Qatar adalah salah satu negara di Kawasan Timur Tengah Dengan Doha Sebagai Ibukotanya.
Qatar adalah salah satu negara di Kawasan Timur Tengah Dengan Doha Sebagai Ibukotanya.
Qatar dahulu dijajah oleh Inggris dan Merdeka pada tanggal 3 September 1971.
Allahu Akbar... Allahu Akbar... Allahu Akbar... Laa Ilaaha Illallaah Allaahu Akbar Allahu Akbar wa lillahil hamd...
Idul Adha: Esensi Kepatuhan Seorang Hamba - Idul Adha merupakan hari yang sangat istimewa dalam syariat Islam karena terdapat 2 hal utama yang dilaksanakan secara serentak. Pertama, di Makkah Al Mukarromah sedang dilaksanakan Ibadah Haji, yang terdapat dalam Rukun Islam ke-5. Pada 9 Zulhijah, kaum Muslim dari berbagai pelosok seluruh dunia tidak peduli berbeda bangsa, bahasa atau warna kulit, semuanya berpakaian sama serba putih dan dengan tujuan yang sama, untuk beribadah dan mengabdikan diri kepada Allah SWT.
Loncat ke 3 Hikmah Berkurban:
Ibadah Haji merupakan salah satu syiar Islam yang sangat luar biasa. Kita bisa melihat bagaimana ratusan juta orang berkumpul di tempat yang sama, menunjukkan kesatuan dan persatuan tanpa mempedulikan bangsa, bahasa, warna kulit, kaya-miskin, tua-muda, pria-wanita, tinggi-pendek, dan lain-lain. Semua disatukan oleh akidah yang satu bernama ISLAM.
Bagi kita yang tidak melaksanakan ibadah Haji, sangat disunnahkan untuk berpuasa. Ada dua pendapat di sini yang sama-sama memiliki dasar yang kuat. Ada yang menganjurkan untuk berpuasa dari tanggal 1-9 Zulhijah (9 hari), atau berpuasa pada hari 'Arafah saja. Puasa Hari 'Arafah ini memiliki keutamaan yaitu dihapuskannya dosa-dosa kita setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.
"Puasa Hari 'Arafah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang...dan puasa 'Assyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu." (HR. Muslim).
Hadits ini menunjukkan bahwa puasa 'Arafah dan puasa 'Assyura memiliki keutamaan yang sangat besar. Keutamaannya yang dapat menghapus dosa-dosa selama tahun, menurut pendapat jumhur 'ulama, yang dimaksudkan di sini adalah dosa-dosa kecil, atau diringankannya dosa-dosa besar. Jadi jangan sampai berpikiran karena dosa-dosa setahun yang lalu dan setahun ke depan juga diampuni, kita jadi brutal melakukan dosa.
Puasa sendiri merupakan ibadah yang sangat utama karena langsung terkoneksi dengan Allah SWT dan nilai puasa tiap orang akan berbeda. Sesuai di dalam Hadits Qudsi: "Puasa ini adalah untuk-Ku, dan Aku-lah yang akan membalasnya. Sungguh dia telah meninggalkan syahwat, makanan dan minuman-nya semata-mata karena Aku."
Sementara para jamaah Haji diperbolehkan untuk tidak berpuasa karena pada hari itu mereka harus melaksanakan wukuf di Padang 'Arafah. Mereka membutuhkan kekuatan dan stamina yang cukup karena berada di bawah panas matahari yang sangat terik.
"Tidak ada hari yang Allah membebaskan hamba-hamba-Nya dari api neraka, lebih banyak daripada di hari 'Arafah." (HR. Muslim)
Selanjutnya yang kedua, pada Hari Raya 'Idul Adha diselenggarakan ibadah Kurban. Secara arti, Kurban adalah menyembelih binatang ternak yang sudah cukup umur (unta, sapi, kambing), setelah shalat 'Ied pada Hari Raya 'Idul Adha (10 Zulhijah) sampai tergelincir matahari pada hari terakhir Tasyrik (13 Zulhijah). Kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Isma'il yang terdapat di dalam Al-Qur'an (QS. Ash-Shaffat [37]: 99-113) menjadi dasar disyariatkannya Kurban bagi umat Muslim.
