Aktiva tetap merupakan salah satu komponen aktiva yang berperan penting dalam kegiatan usaha perusahaan.
AKTIVA TETAP |
Pengertian Dan Prinsip Dasar Akuntansi Aktiva Tetap - Aktiva tetap merupakan salah satu
komponen aktiva yang berperan penting dalam kegiatan usaha perusahaan. Aktiva
tetap biasanya menyangkut jumlah dana yang sangat besar dan untuk beberapa
perusahaan tertentu jumlah aktiva tetap adalah yang terbesar dibandingkan jenis
aktiva lainnya.
Selanjutnya secara berurutan akan diuraikan mengenai
pengertian dan prinsip dasar akuntansi yang menyangkut aktiva tetap.
Pengertian Aktiva Tetap
Aktiva tetap adalah kekayaan yang dimiliki dan digunakan untuk beroperasi dan memiliki masa manfaat dimasa yang akan datang lebih dari satu periode anggaran serta tidak dimaksudkan untuk dijual.”
Adapun definisi lain yang dikemukakan
Horngren & Harison (1997: 502) adalah :
Aktiva yang dapat digunakan dalam jangka yang lama dan bentuk fisiknya memberikan kegunaan dari aktiva tersebut.
Dari definisi aktiva tetap di atas
dinyatakan bahwa aktiva tetap tersebut mempunyai masa manfaat lebih dari satu
periode akuntansi, digunakan dalam bentuk operasi perusahaan, dan tidak
dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan. Aktiva tetap
mempunyai usia yang terbatas kecuali tanah, dan aktiva tetap bersifat non
moneter dalam artian masa manfaatnya diterima dari penggunaan atau penjualan
jasa-jasa dan bukan dari pengubahannya menjadi sejumlah uang tertentu.
Prinsip Dasar Akuntansi
Menurut
Williams & Stargo (1997 : 470) ada empat prinsip yang digunakan dalam
akuntansi aktiva tetap yaitu :
- Aktiva tetap pada permulaannya dicatat pada historical cost.
- Cost dari aktiva tetap dialokasikan sebagai penyusutan atau deplesi dengan cara yang sistematis dan rasional untuk mencapai kesesuaian biaya dan pendapatan selama masa manfaat aktiva tersebut.
- Penetapan cost dan alokasi berikutnya dari cost diperlukan berdasarkan berbagai estimasi dan asumsi tentang pemakaian dari aktiva tersebut.
- Cost yang tidak dialokasikan dari aktiva tetap yang disebut dengan nilai buku, adalah tidak dimaksudkan untuk mendekati harga pasar dari aktiva tetap tersebut.
Klasifikasi Aktiva Tetap
Aktiva yang digunakan
dalam operasi perusahaan digolongkan ke dalam dua kategori yaitu aktiva berwujud
dan aktiva tidak berwujud. Penggolongan semacam ini dikemukakan oleh Smith &
Skousen (1997 : 387), adalah sebagai berikut :
- Aktiva
tetap yang berwujud (tangible fixed assets)
Merupakan harta berwujud yang bersifat jangka panjang dalam aktivitas operasi perusahaan, di dalamnya meliputi; tanah, bangunan, perabot, mesin-mesin, dan peralatan lain yang digunakan untuk menghasilkan atau memudahkan penjualan barang dan jasa. - Aktiva tetap tidak berwujud (intangible fixed assets) Tidak dapat di observasi atau dilihat secara langsung, di dalamnya berbentuk persetujuan, kontrak, atau paten, tetapi harta itu sendiri tidak memiliki eksistensi fisik. Harta tak berwujud termasuk pos-pos seperti hak cipta, paten, goodwill, dan perjanjian monopoli.
Kapitalisasi Aktiva Tetap
Alokasi biaya yang
tepat harus dilaksanakan diantara berbagai pos aktiva dan beban karena akan
mempengaruhi perhitungan laba untuk serangkaian periode akuntansi. Oleh karena
itu pendapatan hanya dapat diukur dengan wajar apabila pengeluaran-pengeluaran
ditetapkan dan dikelompokkan seperti dikemukakan oleh Niswonger & Warren
(1999 : 412), adalah sebagai berikut :
- Pengeluaran Modal (Capital Expenditure) yaitu biaya akuisisi aktiva tetap yang ditambahkan ke aktiva tetap itu sendiri untuk meningkatkan nilai total aktiva tetap, atau memperpanjang umur manfaatnya.
- Pengeluaran
Pendapatan (Revenue Expenditure) yaitu biaya yang hanya
menyumbangkan keuntungan dalam periode berjalan atau biaya yang muncul sebagian
dari proses reparasi dan pemeliharaan normal.
