yang akan memberitahu letak salahnya dan mengoreksinya?
Batasan itu akhirnya ada dan tidak akan ada lagi orang yang akan memberikan otorisasi yang lebih besar. Ke mana arah kebijaksanaan perusahaan itu harus ditentukan? Ke Utara, Selatan, mau ke Timur, mau ke Barat, yang jabatannya tertinggi akan menentukan arah ke mana masa depan akan ditentukan. Arah itu mungkin benar dan membawa berkah, tetapi kalau saja arah itu salah, siapa yang akan dapat memberitahu otoritas tertinggi ini.
Dapatkah dia mengatakan bahwa dirinya sendiri telah salah langkah, salah arah, dia sendiri yang harus memutuskan untuk berbelok kembali, memberitahu dia sendiri kalau dia telah salah ambil keputusan, menyadari kalau harus ada perbaikan dan perbaikan.
Pernyataan di atas mungkin saja sangat mudah Anda pahami, tetapi kenyataannya apakah Anda sudah dapat menyadari kesalahan Anda pada waktu yang tepat dan harus me-"rekondisi" kondisi Anda sendiri tanpa ada yang memberitahu? Yang sangat sering terjadi adalah Anda baru menyadarinya ketika semua sudah terlambat, terlalu sering Anda menyadari ketika semua sudah berlarut-larut dan parah.
Anda harus menyetel ulang seperti mengharmonisasikan senar-senar gitar. Senar-senar gitar yang terlalu sering dipakai akan mengendur dan menghasilkan nada yang tidak harmonis (fals). Sang gitaris akan menyetel ulang senar-senar gitar itu sampai gitar kembali menghasilkan dentingan atau kunci-kunci nada indah dan merdu. Sang gitaris tahu kapan suara gitar itu sumbang dan langsung menyelaraskannya lagi. Permasalahannya adalah gitaris adalah otoritas yang lebih tinggi. Mungkinkah Anda sebagai gitar menyetel ulang diri Anda sendiri pada saat yang tepat dan dapat kembali lagi ke kondisi puncak?
Seperti halnya Anda membaca kisah-kisah inspirasi; seperti halnya Anda mengikuti banyak seminar dan motivasi; seperti halnya Anda menyetel ulang senar-senar gitar, tetapi dilakukan oleh orang lain. Mungkinkah Anda menyetel ulang diri Anda kembali tanpa bantuan orang lain?
Untuk mempelajari sesuatu yang lain kita mungkin memang butuh orang lain. Tetapi, untuk menyadari kesalahan diri, yang paling tepat melakukannya adalah diri kita sendiri. Kitalah yang harus dapat menyetel ulang diri kita sendiri agar kita selalu berada di jalur yang benar dan selalu pada kondisi puncak, agar dapat menyadari bahwa kita sudah terlalu jauh menyimpang dan mengikuti arah yang salah, agar dapat menyadari arah yang lebih baik, agar dapat menyadari kalau kita sudah harus, atau terpaksa, membutuhkan bantuan orang lain.
Adakah teknologi yang dapat membuat kita selalu berada dalam kondisi puncak untuk dapat menyadari dan tahu kapan kita telah keluar jalur?
Raharjo, Ridwan. 2010. Revolusioner! Mudah Cari Pekerjaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
KOMENTAR