Cerita bermula dari Kisah Nabi Ibrahim dan Siti Hajar yang sudah lama menikah namun belum dikaruniai seorang anak pun. Nabi Ibrahim terus berdoa kepada Allah SWT., agar diberikan kepercayaan untuk menjadi seorang Ayah. Doa dan usahanya akhirnya membuahkan hasil, dan lahirlah seorang bayi laki-laki tampan bernama Isma'il. Menurut sejarah, Isma'il lahir ketika Nabi Ibrahim berumur 86 tahun.
Namun, kebahagiaan keluarga tersebut tidak berlangsung lama. Datanglah suatu mimpi yang sangat mengagetkan. Nabi Ibrahim mendapatkan perintah untuk menyembelih anaknya. Pada awalnya, dia tidak yakin terhadap perintah ini. Namun, setelah mengalami mimpi tersebut sampai 3 kali, dia baru betul-betul yakin bahwa ini adalah perintah dari Allah SWT. Kemudian Nabi Ibrahim menanyakan hal ini kepada Isma'il, yang diabadikan di dalam Al-Qur'an Surat Ash-Shaffat ayat 102:
"Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu?"
Selanjutnya, Isma'il menjawab: "Wahai ayahku, lakukanlah yang diperintahkan Allah kepadamu. Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar."
Sungguh luar biasa jawaban yang diberikan oleh Isma'il. Demikian juga dengan Nabi Ibrahim dalam menjalankan perintah Allah dan berhasil membunuh "berhala" rasa cinta kepada anak satu-satunya yang telah ditunggu berpuluh-puluh tahun.
Kemudian, mereka menuju suatu tempat yang ditentukan. Ketika Nabi Ibrahim sudah membaringkan Isma'il dan siap menyembelihnya, maka ketika itu pula Allah SWT., langsung mengganti Isma'il dengan seekor sembelihan yang besar.
"Lalu Kami panggil dia, Wahai Ibrahim! Sungguh engkau telah membenarkan mimpi itu. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu (Isma'il) dengan seekor sembelihan yang besar. Dan Kami abadikan untuk Ibrahim (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian. Selamat sejahtera bagi Ibrahim." (QS. Ash-Shaffat [37]: 104-109)
Dari peristiwa tersebut, sungguh nyata ujian keimanan yang berhasil dilalui oleh Nabi Ibrahim. Lalu bagaimana dengan kita? Apa sanggup menyembelih anak sendiri? Allah SWT., pun sudah mengetahui bahwa kita tidak akan mampu.
Tapi jangan khawatir, kita tetap bisa mengambil nilai ketaatan dan kepatuhan sebagai seorang hamba yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim dengan menyisihkan sebagian harta kita untuk berkurban. Kalau kita mampu, jangan tanggung-tanggung, harus sapi! Tapi kalau belum mampu ya 1 kambing juga cukup.
Kalo perlu nanti kita bawa sendiri hewan Kurban ke tempat penyembelihan agar lebih bermakna.
Apa yang akan kita latih dengan ikut melaksanakan Kurban? Ada banyak hikmah yang terkandung di dalamnya yang bisa disingkat sebagai KPK - ini bukan Komisi Pemberantasan Korupsi ya, namun Keimanan, Pengorbanan, dan Keberkahan.
Keimanan
Keimanan lahir dari sebuah keyakinan. Kisah Nabi Ibrahim dan Isma'il adalah suatu kisah yang pernah terjadi dan itulah yang mendasari terjadinya Ibadah Kurban. Meskipun kita tidak pernah menyaksikan secara langsung, dengan keimanan yang dimiliki, kita yakin bahwa kisah itu benar terjadi dan terkandung perintah dari Allah SWT untuk melaksanakan Ibadah Kurban.
Hakikatnya, keimanan yang didasarkan kepada keyakinan akan menimbulkan sikap kepatuhan seorang hamba, yang selanjutnya akan termanifestasi dalam bentuk ketaatan, keikhlasan, dan ketulusan.