Selain pertimbangan masa manfaat, kadangkala untuk alasan kepraktisan, dilakukan penyimpangan yaitu jika ; jumlah pengeluaran itu relatif kecil, manfaat dimasa yang akan datang tidak begitu berarti, sulit untuk mengukur manfaat dimasa yang akan datang maka pengeluaran itu dikelompokkan sebagai pengeluaran pendapatan (revenue expenditure).
Aktiva tetap dicatat berdasarkan nilai perolehannya,
sesuai pernyataan dalam Standar Akuntansi Keuangan dalam Pengakuan Awal Aktiva,
yaitu :
Suatu benda yang berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap, pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan.
Biaya perolehan suatu aktiva tetap terdiri dari
harga belinya, termasuk bea impor dan PPn Masukan Tak Boleh Restitusi
(non-refundable), dan setiap biaya yang dapat distribusi secara langsung dalam
membawa aktiva tetap tersebut ke kondisi yang membuat aktiva tersebut dapat
bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan. (SAK, 2002 : 16)
Dapat disimpulkan bahwa pencatatan aktiva tetap
dilakukan dengan menggunakan prinsip historical cost. Nilai yang dicatat tidak
hanya mencakup harga belinya saja, akan tetapi semua biaya yang dikeluarkan
untuk memperoleh aktiva tetap tersebut siap digunakan. Aktiva tetap dicatat dan
dinyatakan dalam neraca sebesar nilai buku yaitu nilai perolehan dikurangi
dengan akumulasi penyusutan.
Adapun untuk memperoleh aktiva tetap menurut Zaki
Baridwan (1997 : 274) dapat dilakukan dengan cara :
- Pembelian Tunai
Aktiva tetap yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat dalam buku-buku dengan jumlah sebesar uang yang dikeluarkan. Dalam jumlah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tetap termasuk harga faktur dan semua biaya yang dikeluarkan agar aktiva tetap tersebut siap untuk dipakai, seperti biaya angkut, premi asuransi dalam perjalanan, biaya balik nama, biaya pemasangan dan biaya percobaan. Semua biaya-biaya di atas dikapitalisasi sebagai harga perolehan aktiva tetap. - Pembelian Angsuran
Apabila aktiva tetap diperoleh dari pembelian angsuran, maka dalam harga perolehan aktiva tetap tidak boleh termasuk bunga. Bunga selama masa angsuran baik jelas-jelas dinyatakan maupun tidak dinyatakan tersendiri, harus dikeluarkan dari harga perolehan dan dibebankan sebagai biaya bunga. - Ditukar dengan Surat-Surat Berharga
Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan saham atau obligasi perusahaan, dicatat dalam buku sebesar harga pasar saham atau obligasi yang digunakan sebagai penukar. Apabila harga pasar saham atau obligasi itu tidak diketahui, harga perolehan aktiva tetap ditentukan sebesar harga pasar aktiva tersebut. - Ditukar dengan Aktiva Tetap yang
Lain
Banyak pembelian aktiva tetap dilakukan dengan cara tukar menukar, atau sering disebut “tukar tambah”, dimana aktiva lama digunakan untuk membayar harga aktiva baru, baik seluruhnya atau sebagian dimana kekurangannya dibayar tunai. Dalam keadaan seperti ini, prinsip harga perolehan tetap harus digunakan, yaitu aktiva baru dikapitalisasikan dengan jumlah sebesar harga pasar aktiva lama ditambah uang yang dibayarkan (kalau ada) atau dikapitalisasikan sebesar harga pasar aktiva baru yang diterima. Dalam hal pertukaran ini akan dipisahkan menjadi dua yaitu pertama untuk pertukaran aktiva yang tidak sejenis dan kedua, untuk pertukaran aktiva tetap yang sejenis.- Pertukaran
Aktiva yang Tidak Sejenis
Yang dimaksudkan dengan pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis adalah pertukaran aktiva tetap yang sifat dan fungsinya tidak sama seperti pertukaran tanah dengan mesin-mesin, tanah dan gedung dan lain-lain. Penentuan harga perolehan dalam pertukaran seperti ini harus didasarkan pada harga pasar aktiva tetap yang diserahkan ditambah uang yang dibayarkan. Bila harga pasar aktiva yang diserahkan tidak dapat diketahui, maka harga perolehan aktiva baru didasarkan pada harga pasar aktiva baru. - Pertukaran
Aktiva Tetap yang Sejenis
Yang dimaksud dengan pertukaran aktiva tetap yang sejenis adalah pertukaran aktiva tetap yang sifatnya dan fungsinya sama seperti pertukaran mesin produk merk A dengan merk B, atau Truk merk A dengan merk B, dan seterusnya.
- Pertukaran
Aktiva yang Tidak Sejenis
- Diperoleh dari Hadiah / Donasi
Aktiva tetap yang diperoleh dari hadiah / donasi, pencatatannya bisa dilakukan menyimpang dari prinsip harga perolehannya. Untuk menerima hadiah, mungkin dikeluarkan biaya-biaya, tetapi biaya-biaya tersebut jauh lebih kecil dari nilai aktiva tetap yang diterima. Apabila aktiva dicatat sebesar yang sudah dikeluarkan, maka hal ini akan menyebabkan jumlah aktiva dan modal terlalu kecil, juga beban depresiasi menjadi terlalu kecil. Untuk mengatasi keadaan seperti ini maka aktiva yang diterima sebagai hadiah dicatat sebesar harga pasarnya. - Aktiva yang Dibuat Sendiri
Perusahaan mungkin membuat sendiri aktiva tetap yang diperlukan seperti gedung, alat-alat dan perabot. Pembuatan aktiva tetap ini biasanya dengan tujuan untuk mengisi kapasitas atau pegawai yang masih idle. Dalam pembuatan aktiva, semua biaya yang dapat dibebankan langsung seperti bahan, upah langsung dan factory overhead langsung tidak menimbulkan masalah dalam menentukan harga pokok aktiva yang dibuat.
Penentuan Harga Perolehan Aktiva Tetap
Dalam menetapkan besarnya nilai
perolehan aktiva tetap berlaku prinsip harga perolehan yang menyatakan bahwa
semua pengeluaran yang terjadi sehingga aktiva tersebut siap digunakan, karena
aktiva tetap itu bermacam-macam maka Zaki Baridwan (1997 : 287) menguraikannya
sebagai berikut:
- Tanah
Harga perolehan tanah terdiri dari berbagai elemen seperti; harga beli, komisi pembelian, bea balik nama, biaya penelitian tanah, iuran-iuran (pajak-pajak) selama tanah belum dipakai, biaya merobohkan bangunan lama, biaya perataan tanah, pajak-pajak yang jadi beban pembeli tanah pada waktu pembelian tanah. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki keadaan tanah tetapi mempunyai umur yang terbatas tidak dikapitalisasi dalam rekening tanah tetapi dicatat sendiri dalam rekening jalan-jalan dan jembatan. Biaya-biaya seperti itu misalnya biaya untuk membuat jalan, trotoar, dan saluran air. Jika tanah dimiliki untuk tujuan investasi, maka semua biaya yang timbul dalam hubungannya dengan tanah tersebut selama masa pemilikan dikapitalisasi menambah harga perolehan. - Bangunan
Biaya yang dikapitalisasi sebagai harga perolehan gedung adalah; harga beli, biaya perbaikan sebelum gedung itu dipakai, komisi pembelian, bea balik nama, pajak-pajak yang menjadi tanggungan pembeli pada waktu pembelian. Apabila gedung itu dibuat sendiri maka harga perolehan gedung terdiri dari; biaya-biaya pembuatan gedung, biaya perencanaan, biaya pengurusan izin bangunan, pajak-pajak selama masa pembangunan gedung, bunga selam pembuatan gedung, asuransi selama masa pembangunan. Alat-alat perlengkapan gedung seperti tangga berjalan, lift dan lain-lain dicatat tersendiri dalam rekening alat-alat gedung dan akan didepresiasi selama umur alat-alat tersebut. - Mesin dan Alat-alat
Yang merupakan harga perolehan mesin dan alat-alat adalah; harga beli, pajak pajak yang menjadi beban pembeli, biaya angkut, asuransi dalam perjalanan, biaya pemasangan, biaya-biaya yang dikeluarkan selama masa percobaan mesin. Apabila mesin itu dibuat sendiri maka harga perolehannya terdiri dari semua biaya yang dikeluarkan untuk membuat mesin. Mesin yang disewa dari pihak lain, biaya sewanya tidak dikapitalisasi tetapi dibebankan sebagai biaya pada periode terjadinya. - Kendaraan
Yang termasuk harga perolehan kendaraan adalah harga faktur, bea balik nama dan biaya angkut. Pajak-pajak yang dibayar setiap periode seperti pajak kendaraan bermotor, jasa raharja, dan lain-lain dibebankan sebagai biaya pada periode yang bersangkutan. Harga perolehan kendaraan ini didepresiasi selama masa kegunaannya.