Ketika cinta kepada Allah SWT lebih besar daripada cinta terhadap anak, istri, harta, bahkan dunia dan seisinya, itulah yang menjadikan perintah yang berat akan menjadi terasa ringan. Di sisi lain kita juga harus yakin bahwa Allah memberikan balasan yang terbaik bagi hamba-hamba-Nya yang patuh. Sehingga apa pun bentuk yang diperintahkan Allah, kita harus melaksanakannya dengan penuh rasa patuh. Hal ini akan meningkatkan keimanan kepada Sang Pencipta.
Pengorbanan
Kisah Nabi Ibrahim tidak disangsikan lagi merupakan pengorbanan yang sangat luar biasa dan hanya bisa dilakukan oleh orang-orang pilihan. Lalu bagaimana dengan kita? Sepertinya kita tidak akan mungkin bisa berbuat hal yang sama dengan Nabi Ibrahim karena sangat berat untuk ukuran manusia biasa.
Tapi paling tidak kita juga bisa melatih rasa pengorbanan kita untuk Allah SWT, dengan cara menyisihkan sebagian harta yang kita miliki untuk membeli binatang kurban dan diberikan kepada yang lebih membutuhkan.
Harta kita, mungkin, adalah salah satu 'berhala" dalam kehidupan kita yang terkadang terasa berat untuk dikeluarkan. Kita tidak sadar bahwa semua harta yang dimiliki itu asalnya dari Allah dan Dia dengan mudahnya dapat mengambil itu semua hanya dalam hitungan detik.
Lihatlah kisah Karun, seorang multi-billioner pada zamannya yang Allah lenyapkan ke dalam muka bumi bersama harta-hartanya.
Atau apakah kita sudah lupa dengan kejadian Tsunami tahun 2004 di mana Allah SWT., menunjukkan kekuasaan-Nya dengan mengirimkan badai Tsunami dan berakibat ribuan harta benda lenyap dan ratusan ribu nyawa melayang.
Jadi, jangan ragu-ragu, bagi teman-teman yang sudah memiliki penghasilan atau merasa berkecukupan, mengapa tidak mencoba untuk mulai berkurban pada tahun ini? Jangan takut miskin mengeluarkan harta, karena tidak pernah ada ceritanya orang yang bersedekah lalu Allah SWT., membiarkan orang tersebut jatuh miskin.
Keberkahan
Dengan melakukan Ibadah Kurban, InsyaAllah keberkahan akan datang. Satu hal yang harus selalu diingat bahwa di dalam harta kita ada hak-hak orang lain yang membutuhkan (fakir miskin, anak yatim, anak jalanan, dan sebagainya). Seharusnya kita bersyukur kepada Allah SWT, menjadikan kita sebagai perantara untuk membantu orang-orang yang kurang mampu. Kalau pun mereka bisa memilih, siapa sih yang mau jadi orang miskin? Siapa yang mau jadi anak jalanan tanpa masa depan yang pasti?
Keberkahan sendiri bisa datang dengan berbagai bentuk, baik yang terlihat (harta bertambah) atau pun yang tidak terlihat. Jadi kalau uang kita tidak bertambah, jangan langsung khawatir. Karena mungkin saja Allah mengganti di tempat lain yang terkadang kita tidak sadar, seperti diberikan kebahagiaan dan ketenteraman dalam hidup, keluarga kita diberikan kesehatan dan panjang umur, selamat dari bencana, usaha-usaha dan pekerjaan kita diberikan kelancaran, dan berbagai macam bentuk keberkahan lainnya.
Jadi, kepada teman-teman dan pembaca semua, saya mengajak marilah kita semua menyambut Idul Adha dengan hati yang bersih dan suci, serta tidak lupa untuk melakukan dua hal ini.
- Berpuasa di Hari 'Arafah
- Bagi teman-teman yang sudah bekerja/memiliki penghasilan/merasa mampu, marilah kita menyisihkan sebagian harta kita untuk dibelikan hewan kurban yang insya Allah, akan sangat bermanfaat bagi saudara-saudara kita yang jauh membutuhkan dan menjadi syiar Islam bagi saudara-saudara kita yang lain. Wallaahu a'lam bish shawwab.
KOMENTAR