Penyusutan
Aktiva tetap kecuali
tanah atau hak atas tanah pada waktu digunakan dalam operasi perusahaan yang
dimaksudkan untuk memperoleh laba, kegunaannya akan semakin menurun. Penurunan
kegunaan aktiva tetap tersebut mengakibatkan nilainya harus disusutkan. Proses
itu dinamakan penyusutan untuk aktiva berwujud yang dapat diganti.
Proses penyusutan ini penekanan
utamanya adalah pada pengalokasian biaya dari cost aktiva tetap ke biaya
periode untuk ditandingkan dengan pendapatan yang dilaporkan pada masing-masing
periode selama digunakan aktiva tersebut.
Pengertian Penyusutan
Definisi penyusutan
menurut Smith & Skousen (1997 : 491) adalah sebagai berikut :
Pengalokasian harga perolehan aktiva secara sistematik dan rasional selama masa manfaat dari aktiva bersangkutan.
Adapun definisi lain
penyusutan yang dikemukakan Cashin & Feldman (1997 : 201) adalah sebagai
berikut :
Suatu proses alokasi biaya, bukan penilaian atas aktiva. Dengan sasaran aktiva yang berwujud seperti pabrik dan alat-alat, biaya penyusutan merupakan suatu penurunan dalam potensi pelayanan dari aktiva yang bersangkutan sepanjang umur kegunaannya.
Menurut definisi di atas jumlah total yang
dibebankan terhadap pendapatan ditetapkan dengan nilai perolehan terlebih
dahulu dikurangi estimasi nilai sisa yang dimanfaatkan atau nilai residu.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penentuan Beban Penyusutan
Sedangkan menurut Smith & Skousen
(1997 492) menyatakan ada empat faktor yang mempengaruhinya, antara lain :
- Biaya
/ harga perolehan aktiva tetapMeliputi seluruh pengeluaran yang berkaitan dengan perolehan dan penyiapannya untuk dapat digunakan.
- Nilai
ResidualJumlah yang diperkirakan dapat direalisasikan pada saat aktiva sudah tidak digunakan lagi.
- Masa
ManfaatAktiva tetap selain tanah memiliki masa manfaat terbatas karena faktor-faktor fisik dan fungsional tertentu.
- Pola
PenggunaanUntuk menandingkan harga perolehan aktiva tetap terhadap pendapatan, beban penyusutan periode harus mencerminkan setepat mungkin pola penggunaan.
Dapat disimpulkan dari pendapat-pendapat di atas
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penentuan penyusutan adalah sebagai
berikut :
- Dasar penyusutan yang terdiri atas :
- Nilai perolehan aktiva tetap.
- Nilai residu yang diperkirakan
- Masa Manfaat:
- Pola Penggunaan
Metode Penyusutan
Untuk mengalokasikan
cost aktiva tetap ke periode-periode yang memperoleh manfaat terdapat beberapa
metode yang dapat digunakan. Metode yang digunakan hendaknya merupakan suatu
hasil pertimbangan dan harus diseleksi agar sedapat mungkin mendekati pola
penggunaan yang diperkirakan atas aktiva yang bersangkutan.
Menurut IAI (2002 :
17.3) metode-metode penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode yang
dapat dikelompokkan menurut kriteria berikut:
1.
Berdasarkan waktu :
- Metode garis lurus (Straight-line method)
- Metode
pembebanan yang menurun:
- Metode jumlah-angka-tahun (sum-of-the-years-digit-method).
- Metode saldo menurun / saldo-menurun-ganda (declining / double-declining balance method)
2. Berdasarkan
Penggunaan :
- Metode jam-jasa (sevice-hours method).
- Metode jumlah unit produksi (productive-output method).
3. Berdasarkan
kriteria lainnya :
- Metode berdasarkan jenis dan kelompok (grup and composite method).
- Metode anuitas (annuity method).
- Sistem
persediaan (inventory system).
Sedangkan Zaki Baridwan (1997 : 309) mengelompokkan metode penyusutan sebagai berikut:
- Metode Garis Lurus (straight-line method).
- Metode Jam Jasa (service-hours method).
- Metode Hasil Produksi (productive output method).
- Metode Beban Berkurang (reducing charge method).
- Metode Tarif Kelompok / Gabungan.
Sedangkan dalam
perpajakan yang dikemukakan oleh Mardiasmo bahwa metode penyusutan yang
dipergunakan adalah :
- Metode Garis lurus (straight line).
- Metode Saldo Menurun (declining balanced
method).
KOMENTAR